budidaya anggur hanya bisa dikembangkan di wilayah dataran tinggi. Anggapan semacam ini tentu kurang tepat, karena tanaman anggur juga dapat tumbuh baik di dataran rendah jika dikelola dengan baik.
Beberapa orang menganggapMas Har, salah seorang warga Desa Sokopuluhan mengaku telah memiliki omset hingga puluhan juta rupiah dari hasil budidaya anggur. Hasil tersebut di dapat dari penjualan buah hingga bibit-bibit tanaman anggur.
Mas Har sendiri telah menggeluti budidaya anggur sejak tahun 2017 dan sampai saat ini sudah mulai memasarkan bibit-bibit anggur hampir keseluruh plosok wilayah Indonesia. Menurut Mas Har prospek budidaya anggur di Indonesia sendiri sangat menjanjikan dikarenakan Indonesia merupakan Negara yang beriklim tropis, hanya mengenal musim kemarau dan musim hujan sehingga petani mampu mengontrol lebih mudah pembuahan tanaman anggur.
Untuk penanaman bibit sendiri cukup mudah, dimana bibit yang siap tanam dibenamkan sekitar 7 cm kemudian diberi media campuran tanah dengan rambut padi ditaruh di dalam polybag ukuran 12x15 serta tidak boleh ditekan berlebih anggar pertumbuhan bibit dapat maksimal.
“panen pertama hampir dapat dipastikan sudah bisa balik modal” ujar Mas Har, Senin (07/02)
Di masa pandemi covid-19 ini, budidaya anggur menjadi alternatif usaha yang menjanjikan. Memulainya pun tidak harus menggunakan lahan yang luas, ditambah lagi saat ini trend memetik buah anggur langsung dari kebun dapat menaikan nilai ekonomis dari buah anggur itu sendiri. Tak jarang orang luar kota rela datang jauh-jauh untuk menikmati memetik buah anggur langsung di kebun, menjadi semacam wisata tersendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H