Tujuh puluh empat tahun setelah Indonesia merdeka rupanya tak menjamin merdekanya akal sebagian rakyat kita. Hal itu terbukti ketika banyak orang yang masih doyan memperdebatkan hal-hal yang tak substansial, lebih-lebih yang sering diperdebatkan itu ternyata masih bersifat prasangka. Sungguh sangat disayangkan, orang yang kerap terlibat disini adalah para penyandang atribut religius yang tak jarang ilmunya masih butuh klarifikasi kembali.
Jangan sampai kesalahan data dalam kepala yang tak disadari disebar luaskan demi mencari pamor dengan dalih "menyelamatkan akidah umat". Jangan pula karena pengetahuan yang salah tersebut kita jadi mencurigai (su'udzon) pada orang lain bahkan sampai sembarangan menuduh dengan label "sesat, dajjal, ya'juj wal ma'juj, antek zionis dan sebagainya."
Perlu diketahui, penyakit paranoid sedang mengidap umat muslim kita di Indonesia saat ini. Selain paranoid terhadap salib yang sering kali terjadi, mereka juga paranoid terhadap illuminati. Semua material benda yang kebetulan mirip dengan simbol illuminati mereka tuduh itu sebagai konspirasi kaum Yahudi. Padahal hanya prasangka saja, yang penting bikin rame dulu, baru ujung-ujungnya nuduh pemerintah telah berkonspirasi dengan kaum Yahudi untuk memurtadkan akidah kaum muslim dan semua akan menjadi antek Dajjal katanya.
Sungguh sempit sekali pikiran kalian. Kalau memang hal itu nyata adanya seperti yang kalian pikirkan, apakah kalian punya bukti valid atas prasangka kalian itu? Dimana Masjid yang katanya representasi dari Illuminati adalah hasil konspirasi pemerintah dengan kaum Yahudi? Kalau hanya praduga, dan ternyata tidak terbukti, berarti kalian telah berburuk sanga pada orang lain, tidak hanya itu, kalian juga sudah memfitnah saudara sendiri, yang beriman pada Tuhan Yang Maha Esa dan melaksanakan salat fardu lima kali sehari!
Oleh karenanya, apa yang disampaikan ustaz Rahmat Baequni dalam acara diskusi bersama Ridwan Kamil hari Senin kemarin adalah bagian dari ilusi illuminati ini juga. Ustaz yang katanya terkenal suka berceramah tentang akhir zaman ini blak-blakan mengkritik dengan nada menyindir bahwa Mesjid al-Safar yang diarsiteki Ridwan Kamil itu disebut mirip simbol Illuminati, dan karena mirip illuminati maka itu adalah bagian dari Dajjal.Â
Lucunya lagi, para fans-nya pun tak ketinggalan ikut nyindir (boleh dikatakan memfitnah) kalau mesjid itu penuh dengan pesan Illuminati. Saat sang ustaz berseru "Haram hukumnya simbol (illuminati) itu dalam mesjid, betul? Karena simbol itu akan membatalkan salat kita, dan akan menggugurkan tauhid kita!" Para fans dengan akal "manut wae" itu pun menyambut seruan sang ustaz, "betuuull", seolah apa yang disampaikan bernilai benar.
Padahal kalau kita mau berlogika, sejak kapan salat di mesjid yang ornamennya berbentuk segitiga Piramida dapat membatalkan salat? Sejak kapan pula sujud di tempat itu sama dengan bersujud kepada Dajjal? Sejak kapankah orang yang membiarkan ornamen mesjid berbentuk segitiga mirip Piramida ini menjadi auto-Dajjal? Â Adakah dalil Anda wahai ustaz akhir zaman yang bisa mendukung argumenmu ini? Jangan hanya karena bermodal dalil "mirip Dajjal" Â saja anda begitu leluasa membodohi umat, lalu seenaknya main tuduh ada konspirasi Yahudi bersama pemerintah. Sekali lagi, apakah Anda punya bukti kalau pemerintah ini sedang ingin memurtadkan rakyatnya?
Tak perlu jauh-jauh, mesjid berkubah yang sering Anda tempati untuk beribadah nyatanya diadopsi dari bangunan Yunani (yang bukan Islam), bahkan diadopsi juga oleh penganut Yahudi dan Nasrani untuk tempat ibadah mereka mulai dari kuil, sinagog dan gereja. Kalau Anda meyakini itu arsitektur dari Islam Anda salah besar! Tunjukkan bukti sejarah Anda kalau Nabi pernah membangun mesjid dengan kubah dulu! Mesjid di era Nabi tidak seperti sekarang, bentuknya sederhana dengan hanya dikelilingi dinding dan beratapkan pelepah pohon kurma.
Lantas yang menjadi pertanyaan, apakah mesjid yang ternyata mirip dengan bangunan kaum Yahudi dan Nasrani itu bila tempati salat sama dengan beribadah di sinagog atau gereja? Kalau iya, habislah miliyaran kaum muslim di seluruh dunia menjadi murtad karena mereka beribadah di tempat yang mirip dengan bangunan 'kafir'. Â Dan oleh karenanya, akidah Anda pun ikut murtad karena Anda pasti sering salat di mesjid bekubah yang mirip dengan bangunan 'kafir' itu.
Memang betul ada organisasi Illuminati yang digerakkan oleh kaum Yahudi dan konon mereka ingin mengendalikan dunia lewat ideologi mereka yang bernama "Tatanan Dunia Baru". Tapi tunggu dulu, tidak semua kaum Yahudi itu masuk dalam kategori yang Anda maksud. Nyatanya tidak semua kaum Yahudi setuju dengan Tatanan Dunia Baru atau Zionisme, mereka yang tidak setuju justru adalah kaum Yahudi yang asli dimana masih memegang nilai-nilai ajaran agama mereka. Bahkan ajaran agama mereka tidak membenarkan paham kaum Zionis yang kini telah menduduki Palestina.Â
Kalau Pak ustaz pernah dengar Yahudi Ortodoks, itulah mereka. Silahkan tanya apakah mereka mengakui kaum yang menjajah Palestina itu sebagai bagian dari ras Yahudi? Jelas mereka akan menolak, karena faktanya kaum Zionis hanya segolongan orang-orang yang mengaku sebagai Yahudi, aslinya mereka adalah bangsa Khazar yang kini mereka mengklaim sebagai Yahudi yang dikenal dengan Yahudi Askhenazi.
Pak ustaz nggak percaya? Silahkan simak ceramah Syaikh Imran Hosein yang juga sering mengulas ilmu akhir zaman, barang kali Pak ustaz bisa dapat pandangan baru yang lebih rasional ketimbang harus berdelusi tentang illuminati.
Saran saya, jangan terburu-buru menjustifikasi hal yang masih bersifat prasangka atau cuma sekadar mencocok-cocokkan antara benda yang satu dengan benda yang lain hanya karena kebetulan mirip. Kalau pun Anda berniat baik untuk umat, lakukanlah dialog dengan santun tanpa merasa lebih pintar di hadapan Pemerintah Anda, apalagi dengan gaya ceramah yang menggebu-gebu dan mencoba membangkitkan teriakan jemaah guna membenarkan isi ceramah Anda. Itu sombong namanya.
Tahukah Pak ustaz bahwa menasehati orang lain juga ada etikanya, apalagi kalau dia seorang pemimpin. Memberi nasehat pada orang lain di depan umum yang disertai sindiran dan kata-kata yang menyudutkannya bukanlah nasehat. Justru itu meruntuhkan dan menghancurkan martabatnya. Jika ditanya siapa yang mesti bertabayyun perihal ornamen bangunan mesjid, ya Anda lah yang harusnya bertabayyun, mengapa harus Ridwan Kamil? Bukannya Anda yang merasa terusik dengan kehadiran mesjid itu? Kok nyuruh-nyuruh orang lain buat mendatangi Anda. Anda ini siapa?
Imam syafi'i berakata, "Barangsiapa menasehati saudaranya dengan sembunyi-sembunyi, berarti ia telah menasehati dan mengindahkannya. Barangsiapa menasehati dengan terang-terangan, berarti ia telah mempermalukan dan memburukkannya."
Oleh karenanya saya setuju dengan Pak Ridwan Kamil, kalau mau mengritik hanya karena bentuknya segitiga, kritik aja sekalian semua simbol-simbol yang mirip dengan Illuminati, seperti simbol FPI gitu. Barangkali Pak ustaz mau menambah pahala dengan ber-'amar ma'ruf nahi munkar.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H