Mohon tunggu...
Niam Fuady
Niam Fuady Mohon Tunggu... Musisi - Pemuda penuh rencana karier

Meningkatkan pengetahuan dengan membaca, berekspresi melalui karya tulisan dan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berat Berkonsisten

23 Juli 2019   21:04 Diperbarui: 23 Juli 2019   21:14 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ide pemikiran untuk menulis artikel ini berangkat dari pengalaman pribadi yang menurut diri saya akan bermanfaat jika dibagikan kepada semua orang khususnya anak muda. Generasi bangsa tidaklah lain adalah para pemuda Indonesia. Pemuda Indonesia adalah harapan bangsa. Tanggungjawab akan nasib negara di masa yang akan datang ada di pundak masing-masing. Saat ini Indonesia masih berstatus sebagai negara berkembang yang tentu dengan berbagai usahanya akan mencapai predikat negara maju. Proses perkembangan negara kita saat ini masih dipegang oleh para individu yang mengabdi kepada negara demi kemajuannya. Individu pengabdi negara tersebut juga manusia, suatu saat akan tiba waktu untuk pulang kepada sang pencipta. Jika semua itu telah terjadi, di sinilah peran pemuda yang sesungguhnya, yaitu melanjutkan perjuangan untuk memajukan negara Indonesia.

Sebagai pemuda, saya mendapatkan masalah yang begitu beratnya untuk diatasi. Sekilas memang terlihat sepele dan terlalu mudah untuk diatasi. Namun, estimasi itu tidaklah seperti yang terfikirkan. Masalah itu adalah tentang konsistensi. Sebagai anak muda yang memiliki tanggungjawab kepada negara, tentunya harus mewujudkan suatu kontribusi terhadapnya. Kontribusi saya kepada negara saat ini yaitu dengan menempuh pendidikan di perguruan tinggi yang juga dapat dikatakan sebagai investasi suatu negara. Dengan saya menempuh pendidikan, saya memiliki harapan agar nantinya saya menjadi pribadi yang berkualitas dan bermanfaat bagi negara. Perjalanan penempuhan pendidikan memang terasa sangat memakan waktu. Namun, ini hanya masalah waktu yang nanti akan terbayar semuanya dengan peningkatan kualitas pribadi.  Perjalanan pendidikan saya sangatlah berat, terutama pendidikan di perguruan tinggi ini. Rasa berat itu dilatarbelakangi oleh kesukaran diri untuk konsisten dalam semua hal. 

Tidak mampu konsisten, memang menjadi komponen yang dapat membuat semuanya menjadi berantakan. Berantakan dalam perencanaan jangka panjang maupun perencanaan jangka pendek. Konsisten adalah suatu tindakan yang didukung dengan upaya untuk mempertahankan suatu keputusan atau dengan mudah dapat dikatakan sebagai sesuatu yang tidak berubah. Mempertahankan suatu keputusan berupa pilihan tidak semudah dan seringan mendorong troli kosong tanpa barang belanjaan. Karena perjalanan dalam mempertahankan suatu keputusan akan dihampiri oleh godaan yang dapat meracuni pikiran kita. Sehingga membuat keyakinan akan suatu keputusan yang telah diambil akan secara berangsur memudar. Pengalaman saya mengatakan bahwa konsisten itu adalah tantangan. Namanya juga tantangan, tidak ada yang mudah. Perlu usaha dan upaya keras untuk menaklukkan suatu tantangan. Begitupun konsistensi, tantangan yang memerlukan usaha dan upaya keras pula untuk menaklukkannya.

Menjaga pikiran dari godaan yang dapat meracuni fikiran agar tetap konsisten akan suatu keputusan adalah kunci utama untuk konsisten. Karena fikiran adalah akar penggerak dalam pengambilan suatu keputusan. Selalu berusaha agar keyakinan akan suatu pilihan dapat terus bertahan hingga tercapainya hasil dari pilihan tersebut. Pengendali utama dalam penerapan konsistensi ada pada diri sendiri.

Percayalah para kaum muda, Anda adalah aset bangsa. Jangan pernah merasa bahwa Anda tidak berguna, jangan merasa bahwa anda tidak berharga. Karena siapapun Anda, Anda adalah aset negara. Berlatihlah untuk konsisten, berjuanglah untuk konsisten. Karena suatu saat negara akan membutuhkan sosok pribadi yang konsisten akan semua hal seperti Anda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun