Mohon tunggu...
Muhammad satriawan
Muhammad satriawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Penulis merupakan salah satu dosen di salah perguruan tinggi negeri di Kota Surabaya. Penulis memiliki hobi meneliti terkait topik pembelajaran fisika.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Duta Fisika, Diplomasi Batik sebagai Identitas Negeri dengan Pendekatan Etnosains

11 Juli 2024   18:00 Diperbarui: 11 Juli 2024   18:04 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi PKM Internasional

Taoyuan, Taiwan (5 Juli 2024) – Dalam rangka memperkenalkan dan melestarikan budaya Indonesia, dosen S1 Pendidikan Fisika dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mengadakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Internasional bertajuk "Fisika Duta: Diplomasi Bathik sebagai Identitas Negeri dengan Pendekatan Etnosains." Kegiatan ini berlangsung di Kampus National Central University (NCU), Kota Taoyuan, Taiwan. Kegiatan ini diketuai oleh Mita Anggaryani, M.Pd., Ph.D dengan anggota Setyo Admoko, M.Pd., Utama Alan Deta, M.Pd., M.Si, dan Dr. Muhammad Satriawan, M.Pd.

Acara ini dihadiri oleh 35 peserta, yang terdiri dari anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) NCU Taiwan dan penduduk asli Taiwan yang antusias untuk belajar tentang warisan budaya Indonesia. Kegiatan PKM ini mencakup seminar dan workshop pembuatan batik, yang dipandu oleh dosen-dosen UNESA yang ahli di bidangnya. Dalam seminar yang disampaikan oleh Utama Alan Deta, M.Pd., M.Si yang didampingi Dr. Muhammad Satriawan M.Pd, para peserta diberikan penjelasan tentang filosofi dan sejarah batik sebagai salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO. Pendekatan etnosains digunakan untuk menggambarkan bagaimana proses pembuatan batik tidak hanya bernilai seni, tetapi juga melibatkan prinsip-prinsip fisika, seperti perpindahan panas dan kapilaritas, yang membuat motif batik menjadi unik dan beragam.

 

Workshop pembuatan batik yang diselenggarakan setelah seminar memberikan kesempatan kepada para peserta untuk langsung terlibat dalam proses kreatif ini. Mereka diajarkan teknik dasar pembuatan batik, mulai dari menggambar motif, hingga pewarnaan kain. Para peserta dengan semangat mencoba setiap tahap dan menghasilkan karya batik mereka sendiri sebagai kenang-kenangan. Para peserta menyampaikan kesan positif terhadap kegiatan ini. 

Mereka merasa bahwa kegiatan semacam ini sangat bermanfaat dan perlu diadakan setiap tahun serta diselenggarakan secara masif. “Acara seperti ini sangat penting untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia internasional dan juga mempererat hubungan antarnegara. Saya berharap kegiatan seperti ini bisa menjadi agenda tahunan dan diikuti oleh lebih banyak orang,” ujar salah satu peserta dari PPI NCU Taiwan.

 

Kegiatan ini bukan hanya bertujuan untuk memperkenalkan batik kepada masyarakat internasional, tetapi juga untuk mempererat hubungan diplomatik melalui budaya dan ilmu pengetahuan. Melalui program "Fisika Duta," dosen UNESA berharap dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya Indonesia, sekaligus menunjukkan bagaimana ilmu fisika dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 

Acara ini mendapat sambutan hangat dari peserta dan pihak PPI NCU. Mereka berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk memperkaya wawasan budaya dan ilmiah serta memperkuat ikatan antara Indonesia dan Taiwan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun