Mohon tunggu...
Muhammad Kautsar
Muhammad Kautsar Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMAN 28 Jakarta

Siswa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Resensi Novel "The Last Dragonslayer"

3 Maret 2021   14:44 Diperbarui: 8 Maret 2021   09:54 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  • Identitas Buku

Judul: The Last Dragonslayer

Penulis: James Fforde

Penerbit: Hodder & Stoughton

Tanggal Terbit: 4 Nov 2010 (Sampul Tebal)

Tebal: 280 Halaman

Nomor Edisi : ISBN 978-1-4447-0717-5

  • Sinopsis

Cerita dimulai dengan seorang gadis yang bernama Jennifer Strange, gadis muda yang masih berusia 15 tahun, yang memiliki kewajiban sementara untuk menggantikan manajer yang hilang, Tuan Zambini, untuk sebuah Agen Tenaga Kerja Penyihir bernama Kazam. Ada ramalan yang mengatakan bahwa naga terakhir akan segera mati, artinya wilayah kekuasaan naga itu untuk diperebutkan oleh orang-orang. Mencoba untuk menemukan kebenaran dari masalah ini, Jennifer berusaha menemukan Dragonslayer resmi namun tanpa sepengetahuannya Jennifer malah menjadi Dragonslayer penggantinya. Dan dari sana pun keadaan semakin parah. Dragonslayer sebelumnya meninggal dikarenakan usia tuanya dan Jennifer pun menjadi Dragonslayer terakhir, yang berarti dia akan menjadi orang yang membunuh Sang Naga.

Jennifer Strange hampir berusia 16 tahun. Seorang anak terlantar, atau yatim piatu, dia tinggal dua tahun lagi untuk menyelesaikan pekerjaan kontraknya kepada Tuan Zambini, yang menjalankan rumah kerja sihir terakhir. Jennifer bertugas mengelola semua penyihir di bawah asuhannya dan memberi mereka pekerjaan, serta mengisi semua pekerjaan pemerintah yang terkait dengan hal sihir di era modern saat ini.

Dia kembali ke Menara Zambini setelah menemukan Tiger, seorang anak terlantar baru, yang akan bekerja di bawahnya selama dua tahun ke depan sementara dia mengajarinya bagaimana melakukan pekerjaannya. Ini termasuk hal-hal seperti berurusan dengan kepribadian unik dari banyak penyihir, dan menangani hal-hal sihir di dalam Menara. Dia segera ditarik oleh salah satu penyihir yang merupakan seseorang yang dapat melihat sekilas ke masa depan. Dia berkata bahwa naga terakhir akan segera mati. Jennifer memanggil penyihir lainnya yang lebih kuat dari penyihir di Menara Zambini dan mereka mengatakan itu akan terjadi pada hari Minggu siang.

Para penyihir dari Menara Zambini mulai memperhatikan bahwa kekuatan sihir mereka tampak lebih kuat dari sebelumnya, dan sihir tampaknya mulai semakin kuat hari demi hari bukan seperti biasanya yang perlahan-lahan menipis seperti yang terjadi selama empat ratus tahun terakhir. Jennifer belajar tentang Dragonpact, yang dibuat untuk melindungi manusia dan naga, dan memberi setiap naga sebuah Dragonland yang dilindungi oleh perisai magis yang akan membunuh secara instan siapa pun yang mencoba melewatinya. Dia mencari Dragonslayer saat ini dan dia mengatakan kepadanya bahwa dia telah menunggunya. Jennifer Strange adalah Dragonslayer terakhir seperti yang dijelaskan dalam pedang Dragonslayer yang dibuat dengan Dragonpact. Dia mendapat kursus kilat dalam membunuh naga, mengambil sumpah dan segera menjadi Dragonslayer baru. Tidak menyadari bahwa akan ada banyak rintangan yang menghadang di jalannya.

  • Kelebihan

Novel ini memiliki unsur dan tema yang sangat menarik dimana unsur mistis serta sihir dicampur ke dalam kehidupan modern dimana sihir sudah mulai tersisihkan dengan perkembangan zaman. Buku karangan James Fforde ini benar-benar mengajak para pembacanya untuk berimajinasi sesuai dengan fantasi yang mereka pikirkan selama membaca novel ini.

Kisah yang disampaikan juga memukau jiwa emosional dari para pembaca yang telah sampai di akhir cerita dan menyaksikan sendiri penutup dari novel ini. Menurut saya sendiri sebagai seorang pembaca, novel ini sangat dianjurkan bagi para remaja yang sedang di masa penuh dengan imaginasi dan kreativitas.

  • Kekurangan

Novel ini memiliki beberapa kekurangan yang mungkin akan cukup terasa apabila dibaca dengan teliti dan berulang-ulang, seperti alur yang terkadang membingungkan bagi sudut pandang pembaca, istilah-istilah asing yang tidak dijelaskan secara rinci dalam cerita yang disampaikan, serta terkadang ada adegan yang terasa tidak seperti novel fiksi bertema fantasi.

#) Resensi Novel

Tema yang diambil dari karya novel ini adalah fantasi modern, dimana Sang Penulis mengajak para pembacanya untuk membayangkan dan berimajinasi sesuai dengan pemikiran mereka sendiri mengenai cerita serta latar yang ada di dalam novel ini.

Gaya dari novel karangan James Fforde ini mirip dengan serial Thursday Next dan Nursery Crimes , tetapi asumsi dan aturan dunia di dalamnya sangatlah berbeda. Tidak seperti novel Jasper Fforde lainnya, tidak ada referensi yang jelas untuk karya fiksi  ini selain imajinasi dari sang pembaca itu sendiri, meskipun banyak elemen standar fantasi digunakan untuk efek komikal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun