Passionnya adalah penulis berita investigasi. Tak hanya di lingkup lokal dan Nasional, ia juga menjadi satu-satunya wartawan Indonesia yang berhasil mengunjungi Kamboja untuk menulis tentang skandal judi online internasional yang melibatkan anak-anak Indonesia.
Afni Z juga pernah bertugas mulai dari Kantor Lurah, Kantor Gubernur dan Polda Riau, hingga akhirnya hijrah ke Ibukota dengan posko liputan di DPR RI, Kementerian Koordinator Ekonomi, Kementerian Keuangan, hingga sampai di Istana Kepresidenan Republik Indonesia tahun 2011-2013.
Di tahun 2013 Afni Z berkesempatan mengikuti World Newspaper Congress by Word Association of Newspapers and News Publishers (WAN-IFRA) di Bangkok-Thailand, dan menjadi salah satu peserta pelatihan jurnalistik Dahlan Iskan khusus untuk Pemimpin Redaksi Koran Metro Jawa Pos Group, Jakarta pada tahun 2015.
Berbagai tugas peliputan jurnalistik dalam dan luar negeri pernah dijalaninya. Ia bahkan pernah secara khusus diundang Pemerintah Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah umroh pertamanya, sembari melakukan peliputan kerjasama kedua negara (Indonesia-Arab Saudi).
Kerja jurnalistik juga menjadi caranya untuk berkegiatan sosial. Afni Z menjadi salah satu kontributor utama peliputan bencana gempa Sumatera Barat tahun 2009. Dengan gigih dan pantang menyerah Afni Z mendatangi lokasi gempa di Pariaman, sendirian dengan menggunakan sepeda motor dari Pekanbaru. Ia melaksanakan tugas jurnalistik, sembari melakukan aksi sosial membantu tim relawan yang bertugas di lokasi bencana.
Ini bukan pertama kalinya ia terlibat dalam kegiatan sosial saat terjadi bencana di Indonesia. Saat masih kuliah di Universitas Islam Malang (UNISMA), Afni Z menjadi satu-satunya perempuan yang memimpin tim relawan dari tiga Universitas di Malang, Jawa Timur saat terjadi bencana gempa dan tsunami Aceh tahun 2004. Ia juga terjun langsung memimpin relawan dari Universitas Islam Malang saat terjadi bencana gempa Yogyakarta tahun 2006. Selama berbulan-bulan Afni memimpin rekan-rekannya berjibaku membantu para korban di lokasi bencana.
Selain aktif di dunia pemerintahan, akademik dan jurnalistik, Afni Z dan rekan-rekannya juga menggagas 'Generasi Penggerak' yang menjadi wadah anak-anak muda melakukan kegiatan sosial. Ia meyakini sekaligus mengajarkan bahwa satu kebaikan pasti akan melahirkan banyak kebaikan lainnya.
Meski sebagai pekerja profesional sudah mengelilingi berbagai daerah di Indonesia dan mengunjungi banyak negara di dunia, Afni Z selalu rindu pulang menemui Ayah Ibu dan saudara mara di kampung halamannya.
Afni Z kini juga memiliki akun instagram @afni.zulkifli dan akun TikTok @afni.z tumbuh besar di lingkungan sederhana, tepat di jantung kota Siak, rumahnya di tepian sungai Siak. Dikelilingi oleh keluarga, tetangga, keluarga dan kerabat serta sahabat yang berasal dari berbagai suku, ras, dan agama. Hal ini kemudian mendidiknya sebagai pribadi yang sangat menghargai Bhineka Tunggal Ika.
Darah aktivis diturunkan oleh Ayahnya, Zulkifli bin Zakaria. Sedari muda Zulkifli dikenal sebagai salah satu penggerak perjuangan di masa penguasaan Orde Baru. Sebagai salah satu pendukung Nahdlatul Ulama (NU), Zulkifli bahkan pernah ditangkap oleh rezim selama beberapa hari. Tak jera, Zulkifli kemudian menjadi pendukung PPP di masa orde baru, dan aktif dalam kegiatan sosial, salah satunya Yayasan Sultan Syarif Kasim II.
Sementara sikap kepedulian sosial, didapat Afni Z dari Ibundanya, Erma binti Aziz. Meski hidup dalam keadaan yang begitu sulit membesarkan lima anak yang masih kecil-kecil, Erma dengan tulus ikhlas membuka rumah singgah bagi anak-anak transmigrasi yang mayoritas adalah suku Jawa, agar bisa bersekolah di Kota Siak.