Mohon tunggu...
Muhammad SyaifuddinAlfianto
Muhammad SyaifuddinAlfianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKN MIT ke-16 Posko 43 UIN WALISONGO

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kunjungan Mahasiswa KKN MIT 16 Posko 43 UIN Walisongo ke Pelaku UMKM Keripik Tempe di Desa Ngampel K

7 Agustus 2023   10:00 Diperbarui: 7 Agustus 2023   10:04 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokpri
Dokpri
Keripik tempe merupakan makanan yang terbuat dari Tempe yang diiris tipis kemudian digoreng dengan menggunakan tepung yang telah dibumbui. Keripik tempe ini menjadi salah satu ciri khas dari Ngampel Kulon. Bahan utamanya dari tempe, minyak goreng, tepung tapioka, tepung beras, garam, air, penyedap rasa, dan ketumbar. Mahasiswa KKN MIT 16 Posko 43 UIN Walisongo Semarang melakukan kunjungan ke salah satu pelaku UMKM di desa Ngampel Kulon yaitu Ibu Rikanah.

Beliau merupakan produsen keripik tempe di desa Ngampel Kulon. Beliau masih memepertahankan keoriginalan dari Keripik tempe yang dibuatnya karena usaha keripik tempe itu sendiri merupakan usaha turun temurun dari keluarganya. Proses pembuatan keripik tempe ini masih manual. Dalam sehari bisa menghabiskan 30 pcs tempe, yang mana 1 tempe bisa dijadikan 16 potongan tempe yang tipis. 

Mahasiswa KKN juga mengetahui bahwa keripik tempe buatan Ibu Rikanah memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari produk sejenis lainnya. Proses pembuatannya yang melibatkan 30 pcs tempe setiap harinya dengan hasil 16 potongan tipis menunjukkan dedikasi dan ketekunan Ibu Rikanah dalam menjaga kualitas produknya. Meskipun usahanya masih bersifat skala kecil, Ibu Rikanah berhasil meraih keuntungan sebesar Rp 50.000 per harinya, membuktikan bahwa usaha keripik tempe dapat memberikan kontribusi ekonomi bagi keluarganya dan komunitas setempat.

Tidak hanya menarik perhatian dari segi kuliner, keripik tempe buatan Ibu Rikanah juga menonjol karena harganya yang terjangkau. Dijual dengan harga Rp 7000, keripik tempe ini dapat dinikmati oleh semua kalangan, sehingga produknya menjadi populer di lingkungan sekitar dan menarik minat pelanggan dari berbagai latar belakang. Pemasarannya yang dilakukan secara pesanan juga menunjukkan kemampuan Ibu Rikanah dalam mengatur produksi sesuai permintaan pelanggan, menjadikan usahanya lebih efisien dan menghindari pemborosan.

Dengan menemukan dan mengenal lebih dekat usaha keripik tempe dari Ibu Rikanah, mahasiswa KKN MIT 16 Posko 43 UIN Walisongo Semarang merasa terinspirasi untuk mendukung dan mempromosikan produk lokal seperti ini. Mereka berharap bahwa keberlanjutan dan keberlangsungan usaha warisan turun-temurun ini dapat terus berlanjut dan terus berkembang untuk memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat desa Ngampel Kulon.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun