Mohon tunggu...
MUHAMMAD ALAMULHUDA
MUHAMMAD ALAMULHUDA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MAHASISWA UIN MAULANA MALIK IBROHIM MALANG FAKULTAS EKONOMI PRODI PERBANKAN SYARI'AH

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pandemi Covid 19 bagi UMKM Serta Strategi E-marketing UMKM di Gresik

9 September 2021   23:07 Diperbarui: 9 September 2021   23:15 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MINI RISET

DAMPAK PANDEMI COVID -19 BAGI UMKM SERTA

STRATEGI E-MARKETING UMKM DI GRESIK

 A novel coronavirus atau yang lebih sering didengar dengan sebutan covid-19 atau virus corona telah menyebar keberbagai penjuru dunia. Bahkan, World Health Organization (WHO) pada 12 Maret 2020 telah menetapkan wabah covid-19 sebagai pandemi global1 . 

Di Indonesia, kasus positif covid-19 pertama kali diumumkan oleh Presiden Indonesia, Ir. H. Joko Widodo pada Senin, 2 Maret 2020. Berbagai strategi dilakukan pemerintah Indonesia dalam rangka menekan penyebaran Covid-19 di Indonesia. Namun, hingga 4 Juli 2020 tercatat sebanyak 60.695 kasus terkonfirmasi positif Covid-19, 27.658 pasien positif Covid-19 yang sembuh dan sebanyak 3.036 korban Covid-19 yang meninggal. 

Sebagai suatu pandemi nasional bahkan pandemi global, penyebaran Covid-19 ini sangat cepat sehingga menjadi pembicaraan utama di setiap wilayah. Tidak hanya dari sudut pandang kesehatan namun juga dari sudut pandang ekonomi.

UMKM merupakan sektor usaha yang paling terpuruk. Hal ini juga yang menjadi salah satu penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat seperti yang telah dipaparkan pada tulisan di atas. 

UMKM memiliki peran yang sangat penting di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementrian Koperasi Usaha Kecil Menengah (KOMENKOP UKM) jumlah usaha mikro Indonesia adalah 62.106.900 usaha, usaha kecil 757.090 usaha, usaha menengah 58.627 usaha, usaha besar sebanyak 5.460 usaha. 

Selama ini UMKM dinilai mampu menopang 80% konsumsi dalam negeri , berkontribusi sebesar 60.3% dari total Produk Domestic Bruto (PDB) Indonesia, serta mampu menyerap 97% tenaga kerja dan menyediakan 90% lapangan kerja di Indonesia. 

Namun, pandemi Covid19 menghambat kegiatan UMKM sebagaimana biasanya. Dari jumlah UMKM tersebut terdapat 1.785 koperasi dan 163.713 UMKM yang terdampak pandemi Covid-19. Sektor makanan dan minuman paling terdampak pandemi Covid-19, selain itu ada juga sektor industri kreatif dan pertanian.

Mayoritas kegiatan UMKM membutuhkan kehadiran fisik dimana saat pandemi Covid-19 terjadi banyak aktifitas UMKM yang terhenti selama kurang lebih tiga bulan. Terjadi penurunan penyerapan produkproduk UMKM sehingga berefek kepada penurunan omset UMKM. 

Bahkan sejak awal bulan Maret 2020, pendapatan harian UMKM turun drastis hingga    mengancam keberlangsungan bisnis mereka, terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang juga turut menurunkan daya beli masyarakat. Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda (HIPMI) Jaya, Afifuddin Suhaeli Kalla mengatakan bahwa omzet UMKM merosot hingga 70% sejak pandemi Covid-19.

Namun, jika diperhatikan ada sisi positif yang terjadi saat pandemi Covid-19 sekarang ini dimana ada bisnis-bisnis yang justru mengalami kemajuan yang signifikan. 

Bisnis-bisnis tersebut adalah bisnis-bisnis yang telah memanfaatkan penggunaan Information and Communication Technology (ICT) dalam kegiatan sehari-harinya, dan bisnis-bisnis yang mampu berinovasi dan beradaptasi dengan cepat dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19 dengan mengalihkan kegiatan usahanya dari offline menjadi online. Namun, jumlah pelaku UMKM atau bisnis yang mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19 tidaklah banyak.

Di Kota Gresik, tepatnya daerah leran terdapat sebuah Usaha Mikro Kecil Menengah  (UMKM) yang dikenal dengan "ATHA PRODUK"  . 

Usaha ini berdiri ditengah pandemi berdasarkan kebutuhan konsumen akan kuliner instan dengan sistem antar jemput. Dengan memiliki banyak varian rasa dan promo menarik , usaha bakery tersebut menimbulkan banyak perhatian dan pelanggan khususnya daerah kota Malang sendiri. 

Kebutuhan masyarakat kota Malang khususnya konsumen kuliner sangat membengkak dikarenakan pandemi ini banyak larangan pemerintah yang membatasi jarak dan ruang gerak seluruh masyarakat seluruh Indonesia. Dengan adanya usaha roti bakar atau usaha mikro kecil menengah ini solusi kreatif bagi konsumen hari ini. 

Setelah melakukan diskusi kecil dan sedikit wawancara dengan salah satu narasumber bernama Ibu Nurul Hidayah yang berperan sebagai pemilik usaha bakery, saya mendapatkan banyak informasi menarik terkait strategi pemasaran. Tidak terlalu terdampak dari aspek pemasokan (Suplier), akan tetapi mendapatkan masalah dalam segi penjualan. Hal ini terjadi dikarenakan adanya pembatasan jarak yang melarang masyarakat untuk melakukan perjalanan jauh sehingga tidak bisa memasarkan atau mendistribukan ke tempat yang jauh.

Selama pemberlakuan pembatasan pergerakan masyarakat (PPKM) Usaha Mikro Kecil Menengah milik Nurul Hidayah ini harus di batasi jam buka tokoh tersebut. Pemilik usaha tersebut yaitu Ibu Nurul Hidayah mengatakan "untuk konsumen sendiri banyak yang menginginkan produk kita, bakery ini bisa dikatakan wort it dikarenakan harga yang terjangkau sesuai dengan kualitas yang didapatkan dan pelayanan yang baik serta penyajian yang cepat serta bisa memesan buat acara pernikahan atau yang lainnya. 

Akan tetapi kita bisa terus melakukan pengiriman kepada konsumen untuk membalik ekonomi dan membalik kan modal" dari penjelasan nara sumber sudah bisa dipahami bahwasanya usaha bakery ini  untuk sementara tidak bisa buka full time seperti biasa hingga menemukan bagaimana cara mudah untuk mengirim ke konsumen-consumen.

Walaupun terjadi masalah pembatasan akses ditengah pandemi covid-19, pemilik bakery mempunyai strategi tersebut untuk merangsang perkembangan kemajuan bisnis tersebut yaitu dengan memasarkannya dengan berbasis teknologi seperti iklan dan promosi melalui platfrom istagram, facebok dan tik tok secara kreatif dan kurir pengiriman seperti gojek atau grab dan sejenisnya, strategi pemasaran  dengan pemasaran penjulan bakery milik Ibu Nurul Hidayah dan ingin pula konsumen bertambah bahkan sampai luar kota inilah contoh pembisnis yg profesional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun