Mohon tunggu...
Muhammad syarif
Muhammad syarif Mohon Tunggu... Mahasiswa - kata adalah senjata

banyak baca lalu tuangkan dengan menulis untuk menghasilkan sebuah karya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dilema Atas Rasa Lapar

14 Maret 2021   08:34 Diperbarui: 14 Maret 2021   08:45 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di hari itu, curah hujan yang begitu lebat, ditambah angin yang sangat kencang, terkadang kita merasa takut dan bimbang lebih lagi, ketika kita sedang sakit demam, kepala pusing, kelaparan. di tamba obat pun tidak ada, dan di tambah lagi kita hanya sebatang diri, berbaring dengan selimut yang sedikit menambah kehangatan. 

kita selalu mencoba untuk tetap tegar, merasa kuat, dengan kelaparan yang mengikis sedikit demi sedikit lambung, raga yang mulai keringat dingin, gemetar, bahkan untuk duduk pun sangat sulit untuk kita lakukan. terkadang pikiran kita selalu bertengkar, memilih untuk pulang, namun pertempuran belum usai. karena hanya persoalan perut yang terus menangis menahan diri dari serangan pabrik yang mengikis setiap harinya. 

Dari bunyinya pejantan berkokok bertanda pagi mulai tiba sampai kepada petang yang di iring sholawatan , terkadang perut hanya di beri asupan dengan air putih dari aliran air kerang yang di masak melalui belanga, untuk menahan pabrik ini lambat berputar. 

saat-saat kita sudah mulai di lemah antara menyerah atau tetap melanjutkan pertempuran,! tiba tiba orang tua di rumah menelfon;

tringgkkk trinnggk.! hp kita bergetar

: assalamualaikum

: wa alaikumsalam ;dengan suara yang sedikit merasa kuat. 

: lagi dimana.? 

: lagi di kos bu! 

: apa kabar nak ? kamu sudah makan,? 

: ( dengan penuh kesakitan karena kelaparan terkadang kita dilema, berbohong untuk membuat mereka tenang, atau jujur membuat mereka khawatir.? ) dengan penuh rasa ketidak enakan,! dengan suara yang begitu kuat : iya alhamdulillah.! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun