Dilansir dari Reuters, per Juli 2022, sudah banyak negara-negara yang rentan terhadap resiko terkena resesi tahun depan, kebanyakan merupakan negara yang menurut terminology Rostow merupakan Pra tinggal landas, serta negara pasca konflik. Negara-negara tersebut dinilai memiliki survivability rate yang cukup rendah terhadap badai ekonomi semacam ini.
Sebenarnya, resesi parah pernah pula terjadi secara global pada tahun 1970an. Akan tetapi, hal tersebut dapat diatasi oleh sebuah paradigma baru yang diusung oleh seorang ilmuwan ekonomi politik, yaitu John Maynard Keynes.Â
Kemudian, untuk "mengobati" resesi parah tersebut, Keynes mengusung konsep campur tangan pemerintah dalam kebijakan fiscal dan moneter, hingga berhasil memulihkan Kembali perekonomian. Â
Kemudian, untuk memperbaiki cacat yang ada pada paradigma tersebut, para ekonom seperti David Romer dan Stiglitz memperkenalkan paradigma Keynesian baru atau Post Keynesian. Post Keynesian meyakini bahwa pengangguran tidak sukarela dan menetap atau persisten, serta fluktuasi ekonomi adalah inti dari permasalahan ekonomi secara keseluruhan.Â
Karena upah ditetapkan pada tingkat nominal, otoritas moneter dapat mengontrol upah riil (nilai upah disesuaikan dengan inflasi) dengan mengubah jumlah uang beredar dan dengan demikian mempengaruhi seberapa banyak tenaga kerja yang dipekerjakan.Â
Mereka melihat resesi sebagai manifestasi kegagalan mekanisme pasar. Perhatian nya terhadap ekonomi dituangkan pada ekonomi mikro, yakni pendekatan yang didasari oleh penguatan sektor ekonomi mikro sebagai tulang punggung ekonomi negara oleh pemerintah.
Beberapa tindakan tingkat ekonomi mikro yang rasional secara individual seperti tidak menginvestasikan tabungan dalam barang dan jasa yang dihasilkan oleh perekonomian, jika diambil secara kolektif oleh sebagian besar individu dan perusahaan, dapat menyebabkan hasil di mana perekonomian beroperasi di bawah potensi output dan tingkat pertumbuhannya.
Otoritas lalu dapat memberi stimulus atau suntikan dana kepada korporasi swasta untuk tetap dapat menjalankan roda usaha nya.
Pada dasarnya, pendekatan ekonomi politik post Keynesian dinilai cukup relevan diterapkan pada kondisi resesi ekonomi, seperti yang diperkirakan akan terjadi pada 2023 mendatang.
Dengan konsep tersebut, bank masih dapat memberi pinjaman, maka korporasi tetap mendapatkan modal, lalu aktivitas produksi tetap berjalan, kemudian penyerapan tenaga kerja secara optimal, serta mekanisme pasar tetap terjaga.Â
Akan tetapi, pasti terdapat gap antara sebuah ide atau konsep dan aksiologi atau implementasi sehingga belum dapat dipastikan dapat berjalan dengan sempurna sesuai hasil pemikiran dan riset para ekonom tersebut. Â