Mohon tunggu...
Muhammad Raihan Dani Priatama
Muhammad Raihan Dani Priatama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kemarin Aku pintar, Aku ingin mengubah dunia. Sekarang Aku bijaksana, Aku ingin mengubah diriku.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi dan Perjuangan Perlindungan Perempuan

12 Oktober 2022   22:23 Diperbarui: 12 Oktober 2022   22:34 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bukan hanya itu, pekerja perempuan yang merupakan karyawan pusat perbelanjaan, marketing, dan sector komersil pun dengan terpaksa harus rela menghadapi PHK, yang mana hal ini membuat pemenuhan kebutuhan hidup mereka semakin tidak terjamin. 

Belum lagi kaum perempuan yang berprofesi melalui kontak fisik, seperti pengemudi transportasi daring dan pekerja medis--- menjadikan mereka sangat rentan. Realitas tersebut mengisyaratkan absennya otoritas pemerintahan. 

Menurut World Health Organisation (WHO), perempuan menempati sekitar 70 % dari jumlah pekerja di sektor kesehatan secara global. Dengan demikian, mereka ada di garis depan yang berhadapan langsung dengan para pasien, mulai dari meja administrasi hingga ke pemeriksaan medis. Celakanya, banyak pasien positif Covid 19 yang berbohong mengenai riwayat penyakitnya yang kemudian menularkannya pada mereka.  

Semenjak outbreak Virus Covid 19 di Indonesia, pemerintah menyerukan untuk bekerja dari rumah atau WFH bagi pekerja yang memungkinkan untuk melakukannya. Tak jarang instruksi work from home ini menimbulkan dampak negative, yang utamanya berakar dari kejenuhan ataupun kebosanan karena terus- menerus menatap layar dirumah.

Kondisi tersebut dinilai merugikan kaum perempuan yang berperan sebagai isteri maupun ibu dalam rumah tangga. Dilansir dari Tagar.id, perempuan cenderung menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) disebabkan oleh kejenuhan yang memicu meluapnya emosi laki- laki, hingga mereka melampiaskannya kepada Isteri dan anak mereka dirumah. 

Selain itu, menurut Voxpop.id , kaum perempuan beresiko mendapat mudharat berupa kehamilan ditengah situasi wabah dari pasangannya. "Mereka yang sehat menghabiskan waktu dengan berhubungan intim, lalu hamil ditengah pandemi yang belum jelas kapan akan berakhir" dikutip dari sumber tersebut. 

Hal ini disinyalir disebabkan masih minimnya edukasi tentang penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat. Namun, dibalik kerugian yang timbul akibat wabah Covid terhadap kaum perempuan, ternyata ada setidaknya secercah hikmah positif juga.

Secara tidak langsung, situasi WFH yang dilakukan masyarakat telah memperkecil gap peran urusan domestik antara perempuan- laki-laki, sebab dengan berdiamnya pasangan laki- laki mereka di rumah menjadikan nya sedikit banyak peduli akan urusan rumah.

Hal tersebut mengimplikasi kan melunaknya budaya patriarkis dengan kaum adam yang lebih peduli akan hal ini. Saat pandemi berakhir, akan banyak laki-laki yang lebih care akan urusan kerumah tanggaan, sehingga lebih bisa memahami pasangan perempuannya.

Pembelaan terhadap hak- hak perempuan sejatinya masih sangat perlu dilakukan dengan gencar, mengingat kesetaraan gender dalam hal Pendidikan, pekerjaan, hingga partisipasi di parlemen nyata nya secara data empiris masih jauh dari kata tercapai. 

Bahkan, menurut Kalis Mardiasih, seorang aktivis gender equality, kekerasan terhadap perempuan umumnya terjadi di lingkungan rumah. Beliau berdasar pada data Fakta catatan tahunan Komnas perempuan tahun 2020, yang menyebutkan bahwa terdapat lebih dari 14.000 kasus kekerasan terhadap perempuan pada ranah personal, komunitas dan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun