Moderasi beragama bukanlah sesuatu yang asing, namun berada di kehidupan sehari-hari. Moderasi beragama merupakan salah satu sarana untuk memberikan bimbingan terhadap perbedaan yang terjadi dan juga sebagai tempat untuk mempelajari interaksi yang baik sesama perbedaan. Moderasi beragama dimulai dari sebuah keluarga dalam relasi suami istri, cara mendidik anak dan interaksi sosial. Untuk mencapai anggota keluarga yang moderat, maka keberlakuan fungsi keluarga harus berkualitas. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengamati apakah keberlakuan fungsi-fungsi keluarga itu sudah maksimal sehingga menjadi keluarga yang bermoderat. Kesimpulannya bahwa moderasi beragama dalam keluarga bisa terpenuhi dengan tercapainya semua fungsi-fungsi keluarga yang berperan  untuk memberi penagajaran tentang moderasi.
- Dikarenakan keluarga dalam masyarakat Londut sangat memahami bentuk perbedaan dalam masyarakat tersebut. Fokus kajian ini adalah tentang keragaman dalam beragama di Desa Londut Afdeling III. Bagaimana moderasi beragama dalam keragaman bentuk ibadah dan bagaimana peran keluarga dalam mewujudkan keharmonisan hidup bermasyarakat di Desa Londut.
- Perlunya peran orangtua dalam mendidik anak-anak agar lebih toleran, dalam hal ini di Desa Londut Afdelling III Kabupaten Labuhan Batu Utara. Walaupun penduduknya didominasi beragama Islam. Tercatat hanya 4 kepala keluarga yang beragama Kristen  Kerukunan hidup umat beragama merupakan suatu sarana yang penting dalam menjamin integrasi nasional, sekaligus merupakan kebutuhan dalam rangka menciptakan stabilitas suatu negara yang diperlukan bagi proses pencapaian masyarakat Indonesia yang bersatu dan damai.
Keluarga merupakan masyarakat terpenting di dalam penyebaran agama, karena penataan simbol- simbol dasar keagamaan di dalam prosedur tampaknya terjadi pada proses sosialisasi dini masa kanak- kanak. Namun demikian, tidak ada jaminan akan adanya keselarasan antara penataan simbol, penyataan iman, dan isyarat- isyarat penafsiran yang diterima seorang anak.
Pada waktu lahir, anak belum beragama, ia baru memiliki potensi atau fitrah untuk berkembang menjadi manusia beragama. Bayi belum mempunyai kesadaran beragama,tetapi telah memiliki potensi kejiwaan dan dasar dasar kehidupan berTuhan. Isi, warna, dan corak perkembangan kesadaran beragama anak-anak sangat dipengaruhi oleh keimanan orang taunya. Keadaan jiwa orang tua sudah berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak sejak janin di dalam kandungan.[1]
Â
Orang tua merupakan orang- orang pertama yang dikenal anak. Melalui orang tualah anak mendapatkan kesan-kesan pertama tentang dunia luar. Orang tua merupakan orang pertama yang membimbing tingkah laku. Terhadap tingkah laku anak mereka bereaksi dengan menerima,menyetujui,membenarkan,menolak atau melarang dan sebagainya. Dengan pemberian nilai terhadap tingkah lakunya ni terbentuklah dalam diri anak norma- norma tentang apa yang baik dan buruk, apa yang boleh atau tidak boleh. Dengan demikan terbentuklah hati nurani anak yang mengarahkan tingkah laku selanjutnya. Kewaajiban orang tua ialah mengembangkan hati nurani yang kuat dalam diri anak.
Â
Sebagai keluarga muslim tentunya kita akan menggunakan ajaran agam Islam untuk memiliki watak dan kepribadian  ideal yang kita harapkan dimiliki oleh anak-anak kita generasi mendatang. Jelasnya dalam urusan ahklak maka Rasulullah SAW adalah panutan yang wajib dicontoh, di samping itu para pendidik muslim juga menjadikan Luqmanul Hakim sebagai contoh dalam mendidik anak-anak.     Â
  Masyarakat Desa Londut adalah masyarakat yang majemuk karena terdapat dua agama yang dianut oleh masyarakat yaitu agama Kristen dan agama Islam. Dengan berkembangnya dua agama maka akan mempengaruhi interaksi dan hubungan sosial antar pemeluk agama. Dalam kesehariannya tidak hanya bergaul dengan sesama agama melainkan juga berkumpul dengan masyarakat yang selain Islam. Agar tercipta suasana kekerabatan yang kondusif maka harus diimbangi dengan sikap saling manghormati dan menghargai keunikan masing-masing.
    Kehidupan yang harmonis tidak terlepas dari ketersediaan tempat dan waktu untuk umat beragama melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinannya secara aman. Karena ibadah merupakan sarana penghubung antara Sang Pencipta dengan makhluknya. Â
Fungsi keluarga adalah ukuran dari bagaimana sebuah keluarga beroperasi sebagai unit dan bagaimana anggota keluarga berinteraksi satu sama lain. Hal ini mencerminkan gaya pengasuhan, konflik keluarga, dan kualitas hubungan keluarga. Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan individu, karena itulah peran orang tua menjadi amat sentral dan sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Baik sacara langsung maupun tidak langsung. Adapun 8 fungsi keluarga, ialah:
1. Fungsi Agama.
 Agama memiliki peranan dominan dalam menciptakan masyarakat berbudaya. Agama dapat dikatakan memiliki peran yang baik apabila mampu memberikan kepada pemeluk-pemeluknya suatu gambaran nilai-nilai yang luhur secara turun temurun. Peran orang tua dalam mengajarkan agama sangat krusial bagi anak. Orang tua adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Keluarga sebagai tempat mengenal, menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai agama, sehingga bisa menjadi insan yang agamis.
Dalam hal ini sudah terpenuhi di desa Londut sebab banyak anak-anak yang sudah mulai ikuti sshalat berjamaah di masjid, ikut perwiritan, mengaji di masjid secara rutin.
2. Fungsi cinta dan Kasih Sayang.
Kasih sayang adalah hal paling penting dalam hubungan kekeluargaan. Landasan yang kokoh terhadap hubungan suami-istri, anak-anak sangat membutuhkan kasih sayang orang tua, hubungan kekerabatan dengan saudara yang lain. Tak terkecuali kewajiban orang tua adalah memanjakan anaknya dengan kasih sayang yang tulus.
Terlihat di Desa Londut yang memiliki keluarga harmonis, menjaga kasih sayang di rumah masing-masing. Awal masyarakat yang harmonis adalah keluarga yang hubungan kasih sayangnya terjaga di rumah.
 3. Fungsi Perlindungan.
Keluaga adalah rasa aman bagi anggota keluarganya. Tempat berlindung dari kecemasan dunia luar, fungsi keluarga adalah memberi ketentraman dan kehangatan satu sama lain. Tidak ada orangtua yang inginkan anaknya dalam kejahatan atau dalam keburukan. Keselamatan anak adalah hal utama bagi orangtua. Teruatama menjaga pergaulan anak yang harus di jaga agar tidak salah pergaulan. Karena di zaman yang semakin modern ini, banyak pergaulan yang tidak beres dan tidak sesuai dengan ajaran norma-norma agama.
Orang tua di Desa Londut selalu membatasi jam keluar anak, jika malam tiba anak-anak harus sudah di rumah. Hal ini akan membuat anak tidak terlalu bebas dalam bergaul.
4. Fungsi Sosial Budaya.
Indonesia adalah Negara yang berbudaya, kehidupan sosial yang sudaha da sejak zaman nenek moyang. Budaya yang mesti dijaga oleh warga negaranya. Budaya gotong royong salah satunya yang sudah ada dan terjaga sampai kini. Peran ini adalah andil dari keluarga untuk menjaga kebhinekaan Indonesia. Masyarakat yang beragam dalam kesatuan. Fungsi ini keluarga terlihat dan penting, keluarga di Desa Londut tampak kompak ketika ada acara di desa tersebut, ikut berpartisipasI.
5. Fungsi Reproduksi.
Fungsi keluarga dalam perencanaan untuk melanjutkan keturunannya yang sudah menjadi fitrah manusia sehingga dapat menunjang kesejahteraan umat manusia secara universal. Kelanjutan keturunan adalah fitrah bagi setiap muslim. Keturunan yang baik juga merupakan kewajiban yang mesti dipenuhi untuk kelangsungan hidup di bumi.
Edukasi tentang ini mesti gencar dilakukan ke desa-desa terpencil untuk membuka pikiran masyarakat desa tentang pentingnya melanjutkan keturunan. Terutama di desa Londut.
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan.Â
Fungsi keluarga dalam memberikan peran dan arahan kepada keluarganya dalam mendidik keturunannya sehingga dapat menyesuaikan kehidupannya di masa mendatang. Pendidikan adalah hal yang krusial di masyarakat, setiap masyarakat harus memiliki pendidikan. Terutama dari orangtua
Dalam hal pendidikan masyarakat Desa Londut sudah melek. Setiap anak sudah baik, karena seluruh anak-anak dapat mengecap pendidikan di sekolah formal. Namun masih banyak ditemukan selama kegiatan KKN berlangsung anak-anak yang kurang pandai dan kurang lancer dalam pelajaran agama. Maka dari itu mahasiswa KKN Â membuka posko belajar untuk menambah wawasan anak-anak terutama dalam bidang ilmu agama.
7. Fungsi Ekonomi.
Fungsi keluarga sebagai unsur pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga. Ekonomi dimulai dari keluarga jika keluarga sejahtera adalah gambaran perekonomian yang sejahterah suatu Negara.
 8. Fungsi Pembinaan Lingkungan.
Fungsi keluarga dalam memberi kemampuan kepada setiap anggota keluarganya sehingga dapat menempatkan diri secara serasi, selaras, dan seimbang sesuai dengan aturan dan daya dukung alam dan lingkungan yang setiap saat selalu berubah secara dinamis. Namun tidak serta merta anggota harus mengikuti seluruh pergaulan di lingkungannya.
Perlu adanya pengawasan yang serius dari orang tua kepada anaknya. Sebab di perkembangan zaman yang semakin hari semakin gencar dengan perbaruan teknologi.
Â
Kegiatan KKN kelompok 91 Desa Londut Afdelling III Kabupaten Labuhan Batu Utara yang beranggotakan mahasiswa sekitar daerah Labuhan Batu Utara, tugas utamanya adalah mengabdi kepada masyarakat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Moderasi beragama adalah hal yang mesti disampaikan kepada masyarakat. Sebab kita harus tetap bersatu dalam kebhinekaan di masa pandemi. Saling tolerir dan saling bantu satu sama lain.
Kelompok KKN 91 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara melihat kurang berjalannya 8 fungsi keluarga yang telah dijelaskan di atas. Kegiatan mengabdi dibarengi dengan sosialisasi 8 fungsi tersebut, hal ini untuk menjaga kehidupan bermasyarakat yang akur dan makmur. Walau didapati sebagian keluarga sudah menerapkan fungsi dengan baik, namun saling ingat-mengingatkan adalah hal yang baik dan ini menjadi bentuk pengabdian mahasiswa KKN kelompok 91 UIN-SU kepada masyarakat Desa Londut Afdeling III.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H