Jumlah penderita Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung bawah terus meningkat di Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pada tahun 2023, prevalensi Low Back Pain (LBP) di Indonesia adalah 18%. Angka kejadian di Indonesia berdasarkan kunjungan pasien dari beberapa rumah sakit sekitar 3-17% dari keluhan Low Back Pain. Peningkatan kasus ini dipicu oleh gaya hidup modern yang semakin minim aktivitas fisik serta kebiasaan postur tubuh yang kurang baik.
Apa Itu Low Back Pain?
Low Back Pain adalah kondisi nyeri yang terjadi di punggung bagian bawah. Nyeri ini bisa bersifat akut (berlangsung dalam waktu singkat) atau kronis (berlangsung lebih dari tiga bulan). Penyebab LBP sangat bervariasi, mulai dari faktor mekanis seperti postur tubuh yang salah, cedera otot, hingga kondisi medis seperti herniasi diskus. Penyebab low back pain sendiri seperti kurangnya aktivitas fisik, kelebihan berat badan, dan postur tubuh yag buruk saat bekerja. Selain itu pekerjaan yang membutuhkan kegiatan mendorong, mengangkat dan memindahkan beban berat juga berisiko mengalami low back pain.
LBP yang tidak ditangani dengan baik dapat berdampak serius pada kualitas hidup. Banyak penderita yang mengalami keterbatasan gerak, sulit tidur, dan bahkan mengalami gangguan psikologis seperti stres dan depresi akibat nyeri yang terus-menerus. Di dunia kerja, LBP menjadi salah satu penyebab utama absen kerja dan penurunan produktivitas kerja. Dari permasalahan diatas tim pengabdian masyarakat unusa tertarik memberikan edukasi kepada pekerja. Dengan membawakan materi terkait Mckenzie exercise dan penggunaan Support back belt untuk mengurangi low back pain. Pengabdian masyarakat ini bekerjasama dengan PT. Autokorindo Pratama sebagai mitra yang akan diberikan edukasi. Di Perusahaan tersebut masih ditemukan pekerjaan manual handling seperti: memindahkan barang, mengangkat manual, mendorong beban, bekerja dengan posisi duduk jongko kemudian berdiri, dll. Â Keadaan ini memiliki risiko terjadinya nyeri punggung bagian bawah (low back pain).
Kegiatan ini dilaksanakan hari Kamis, 18 September 2024 pada 15 pekerja sebagai partisipan, di PT Autokorindo. Kegiatan masyarakat ini dilakukan oleh tim Muslikha Nourma Rhomadhoni, Friska Ayu, Dwimantoro Iman Prilistyo, dan Bayu Istiar Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian tentang kesehatan kerja para pekerja. Kegiatan diawali dengan pembuka dan dilanjutkan dengan sambutan. Sambutan pertama dilakukan oleh HSE PT. Autokorindo Pratama yang menyampaikan pentingnya bekerja sesuai SOP dan penggunaan APD agar pekerja terhindar dari kecelakaan dan PAK selama bekerja. Sambutan kedua dari ketua program studi D-IV keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya yang menyampaikan bahwa bekerja merupakan wajib dilakukan, namun menjaga keselamatan merupakan hal wajib dilakukan agar datang sehat pulang selamat.
Low back pain dapat disebabkan karena banyak hal diantaranya cedera karena terjatuh atau terbentur, pergerakan tubuh yang berlebihan, mengangkat beban berat, kekakuan otot, aktivitas fisik yang berlebihan dalam jangka waktu yang panjang, stres dan ansietas, overweight dan obesitas dan duduk dalam jangka waktu yang lama. Dampak low back pain bagi pekerja adalah penurunan produktivitas, kualitas hidup menurun, peningkatan risiko cidera lain dan penurunankepuasan kerja.
Untuk mencegah low back pain, Anda bisa melakukan hal-hal berikut:
- Mempertahankan postur tubuh yang benar saat bekerja
- Melakukan peregangan setelah duduk terlalu lama
- Olahraga rutin, terutama yang melatih otot punggung, seperti yoga, pilates, jalan kaki, dan berenang
- Hindari mengangkat beban berat
- Berendam air hangat untuk meredakan nyeri dan stres
- Istirahat yang cukup
- Hindari duduk di kursi empuk terlalu lama
Salah satu alternative yang dapat dilakukan pekerja untuk mengurangi dan mencegah low back pain adalah Mckenzie Exercise dan penggunaan Support Back Belt. Untuk Mckenzie latihan ada beberapa gerakan yang dilakukan yaitu :
- Berbaring tengkurap dan rileks
- Peregangan posisi tengkurap dengan menekuk lengan dan angkat kepala dan leher keatas.
- Peregangan posisi tengkurap dengan lengan lurus dan angkat kepala dan leher sampai atas seperti gerakan cobra
- Peregangan posisi berdiri dengan tangan menyentuh punggung dan kepala mengadap ke langit.
- Menekuk tubuh posisi berbaring dengan memegang kaki.
- Menekuk tubuh dengan duduk di kursi dan tangan ditarik kebawah disela sela kaki
- Berdiri dan membungkuk sampai tangan dapat menyentuh tumit.
Kegiatan dilanjut dengan pemberian cinderamata dan pengisian pretest dan dilanjut pemaparan materi. Kegiatan ini mendapat apresiasi dari pekerja karena antusias saat pemaparan materi. Antusias pekerja tidak berhenti disitu, mereka juga mendengarkan dan mempraktekan secara langsung mckenzie exercise dan penggunaan support back belt.
Praktik Mckenzie Excercise
Penggunaan Support Back Belt
Kegiatan ini ditutup dengan dokumentasi bersama dan untuk selanjutnya tim pengabdian masyarakat menyerahkan support back belt sebagai hadiah untuk pekerja. Harapan kami pekerja dapat merasa nyaman dan alat tersebut dapat digunakan terus serta mckennzie exercise dapat dilakukan setiap pekerja akan bekerja maupuan setelah bekerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H