Mohon tunggu...
M Alif R M
M Alif R M Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Seorang pelajar SMA kelas 12

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pesawat Jatuh

13 November 2020   21:02 Diperbarui: 13 November 2020   21:11 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Namaku Muhammad Alif Rizki Muttaqin, biasa dipanggil Lip. Semenjak kecil aku sangat tertarik untuk menaiki pesawat. Disaat melewati rumahku di udara aku akan dengan cepat melihat ke langit dan melihat pesawat terbang bebas di langit dengan suaranya yang khas di kupingku. Terkadang aku berpikir bagaimana rasanya terbang di langit dengan menaiki sebuah pesawat. Lalu pada suatu ketika sebuah perasaanku terjawab sudah.

Hari itu. . ., sekitar 7 tahun lalu disaat aku masih kelas 4 SD. Munculah sebuah kabar gembira yang diberitahukan oleh nenekku bahwa aku dan sekeluarga akan pergi ke Bali.

“ Lip, nenek dapat kabar dari paman katanya kita sekeluarga bakal pergi ke Bali ”

“ Kita bakal naik apa ke Bali? ”

“Kita bakal naik pesawat, supaya lebih cepet cuman 1 jam perjalanan”

Disaat kata pesawat diucapkan oleh nenek ku akupun merasa sangat senang sekali, karena perasaan penasaranku akan terjawab sudah untuk terbag di udara menggunakan pesawat. Selama ini interaksi ku dengan pesawat hanya sebatas melihat pesawat disaat ingin terbang di landasan bandar udara Husein Sastranegara. Dengan suara bising mesin pesawat untuk maju dengan kecepatan penuh agar dia bisa pergi untuk terbang. Dan sekarang aku akan menaiki pesawat itu dan bisa merasak suasan di dalam pesawat.

3 hari kemudian setelah nenek ku memberi tahu bahwa aku dan sekeluarga akan pergi ke bali menaiki sebuah pesawat. Munculah sebuah berita dimana sebuah pesawat telah mengalami sebuah kecelakaan. Maskapai pesawat itu adalah Airasia, nenekku sedang menonton berita itu di televisi.

“ Lip, coba liat berita pesawat Airasia ini. Serem juga ya pesawat bisa sampai kecelakaan seperti itu “

Disaat aku melihat berita itu aku melihat bahwa pesawat itu tenggelam di suatu lautan dan mengalami kerusakan yang cukup parah. Ketika aku telah selesai menonton berita itu dibenakku muncul sebuah pikiran “ apakah saat aku naik pesawat nanti, pesawatnya akan jatuh juga seperti yang di TV “. Dimana rasa bahagia yang belakangan ini aku rasakan berubah menjadi ketakutan. Karena aku adalah orang yang “ mikirnya kejauhan “ disitulah aku membayangkan apa yang akan terjadi jika saat aku menaiki pesawat tiba – tiba pesawatnya pun jatuh.

Hari demi hari aku dihantui dengan pikiran pesawat jatuh. Terkadang jika aku hendak tidur selalu terbayang jika aku menaiki pesawat itu dan disaat pesawat sedang terbang di langit tiba – tiba pesawat yang kunaiki itu jatuh dan akupun akan meninggal. Walaupun aku selalu mencoba agar pikiranku  tidak terbayang dengan hal itu, namun sangat sulit sekali untuk menghilangkannya. Disaat aku terbayang akan hal itu detak jantungku meningkat karena ketakutan

Sehari sebelum keberangkatan, aku dan keluargaku yang terdiri dari nenekku dan anaknya sedang mempersiapkan barang – barang yang akan dibawa untuk pergi ke Bali. Pamanku menitip tahu dan batagor untuk dibawa ke Bali karena disana tahunya tidak enak dan tidak ada batagor disana. Sebari memasukkan baju – bajuku di tas aku masih terbayang akan pesawat jatuh, padahal hal ini sudah aku inginkan sejak lama. Setelah semua barang – barang sudah disiapkan aku pun tidur untuk hari esok. Tetapi tidurku terganggu karena besok aku akan pergi ke Bali menaiki pesawat dengan dihantui dengan pikiran apakah pesawatnya akan jatuh dan aku akan meninggal.

Tibalah hari dimana aku akan pergi ke Bali dengan menaiki pesawat. aku bangun jam 5 pagi untuk bersiap – siap. Keberangkatan pesawatnya yaitu sekitar jam 9 pagi tapi nenekku memberi tahu untuk bersiap lebih awal agar bisa berangkat lebih awal agar tidak terjebak macet. Setelah semuanya sudah siap kami berdoa terlebih dahulu agar diselamatkan di perjalanan. Aku berdoa sangat bersungguh – sungguh agar tidak terjadi apa – apa diperjalanan nanti dan juga agar apa yang selalu kubayangkan belakangan tidak terjadi. Kami pergi menaiki sebuah angutan kota (angkot) untuk pergi ke bandara Husein Sastranegara.

Setibanya disana jantungku sudah mulai berdetak dengan kencang.

“ Lip, kamu kenapa? Kok mukanya kayak yang aneh gitu ” ijar nenekku

“ nggak kenapa – kenapa kok perasaan biasa saja “

Sepertinya aku menampilkan wajah yang aneh saat jantungku berdetak kencang. Setelah check in aku dan keluargaku menunggu kedatangan pesawat di ruang tunggu. Setelah menunggu cukup lama pesawat yang aku akan naiki telah datang dan pesawat itu bermaskapai Airasia juga. Karena berita mengenai pesawat itu Airasia juga, yang selalu aku bayangkan jika pesawat jatuh seakan – akan hal itu bisa terjadi karena aku terlalu berpikiran yang berlebihan.

Langkah demi langkah aku menaiki tangga dengan untuk memasuki pesawat, setibanya dipintu pesawat aku disambut dengan pramugari yang cantik ia mengucapkan” Selamat datang “. Lalu aku dan keluargaku duduk di kursi yang sesuai dengan tiket. Disaat pesawat bersiap untuk lepas landas nenekku menyuruh untuk berdoa. Aku berdoa dengan sungguh – sungguh. Pesawat pun bersiap dan maju dengan kecepatan penuh agar bisa lepas landas, disaat pesawat maju dengan kecepatan penuh pesawat tersebut mengalami getaran yang membuatku terkejut dan ternyata itu hal yang lazim. Setelah maju dengan kecepatan penuh pesawat pun lepas landas dan menaiki keringgiannya. Disaat pesawat sudah berada di ketinggian yang tepat maka pesawat itu pun terbang dengan lurus. Diperjalanan aku melihat pemandangan lewat jendela dataran hijau, gunung, jalan raya yang terlihat sangat kecil di udara. Setelah melihat pemandangan pesawat terbang menembus awan sehingga aku tidak bisa melihat apa – apa. Tak lama kemudian pesawat itu pun mengalami getaran yang sangat kuat hingga membuat ku terkejut dan ketakutanm dibenakku apakah hal yang selalu kubayangkan akan terjadi dimana pesawat ini akan jatuh dan aku akan meninggal. Aku hanya menutup mata dan membaca surat – surat pendek, jantungku berdetak sangat kencang karena ketakutan. Setelah itu pesawat pun berhenti bergetar dan telah melewati awan.

“ Getaran tadi itu karena pesawatnya melewati gunung jadi bergetar dengan kuat “

“  Kirain pesawatnya kenapa – kenapa nek “

Aku merasa tenang karena hal yang aku bayangkan tidak terjadi

Setelah kejadian pesawat terbang dengan normal dan tanpa ada gangguan. Beberapa lama kemudian ada pengumuman “ para penumpang diharapkan mengenakan sabuk pengaman anda karena tidak lama lagi pesawat akan mendarat di bandar udara Ngurah Rai Bali “ akupun sangat gembira ketika mendengar pengumuman itu. Sabuk pengaman dikenakan dan pesawat pun mendarat dengan halus di landasan. Aku dan keluargaku pun turun dari pesawat dan aku sangat senang sekali karena segala hal yang buruk tentang pesawat jatuh yang selalu kubayangkan ternyata tidak terjadi dan aku masih bak baik saja.

Dari kejadian tersebut aku berfikir bahwa tidak baik untuk berpikir secara berlebihan. Berpikir berlebihan hanya akan mempersulit seluruh kegiatan yang akan dilakukan dan meninmbulkan hal – hal yang tidak menyenangkan. Mulai dari hari itu juga aku berusaha untuk tidak berpikiran berlebihan dan selalu berpikiran yang positif dan masuk akal.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun