Mohon tunggu...
Muhammad Rais
Muhammad Rais Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY

.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Fenomena TikTok sebagai Sumber Kenikmatan

30 Desember 2020   23:13 Diperbarui: 31 Desember 2020   00:05 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena TikTok

Di Tahun 2020 sebagian besar orang Indonesia menggunakan sosial media TikTok untuk pembuatan video pendek. Aplikasi TikTok di negara asalnya dikenal dengan nama Douyin ini secara resmi diluncurkan pada September 2016. Sepanjang tahun TikTok di unduh secara terus menerus dan meningkat setiap harinya. 

Sebagian besar pengguna TikTok diketahui merupakan anak muda yang merupakan target pemasaran dari aplikasi tersebut. Aplikasi TikTok adalah salah satu aplikasi dalam bentuk media sosial yang dapat memudahkan masyarakat yang tidak tau akan menjadi tau. Seiring  semakin berkembangya zaman semakin banyak aplikasi yang digunakan oleh masyarakat, karena pada dasarnya semua orang membutuhkan informasi melalui sosial media karena informasi melalui media sosial sangat update.

Sumber Kenikmatan

Pengguna TikTok memperoleh kenikmatan jiwa saat memproduksi dan mengkonsumsi konten. Penggunanya dapat berekspresi atau berkreativitas dengan gayanya sendiri. Manusia tidak saja perlu untuk memenuhi kebutuhan fisiknya, namun ia juga harus memenuhi kebutuhan rohaninya ataupun jiwanya. Kebutuhan ini dapat terpuaskan dengan melihat hiburan. 

TikTok memenuhi kebutuhan tersebut dengan sajian yang biasa ditonton orang. TikTok juga dapat berfungsi sebagai pengisi waktu, dimana ini juga termasuk fungsi TikTok sebagai sarana hiburan bagi khalayak. Kadang orang melakukan sesuatu tanpa ada tujuan. Mengakses TikTok tanpa memiliki tujuan adalah suatu hal yang biasa.

Fenomena ini dapat disebut sebagai pop culture. Mengacu pada pengertiannya, pop culture merupakan sebuah budaya yang sedang tren atau mainstream di kalangan masyarakat. Dan tampaknya, Indonesia sedang merayakan budaya populer tersebut. Pop culture sebenarnya tidak hanya terbatas pada aplikasi saja melainkan bisa juga membincangkan mengenai sastra, film, musik dan produk kebudayaan lainnya.

TikTok bisa dikatakan bagian dari budaya populer karena memiliki karakteristik yang menyenangkan, memikat dan mudah diakses. Aplikasi TikTok menyediakan banyak  fitur termasuk kamera dan juga filter unik serta musik yang sangat beragam ini dapat dinikmati semua kalangan termasuk anak-anak remaja belasan tahun. 

Banyak orang yang memiliki alasan menggunakan Tik Tok saat ini karena tren, konten yang dibuat tidak alay karena para figur terkenal juga main Tik Tok. Apalagi kreator sering membuat tantangan yang menyulut rasa penasaran penggunanya. Hal tersebut menjadikan  Tik Tok ini semakin banyak di unduh serta diakses oleh segala macam kalangan dari bawah bahkan sampai kalangan keatas.

TikTok digunakan banyak orang untuk meraih eksistensi dan pundi-pundi uang dan itu sudah terbukti. Mudahnya mengakses aplikasi TikTok membuat orang menjadikannya sebagai media pembelajaran bagi kehidupannya apalagi sifatnya yang kekinian. 

Sensasi bermain video musik singkat itu disukai, membuat ketagihan, dan menular, membuat aplikasi itu populer dan semakin eksis di kalangan pengguna media sosial di Indonesia. 

Tak hanya di dalam negeri, video kreativitas dari pengguna TikTok ini juga digemari oleh masyarakat di sejumlah negara. Mereka juga menghasilkan video TikTok yang sangat menarik.

Fenomena Tiktok melahirkan istilah influencer yang senang mengunggah kebiasaan kehidupannya di dunia maya. Mulai dari memamerkan kegiatan wisata, barang-barang bermerk, hingga kegiatan sehari-harinya. Hal tersebut dilakukan lagi-lagi untuk mengeruk keuntungan melalui endorse produk-produk apapun. Pada akhirnya, banyak dari orang yang merasa ketinggalan zaman jika tidak update di TikTok.

Cara lain adalah mencari perhatian (attention seeking). Semua orang juga mempunyai keinginan dalam dirinya untuk bukan hanya tampil, tetapi juga untuk diperhatikan. Ada satu kepuasan psikologis tertentu jika menjadi pusat perhatian. Mencari perhatian dapat berujung pada mencari sensasi (sensation seeking). Mencari sensasi adalah sesuatu perbuatan yang benar-benar diniatkan untuk menampilkan suatu perilaku atau kegiatan yang berbeda dengan yang lain.

TikTok mulai banyak digunakan oleh selebriti nasional, selebgram, selebtwit, juga youtuber, aplikasi yang dahulu tidak disukai oleh publik ini pun mulai banyak diminati, nasibnya berbeda dengan nasibnya dahulu. Banyak sekali artis yang menjadi lebih viral namun juga dibarengi turunnya popularitas secara cepat jika tidak kreatif. 

Menjadi influencer tentunya bukan  bermodal viral semata. Perlu adanya proses panjang untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat luas. Dari anak muda hingga orang tua, pekerja kantoran sampai ibu rumah tangga, tokoh politik seperti menteri dan kepala daerah, tokoh masyarakat serta tokoh publik seperti selebriti nasional, selebgram, selebtwit, juga youtuber, videonya pernah kita lihat berseliweran di TikTok.

Hal itu menjadi satu bukti bahwa TikTok adalah salah satu produk budaya yang dikenal dan disukai oleh khalayak. Media berperan sebagai penyebar informasi yang mempopulerkan suatu produk budaya populer.  

Apa akibatnya? Hal tersebut menjadikan apapun yang diproduksi oleh media akan diterima oleh publik sebagai suatu nilai (budaya) bahkan menjadi panutan masyarakat sehingga hal tersebut menjadi budaya orang banyak. 

Hingga akhirnya banyak golongan masyarakat yang berhasil diraih dan melampaui sekat-sekat pembatas yang ada, seperti  suku, agama, identitas kedaerahan dan negara, kelas sosial, hingga nilai tradisi dan budaya setiap kelompok dalam masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun