Tak hanya di dalam negeri, video kreativitas dari pengguna TikTok ini juga digemari oleh masyarakat di sejumlah negara. Mereka juga menghasilkan video TikTok yang sangat menarik.
Fenomena Tiktok melahirkan istilah influencer yang senang mengunggah kebiasaan kehidupannya di dunia maya. Mulai dari memamerkan kegiatan wisata, barang-barang bermerk, hingga kegiatan sehari-harinya. Hal tersebut dilakukan lagi-lagi untuk mengeruk keuntungan melalui endorse produk-produk apapun. Pada akhirnya, banyak dari orang yang merasa ketinggalan zaman jika tidak update di TikTok.
Cara lain adalah mencari perhatian (attention seeking). Semua orang juga mempunyai keinginan dalam dirinya untuk bukan hanya tampil, tetapi juga untuk diperhatikan. Ada satu kepuasan psikologis tertentu jika menjadi pusat perhatian. Mencari perhatian dapat berujung pada mencari sensasi (sensation seeking). Mencari sensasi adalah sesuatu perbuatan yang benar-benar diniatkan untuk menampilkan suatu perilaku atau kegiatan yang berbeda dengan yang lain.
TikTok mulai banyak digunakan oleh selebriti nasional, selebgram, selebtwit, juga youtuber, aplikasi yang dahulu tidak disukai oleh publik ini pun mulai banyak diminati, nasibnya berbeda dengan nasibnya dahulu. Banyak sekali artis yang menjadi lebih viral namun juga dibarengi turunnya popularitas secara cepat jika tidak kreatif.Â
Menjadi influencer tentunya bukan  bermodal viral semata. Perlu adanya proses panjang untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat luas. Dari anak muda hingga orang tua, pekerja kantoran sampai ibu rumah tangga, tokoh politik seperti menteri dan kepala daerah, tokoh masyarakat serta tokoh publik seperti selebriti nasional, selebgram, selebtwit, juga youtuber, videonya pernah kita lihat berseliweran di TikTok.
Hal itu menjadi satu bukti bahwa TikTok adalah salah satu produk budaya yang dikenal dan disukai oleh khalayak. Media berperan sebagai penyebar informasi yang mempopulerkan suatu produk budaya populer. Â
Apa akibatnya? Hal tersebut menjadikan apapun yang diproduksi oleh media akan diterima oleh publik sebagai suatu nilai (budaya) bahkan menjadi panutan masyarakat sehingga hal tersebut menjadi budaya orang banyak.Â
Hingga akhirnya banyak golongan masyarakat yang berhasil diraih dan melampaui sekat-sekat pembatas yang ada, seperti  suku, agama, identitas kedaerahan dan negara, kelas sosial, hingga nilai tradisi dan budaya setiap kelompok dalam masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H