Mohon tunggu...
Muhammad RafliAlvianto
Muhammad RafliAlvianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Bakrie

Seorang mahasiswa Universitas Bakrie yang mencoba beradaptasi di lingkungan baru

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Transformasi Gerakan Sosial di Ruang Digital dan Perannya: Studi Kasus Mencegah Terjadinya Diskriminasi terhadap Orang kulit Hitam di Amerika Serikat

6 November 2024   13:54 Diperbarui: 6 November 2024   13:57 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

            Ada beberapa pandangan yang diungkapkan oleh beberapa tokoh sosiolog terkait dengan pemahaman dalam Gerakan sosial.  Menurut Anthony Giddens, gerakan sosial adalah kumpulan individu yang bekerja untuk menyelesaikan atau menghentikan proses perubahan sosial  Normalnya Gerakan sosial ada dalam hubungan konflik dengan organisasi yang tujuan dan pandangan sering bertentang (Hasanah, 2017).  Gerakan sosial umumnya muncul segera setelah terjadinya situasi ketidakpuasan sosial. Setelah melalui fase penurunan aktivitas, terkadang Gerakan sosial tersebut berhasil membentuk organisasi yang bersifat permanen, atau juga bisa menghilang tanpa meninggalkan jejak yang signifikan  (Kamaruddin, 2012).

            Sangat esensial untuk dipahami kalau suatu Gerakan Sosial dapat bertahan dalam priode yang panjang, karena gerakan itu diciptakan tidak secara spontan, melainkan melalui rangkaian yang cukup Panjang, direncanakan, teroganisir, dan memiliki aturan baik yang sifatnya terterah ataupun tidak layak untuk diikuti oleh anggota tersebut (Ramli, 2019).  

           Jenis interaksi dan hubungan sosial baru telah muncul sebagai hasil dari kemajuan dalam komunikasi dan teknologi media. Jenis hubungan baru ini berbeda dari jenis hubungan tatap muka yang telah ada selama berabad-abad.  Selain itu, dengan adanya kemajuan teknologi dan media saat ini, kita memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara langsung dengan individu di seluruh dunia, termasuk dengan pihak pemerintah (Anwar Maulana Sidik, 2021).

          Tindakan Black Life Matter Movement selama pemilihan Presiden AS tahun 2020 adalah contoh gerakan sosial  Ini terjadi setelah seseorang warga negara Amerika Serikat Geogre Floyd, didiskriminasi oleh polisi pada tanggal 25 Mei 2020.  Pada awalnya, Geogre menggunakan laporan palsu senilai dua puluh dolar untuk membeli paket rokok di toko supermarket. Namun, seorang petugas kebersihan melapor ke polisi setelah mengetahui bahwa uang itu palsu.  Tak lama setelah laporan itu, dua petugas polisi tiba  Salah satu dari mereka, Thomas Lane, mengeluarkan pistolnya dan menyuruh Goegre Floyd mengangkat tangannya. Setelah ditahan, Floyd terus bekerja sama, sampai Derek Chauvin, petugas polisi lainnya, berlutut dan menjepit lehernya ke tanah, menyebabkan dia kehilangan nyawanya  (Anwar Maulana Sidik, 2021). 

  Situasi Pilpres AS 2020 sangat berbeda dengan situasi Pilpres 2016. Hilary Clinton dan Donald Trump adalah pesaing dalam pemilihan ini. Donald Trump menggunakan "southern strategy", taktik kontroversial yang ditujukan untuk pemilih konservatif kulit putih, selama kampanyenya. Trump telah menggunakan bahasa rasis dan mendukung supremasi kulit putih selama kampanyenya  (Smith D, 2020). Southern strategy telah menyakiti minoritas sementara orang kulit hitam menjadi lebih dikriminalisasi (Nafila Reydha Mahisa, 2021).   Menurut kemenangannya, pemerintahan Trump secara terang-terangan mengikuti kebijakan supremasi kulit putih yang merugikan minoritas (Nafila Reydha Mahisa, 2021).Undang-undang yang melarang Muslim memasuki Amerika Serikat, ejekan rasis yang ditujukan pada orang Meksiko, dan kebrutalan polisi terhadap orang kulit hitam (G, 2020).Salah satu contoh kekerasan polisi yang paling mengerikan di AS dan mungkin di seluruh dunia adalah pembunuhan Geogre Floyd, yang mengawali protes luas di 550 wilayah AS (Buchanan, 2020).  Di Minnesota, ada seorang petugas polisi berkulit putih yang bernama Derek Chauvin yang menghancurkan Geogre Floyd, menyebabkan kematian Floyd. Kemarahan di antara warga AS dipicu oleh rekaman insiden itu dan meluas ke luar negeri.  Demonstrasi ini dipicu oleh gerakan sosial yang dikenal sebagai Black Life Matter.  Memperjuangkan keadilan rasial dan mengakhiri diskriminasi kulit putih adalah dua tujuan Black Live Matter (Nafila Reydha Mahisa, 2021).

       Protes tersebut menyebabkan rasisme menjadi topik penting selama pemilihan presiden AS 2020 (Yulia Rimapradesi, 2020). Kasus kematin yang dialami oleh Geogre Floyd membuat masyarakat global geram, Pada tanggal 25 Mei 2020 masyarakat Amerika Serikat berbondong-bondong melakukan demonstrasi di jalan rakyat (Yulia Rimapradesi, 2020).  Kasus Floyd ini tidak terlepas dari pidato yang dilakukan oleh donal Trump terkait diskriminasi ras di Amerika Serikat dan Masyarakat Amerika kebanyakan tidak setuju (kontra) dengan apa yang disampaikan oleh Trump terutama muslim Amerika Serikat (Yulia Rimapradesi, 2020). Banyak dari peneliti juga yang berpendapat bahwasannya kasus kematian kaum kulit hitam lebih unggul daripada kematian kaum kulit hitam (Ayyatudin, 2021).

     Hal ini tentunya tidak luput dari pemberitaan yang marak di media Pemberitaan tersebut menjadi salah satu utama pemicu utama dari bangkitnya Gerakan Black Life Matter ini. Hampir seluruh mata dunia tertuju kepada kasus tersebut sejak pertama kali terjadi, hingga keputusan  jatuhan hukuman terhadap pelaku. Sebagaimana yang diketahui bahwa pelaku pembunuhan tersebut adalah seorang oknum polisi berkulit putih di Minnesota, Minneapolis, Amerika Serikat. Hal ini menjadi pemberitaan yang panas di media sosial dan juga media pemberitaan (Ramdhan, 2020).

       Dalam aksi Gerakan Sosial yang ada di Amerika Serikat itu, pemerintah Amerika serikat mulai melakukan beberapa upaya untuk mencegah kasus diskriminasi pada ras kulit hitam yaitu :

1. Memajukan kesejahteraan rasial di pemerintahan federal, memerangi rasisme dengan memerintahkan departemen Lembaga eksekutif untuk mengeluarkan pernyataan resmi pada penolakan rasisme (Yulia Rimapradesi, 2020).

2. Menjadikan keadilan rasial sebagai kebijakan luar  negeri AS untuk mengatasi rasisme dan memperkuat demokrasi di Amerika Serikat (Yulia Rimapradesi, 2020).

3.Menyerukan aksi penolakan rasisme di dewan hak asasi manusia PBB (Yulia Rimapradesi, 2020).

  Menurut penulis, mengenai kejadian yang terjadi di negara seperti Amerika serikat.  Yang dimana terjadinya kasus rasisme dan diskriminasi terhadap orang berkulit gelap dimana menewaskan seseorang dalam kejadian ini, penulis berpendapat bahwa seharusnya presiden sebagai aktor tertinggi  dalam negara menerapkan sistem keadilan yang rasial dan juga pemerintah harus bersikap adil terhadap semua ras, agama, suku, maupun bangsa yang dimiliki oleh warga negaranya, dan para aktor di Lembaga Eksekutif menerapkan kebijakan terkait dengan maraknnya kasus rasisme ataupun diskriminasi terhadap orang berkulit hitam. Dan juga pemerintah AS menyerukan isu diskriminasi ini di berbagai organisasi internasional seperti PBB, dan lain-lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun