Keprofesionalan, sebuah konsep yang terdengar begitu sederhana dan mudah diucapkan, seolah hanya perlu dicerna sekali lalu langsung bisa diaplikasikan. Teorinya mudah, katanya. Tapi tentu saja, praktiknya yang menjadi tantangan sejati. Berada di dunia profesional ibaratnya seperti menari di atas tali tipis di atas jurang. Satu kesalahan kecil, dan kamu bisa terjun bebas ke dalam jurang pekerjaan yang lebih sulit ditemui daripada laci yang tertutup rapat.
Sebagian besar manusia, mungkin kamu juga, telah mendengar ungkapan bahwa "teori itu mudah, praktiknya yang sulit." Bagi kebanyakan orang, teori tentang keprofesionalan mungkin sudah seperti makanan sehari-hari---kamu tahu bahwa kamu harus melakukannya dengan baik, tapi ketika sampai pada praktiknya, seakan-akan dunia punya konspirasi raksasa untuk membuatmu gagal.
Pertama-tama, mari telaah teori keprofesionalan. Sebagai seorang profesional yang baik, kamu diharapkan untuk memiliki pengetahuan mendalam di bidangmu, keterampilan yang memukau, dan sikap yang selalu positif, sekalipun kamu baru saja kehilangan rapat penting atau printer kembali memutuskan untuk mogok. Teori ini seperti membaca buku resep; semua bahan tercantum di sana, dan kamu yakin bisa membuat hidangan istimewa. Tapi tahukah kamu betapa sulitnya mencari bahan-bahan tersebut di supermarket kehidupan nyata?
Nah, itulah masalahnya. Praktik keprofesionalan bisa terasa seperti berusaha mengejar ayam yang berlari di kebun. Semuanya terlihat mudah saat dilihat dari kejauhan, tapi ketika kamu mulai bergerak, ayam itu tahu-tahu sudah berlari ke arah yang berlawanan. Begitu pula dengan praktik keprofesionalan, di mana setiap langkahmu harus diambil dengan hati-hati agar tidak terperosok dalam jurang ketidakprofesionalan.
Dan sekarang, kita berbicara tentang ketekunan. Ini adalah kunci rahasia yang seakan-akan tertanam dalam tubuh superhero yang tak pernah lelah. Ketekunan adalah sumber daya tak terlihat yang harus kamu temukan, aktifkan, dan pertahankan setiap saat. Sayangnya, kebanyakan orang kehilangan sumber daya ini di sekitar meja kerja mereka, di antara tumpukan pekerjaan yang menumpuk seperti gunung Everest mini.
Bagi sebagian orang, ketekunan adalah seperti es krim di hari panas; ketika kamu mulai menikmatinya, sebelum kamu sadar, es krim itu sudah meleleh dan meninggalkanmu dengan piring kosong. Ketekunan dalam keprofesionalan juga bisa menguap begitu saja jika kamu tidak memperhatikannya dengan cermat. Cobalah mencari ketekunan yang hilang di bawah stapler atau di antara tumpukan laporan keuangan yang tak pernah habis.
Jadi, teman-teman, di dunia keprofesionalan ini, jangan biarkan diri kita terlena oleh teori yang seolah-olah begitu mudah. Praktiknya memang sulit, dan ketekunan adalah kuncinya---meskipun kadang-kadang ketekunan itu seperti uang receh yang selalu hilang di saku celana. Tetaplah berusaha, dan siapa tahu, suatu hari kita bisa menemukan kunci keprofesionalan yang hilang di antara tumpukan pekerjaan yang menumpuk. Jangan lupa untuk tetap tersenyum meskipun printer mogok dan ayam berlari ke arah yang berlawanan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H