Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf
Muhammad Yusuf Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sebagai seorang guru yang penuh semangat, saya menemukan kegembiraan dalam menjelajahi dunia ilmu pengetahuan melalui hobi membaca buku. Hobi membaca ini tidak hanya menjadi aktivitas pengisi waktu luang, tetapi juga menjadi jendela pengetahuan yang membentuk pandangan hidup saya. Dalam dunia literasi, saya menaruh minat khusus pada artikel-artikel yang mengeksplorasi dimensi spiritual. Keyakinan bahwa pemahaman yang mendalam terhadap aspek spiritual dapat memberikan makna mendalam dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam lingkup pendidikan, memotivasi saya untuk terus mengeksplorasi dan memahami konsep-konsep spiritual yang relevan. Selain itu, ketertarikan saya pada perkembangan teknologi membawa saya ke dunia yang terus berkembang pesat. Saya percaya bahwa guru modern perlu memahami dan mengintegrasikan teknologi dengan bijak dalam pembelajaran untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang dinamis dan relevan. Hobi membaca artikel-artikel tentang teknologi membantu saya tetap terkini dengan perkembangan terbaru di bidang ini. Selain spiritual dan teknologi, ketertarikan saya terhadap kepribadian membentuk landasan penting dalam peran saya sebagai pendidik. Saya yakin bahwa pengembangan kepribadian bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang karakter dan nilai-nilai yang ditanamkan dalam setiap interaksi dengan siswa. Artikel-artikel kepribadian memberikan wawasan berharga tentang bagaimana membentuk pemimpin masa depan dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Sebagai guru yang berkomitmen, saya terus menggali pengetahuan dari berbagai sumber untuk memberikan dampak positif dalam ruang kelas. Hobi membaca buku dan artikel dalam bidang spiritual, teknologi, dan kepribadian tidak hanya menjadi kegiatan rutin, tetapi juga merupakan sarana untuk terus tumbuh dan berkembang sebagai pendidik yang lebih baik. Saya percaya bahwa melalui pembelajaran yang berkelanjutan, kita dapat membentuk generasi yang memiliki keseimbangan antara kebijaksanaan spiritual, pemahaman teknologi, dan integritas kepribadian.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentingnya Ajaran Kitab Kotaragama dalam Menentukan Pemimpin: Inspirasi untuk Pemilu 2024

22 Desember 2023   07:45 Diperbarui: 22 Desember 2023   07:45 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam menentukan pilihan pemimpin pada Pemilu mendatang, ajaran Kotaragama dapat menjadi panduan moral yang kuat. Memilih pemimpin yang mencerminkan sifat-sifat ini bukan hanya akan memberikan arah yang benar bagi bangsa ini, tetapi juga akan membentuk kepemimpinan yang diberkati, adil, dan bertanggung jawab.

Pemimpin yang Diinginkan dalam Konteks Pemilu 2024: Inspirasi dari Kitab Kotaragama. 

Dalam menghadapi Pemilu 2024, ajaran dari naskah kuno Kotaragama dapat menjadi sumber inspirasi yang relevan untuk menentukan pemimpin yang diinginkan oleh masyarakat Indonesia. Seperti yang tercantum dalam naskah, seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang mencerminkan kebijaksanaan, integritas, dan tanggung jawab terhadap rakyatnya.

Ketika kita merunut kembali ajaran tersebut, sifat seperti gunung yang suci dan kokoh dapat diartikan sebagai kestabilan dan kekuatan pemimpin dalam menghadapi tantangan. Kemampuan untuk meredam keburukan seperti laut yang dapat meredam bau amis dan busuk, dapat dihubungkan dengan keterampilan pemimpin dalam menanggulangi permasalahan dan mengatasi konflik.

Sifat api yang menghapuskan kekotoran menjadi metafora penting, mengingatkan kita pada kebutuhan akan pemimpin yang tegas dalam memberantas korupsi dan menyelamatkan negara dari segala bentuk ketidakmoralan. Sebagai matahari dan bulan, pemimpin yang mampu memberikan pencerahan dan kesejukan bagi rakyatnya juga menjadi dambaan.

Sifat langit biru yang mencerminkan luas pandangan dan teguhnya pendirian dapat diartikan sebagai pemimpin yang memiliki visi yang jelas dan prinsip yang kuat dalam mengambil keputusan. Namun, yang paling penting dari semua sifat-sifat tersebut adalah ketaatan pada agama, sejalan dengan semangat pluralisme dan toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dari sisi yang dihindari, panca krana yang disebutkan dalam naskah---seperti tidak mempekerjakan wanita, orang kembar, orang bodoh, yang perutnya kenyang, dan orang lapar---memberikan pandangan yang dapat diaplikasikan pada pemilihan pemimpin. Pemimpin yang harus dihindari adalah mereka yang tidak menghormati hak-hak perempuan, tidak menjunjung tinggi persamaan, tidak bijaksana dalam pengambilan keputusan, kurang komitmen, dan tidak peduli terhadap kebutuhan rakyat.

Jadi, dalam menentukan pemimpin pada Pemilu 2024, ajaran dari Kotaragama dapat menjadi panduan moral yang berharga. Memilih pemimpin yang mampu mencerminkan sifat-sifat tersebut dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, dengan pemerintahan yang adil, transparan, dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun