Sebagai sebuah indikator global tentang kualitas pendidikan, hasil PISA 2022 menarik perhatian publik dengan menciptakan narasi baru tentang ranking pendidikan Indonesia yang naik. Namun, dibalik kenaikan peringkat ini, terdapat data yang membuka fakta-fakta yang mengkhawatirkan, menunjukkan bahwa literasi siswa Indonesia belum mengalami perubahan yang signifikan. Mari kita eksplorasi fakta-fakta ini secara lebih mendalam.
1. Penurunan Rata-Rata Skor PISA 2022.
Fakta pertama yang mencolok adalah penurunan rata-rata skor PISA 2022 di seluruh bidang, termasuk matematika, membaca, dan sains, dibandingkan dengan hasil PISA 2018. Bahkan, hasil ini lebih rendah dari pencapaian pada tahun 2003 (Matematika dan membaca) dan 2006 (sains). Trend penurunan ini menjadi lebih jelas sejak tahun 2015, menciptakan bayangan krisis kualitas pendidikan yang terus berlanjut.
2. Reduksi Kesenjangan Skor Tertinggi dan Terendah.Â
Meskipun ada penurunan raihan skor tertinggi dalam matematika, kesenjangan antara siswa peraih skor tertinggi dan terendah berkurang. Namun, fakta ini tidak bisa menyembunyikan bahwa literasi matematika secara keseluruhan mengalami penurunan, menciptakan perdebatan apakah perubahan ini membawa dampak positif ataukah hanya refleksi dari penurunan secara umum.
3. Meningkatnya Proporsi Siswa di Bawah Level 2.
Data menunjukkan peningkatan proporsi siswa yang skornya di bawah Level 2, terutama dalam matematika (5%) dan membaca (19%). Hal ini menyoroti tantangan yang semakin besar dalam memastikan bahwa semua siswa memiliki pemahaman yang memadai dalam bidang numerik dan literasi.
4. Ranking Naik, Literasi Tetap Rendah.Â
Meskipun peringkat pendidikan Indonesia naik 5-7 tingkat dibandingkan dengan PISA 2018, hasil skor kemampuan siswa Indonesia di bidang matematika dan literasi saat ini merupakan yang terendah sejak negara ini mengikuti survei PISA. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan peringkat tidak selalu mencerminkan peningkatan substansial dalam literasi.
5. Faktor-faktor Pengaruh Kemampuan Siswa.Â