Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf
Muhammad Yusuf Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sebagai seorang guru yang penuh semangat, saya menemukan kegembiraan dalam menjelajahi dunia ilmu pengetahuan melalui hobi membaca buku. Hobi membaca ini tidak hanya menjadi aktivitas pengisi waktu luang, tetapi juga menjadi jendela pengetahuan yang membentuk pandangan hidup saya. Dalam dunia literasi, saya menaruh minat khusus pada artikel-artikel yang mengeksplorasi dimensi spiritual. Keyakinan bahwa pemahaman yang mendalam terhadap aspek spiritual dapat memberikan makna mendalam dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam lingkup pendidikan, memotivasi saya untuk terus mengeksplorasi dan memahami konsep-konsep spiritual yang relevan. Selain itu, ketertarikan saya pada perkembangan teknologi membawa saya ke dunia yang terus berkembang pesat. Saya percaya bahwa guru modern perlu memahami dan mengintegrasikan teknologi dengan bijak dalam pembelajaran untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang dinamis dan relevan. Hobi membaca artikel-artikel tentang teknologi membantu saya tetap terkini dengan perkembangan terbaru di bidang ini. Selain spiritual dan teknologi, ketertarikan saya terhadap kepribadian membentuk landasan penting dalam peran saya sebagai pendidik. Saya yakin bahwa pengembangan kepribadian bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang karakter dan nilai-nilai yang ditanamkan dalam setiap interaksi dengan siswa. Artikel-artikel kepribadian memberikan wawasan berharga tentang bagaimana membentuk pemimpin masa depan dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Sebagai guru yang berkomitmen, saya terus menggali pengetahuan dari berbagai sumber untuk memberikan dampak positif dalam ruang kelas. Hobi membaca buku dan artikel dalam bidang spiritual, teknologi, dan kepribadian tidak hanya menjadi kegiatan rutin, tetapi juga merupakan sarana untuk terus tumbuh dan berkembang sebagai pendidik yang lebih baik. Saya percaya bahwa melalui pembelajaran yang berkelanjutan, kita dapat membentuk generasi yang memiliki keseimbangan antara kebijaksanaan spiritual, pemahaman teknologi, dan integritas kepribadian.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Absensi Online Pegawai Menjadi Panggung Kabaret: Dari Guru Jumatan Hingga Drama Rumah Tangga

1 Desember 2023   07:21 Diperbarui: 1 Desember 2023   07:26 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam panggung absensi online pegawai, terutama bagi para guru, terkadang kita disuguhkan skenario yang lebih mirip dengan pertunjukan kabaret daripada manajemen kinerja. Mari kita telaah satu kisah unik dari dunia absensi online yang seakan tak ada habisnya.

Jumatan atau Absen?

Seorang guru yang tinggal jauh dari sekolahnya menemukan dirinya terjebak dalam perangkap waktu absensi online yang tidak bersahabat. Jumat adalah hari yang selalu menjadi tantangan, di mana guru ini harus absen pukul 11.00 Wita, tepat saat itu sebagai seorang penghulu agama di desanya. Dalam suasana penuh haru, guru tersebut berpikir, "Jumatan atau absen, itulah pertanyaan besar."

Sambil mempertimbangkan karir gurunya dan tanggung jawab agamisnya, guru tersebut harus mengambil keputusan sulit. Pada akhirnya, dia memilih tidak ibadah jumatan di masjid rumahnya, terpaksa harus tergusur dari jadwal rutinnya dan memilih Jumatan di dekat area sekolah.

Drama Rumah Tangga: Ketika Sekolah Jadi Penghalang Rumah Tangga

Namun, masalah tidak berhenti di situ. Kehidupan rumah tangga guru yang sudah terbengkalai karena terlalu sering dihabiskan di sekolah menjadi bahan perbincangan hangat. Dengan penuh keironian, guru tersebut mengeluh bahwa pernikahan dan absensi online tidak selalu bisa bersatu harmonis.

Guru ini menjadi sosok yang lebih dikenal oleh rekan-rekannya sebagai "Guru yang Lebih Banyak Di Absen Daripada di Rumah." Pekerjaan yang membutuhkan kehadiran fisik di sekolah terus-menerus menyita waktu dan energi, sehingga rumah tangganya menjadi semakin terpinggirkan. Beberapa bahkan mengusulkan agar absensi online dihapuskan saja, karena dianggap tidak memiliki kaitan dengan kualitas pendidikan.

Absensi Tertib atau Kualitas Pendidikan?

Di tengah kisruh ini, muncul pertanyaan besar: apakah kita ingin absensi yang tertib atau kualitas pendidikan? Beberapa mengusulkan untuk melakukan kaji ulang terhadap sistem absensi online, agar tidak menjadi batu sandungan bagi pengembangan pribadi dan keluarga guru.

Meskipun begitu, kita juga harus ingat bahwa absensi online memiliki peran penting dalam menjaga keteraturan dan disiplin. Mungkin saja, dengan sedikit kreativitas dan kelonggaran, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang seimbang antara kebutuhan profesional dan pribadi.

Dalam panggung absensi online yang penuh warna ini, kita diajak untuk berpikir ulang tentang keseimbangan hidup dan kualitas pendidikan. Mungkin, dengan sentuhan humor, kita bisa menemukan solusi yang lebih bijak dan menyenangkan untuk menjalani absensi online yang kadang-kadang lebih mirip drama komedi daripada perhitungan kinerja serius.

Panggung Absensi Online: Antara Komedian dan Filosof Pendidikan"

Dalam teater absensi online, cerita terus berlanjut dengan komedi absurditas dan nuansa filosofis pendidikan. Mari kita saksikan babak berikutnya dari drama ini yang semakin meruncing.

Absensi sebagai Komedian Tanpa Batas

Seiring berjalannya waktu, absensi online semakin menjadi komedian tanpa batas. Seorang guru bahkan mencoba mengirimkan avatar robotnya untuk absen secara virtual. Meskipun mungkin terkesan inovatif, hal ini menciptakan suasana yang lebih mirip dengan pertunjukan sirkus di dunia maya daripada pendidikan serius.

Dalam kesempatan lain, seorang guru mencoba berabsen sambil berjemur di tepi pantai. Tentu saja, ide ini terdengar menyenangkan, tetapi di sisi lain, siswa-siswa merasa mereka hanya mendapatkan pemandangan lautan dan bukan ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan.

Dari Absensi Online ke Pendidikan Online yang Lebih Baik

Pertanyaan tentang relevansi absensi online dengan kualitas pendidikan semakin menarik perhatian. Beberapa pihak mengusulkan untuk melanjutkan panggung ini ke arah yang lebih baik dengan menggabungkan pendekatan kreatif dan pendidikan yang substansial. Mungkin, kita bisa menciptakan sesuatu yang lebih dari sekadar "klik dan absen."

Sebuah filosof pendidikan menawarkan pandangan unik dengan mengatakan, "Pendidikan seharusnya bukan hanya tentang kehadiran fisik, tetapi juga kehadiran pikiran dan jiwa." Apakah ini bisa menjadi titik awal untuk merenungkan ulang sistem absensi online yang ada?

Menyongsong Absensi Online yang Lebih Bermakna

Apakah kita akan terus mengejar absensi online sebagai komedian tanpa batas, ataukah kita bersedia melibatkan para pengambil keputusan, guru, dan siswa untuk merancang sebuah panggung yang lebih bermakna? Barangkali, kita dapat merajut kembali nilai-nilai pendidikan yang sebenarnya di dalamnya.

Dalam perjalanan ini, kita diingatkan untuk tidak hanya melihat dari sudut pandang pengkritik, tetapi juga melibatkan semua pihak yang terlibat untuk menciptakan suasana belajar yang lebih produktif dan relevan. Kita semua adalah pemeran penting dalam drama ini, dan saatnya untuk menentukan arah pementasan berikutnya.

Dengan senyuman dan pemikiran terbuka, mari kita bersama-sama melanjutkan panggung absensi online ini menuju pendidikan yang lebih baik dan lebih bermakna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun