Komar mengungkapkan, bahwa dahulu Ulak Lebar menjadi perkampungan pertama kali sebelum adanya Lubuklinggau. Lubuklinggau sendiri, merupakan peranakan dari Ulak Lebar yang sengaja membuat kampung disana atas permintaan colonial kala itu.
Diceritakan, Dusun Linggau sendiri merupakan keturunan yang dahulunya masih menetap di Ulak Lebar.Â
Karena adanya permintaan tersebut, sebagian warga mulai membuka perkampungan baru yang dinamakan Dusun Linggau (Kelurahan Linggau Ilir di Kecamatan Lubuklinggau Barat II sekarang) dimasa pemerintah Depati Jaga Lurah.
Dengan pengetahuan yang belum luas, warga masih mengandalkan semua yang ada dalam hutan. Kala banyak pemimpin atau Gindo (sejajar kepala desa saat ini), banyak menyimpan cerita yang tidak begitu terlontarkan. Karena sebagian besar sama sekali tidak boleh diceritakan.Â
Misalnya Depati Ilang Dikebon, dan beberapa gindo terdahulu yang memimpin perkampungan Ulak Lebar yang dibentengi bambu berduri.
Cerita yang disampaikan menjadi terputus, bahkan untuk silsilah dan perbuatan yang dilakukan kala itu tidak boleh terlalu dalam diselam, mungkin karena sudah menjadi sumpah masyarakat dan keturunan.
Namun, ada yang menarik diceritakan Komar tentang perjuangan masyarakat Ulak Lebar dalam mempertahankan dusun mereka. Setidaknya ada nama Embun Semibar yang bergelar Si Bujang Kurap merupakan panglima perang Ulak Libo, Raden Mas Rambut Selaka Sembilan Leko (guru dari Bujang Kurap), Bujang Sari Gambang dan Gambir Melayang (mata-mata dan penjaga pos di puncak Bukit Sulap) serta Tuan Layang-layang (Dukun Padi). Beberapa nama yang disebutkan ini, memiliki jasa masyarakat tempo dulu.
Bujang Kurap sendiri, dikebumikan dipinggir Sungai Kelingi atau tepatnya diatas Lubuk Napal Koneng, tempatnya menyandarkan Jukung (perahu). Bujang Kurap dicirikan sebagai orang yang sederhana, dan berperawakan sedang. Hanya saja memang, ia memiliki kesaktian dengan tubuh yang dipenuhi kurap, bahkan tunggangannya yakni Macan Hitam.
Diketahui, si Bujang Kurap ini bisa menyerupai orang yang ganteng dan beberapa rupa lainnya. Bahkan situs Danau Rayo yang berada di Rupit Kabupaten Muratara, merupakan tanda dari Bujang Kurap setelah menenggelamkan perkampungan warga saat itu.
Sementara, Raden Mas Rambut Selaka 9 Leko, merupakan guru dari Bujang Kurap yang tidak hanya menjadi panglima perang di pemukiman Ulak Lebar, tapi juga menjadi komandan bagi pasukannya dan sering mengulangi anak buahnya mulai dari Dusun Aur, Selangit dan daerah lainnya.
“Bujang Kurap tetap menjalankan tugasnya menjadi panglima hingga saat ini.Â