4. Pemberian Pupuk Dasar:
- Berikan pupuk dasar sebelum penanaman, seperti NPK Phonska atau Urea, sebanyak 200-300 kg per hektar.
- Campurkan pupuk dengan tanah di lubang tanam.
5. Pembuatan Drainase:
- Buatlah parit drainase di sekitar bedengan untuk menghindari genangan air yang dapat menyebabkan busuk akar.
6. Pengapuran Tanah:
- Lakukan pengapuran tanah jika tanah memiliki pH yang rendah (asam). Kapur dolomit atau kalsit dapat digunakan untuk menetralkan pH tanah.
7. Waktu Persiapan Lahan:
- Idealnya, persiapan lahan dilakukan 1-2 bulan sebelum penanaman untuk memastikan tanah gembur dan siap ditanami.
2. Pembibitan
- Bibit jahe merah dapat diperoleh dari rimpang jahe merah yang sehat dan bebas hama penyakit.
- Pilih rimpang jahe merah yang memiliki tunas (mata tunas).
- Potong rimpang jahe merah menjadi beberapa bagian, dengan setiap bagian memiliki 1-2 mata tunas.
- Tanam bibit jahe merah di media tanam seperti tanah, sekam bakar, atau cocopeat.
3. Penanaman
- Buat lubang tanam dengan jarak 20-30 cm.
- Tanam bibit jahe merah di lubang tanam dengan posisi mata tunas menghadap ke atas.
- Timbun lubang tanam dengan tanah dan siram hingga basah.
4. Perawatan
- Lakukan penyiraman secara teratur, yaitu 2-3 kali sehari.
- Bersihkan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman jahe merah.
- Lakukan pemupukan secara berkala dengan menggunakan pupuk organik atau non-organik.
- Lakukan pengendalian hama dan penyakit dengan cara manual atau menggunakan pestisida nabati.
5. Panen
- Jahe merah dapat dipanen setelah berumur 8-10 bulan.
- Ciri-ciri jahe merah yang siap panen adalah daunnya mulai menguning dan batang tanamannya mulai rebah.
- Lakukan panen dengan hati-hati agar tidak merusak rimpang jahe merah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!