Mohon tunggu...
muhammad kana
muhammad kana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hai, saya kana saya gemar menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Beginilah Sistem Ternak Kambing, Simak sebagai Berikut!

5 Maret 2024   08:10 Diperbarui: 5 Maret 2024   08:14 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: freepik.com

Sistem ternak kambing adalah suatu cara atau metode untuk memelihara kambing secara terstruktur dan terencana.  Sistem ternak kambing dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek, seperti:

Lokasi Kandang

Lokasi kandang kambing yang ideal sangat penting untuk kesehatan, kenyamanan, dan produktivitas kambing. Berikut beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih lokasi kandang pada sistem ternak kambing: 

1. Aksesibilitas

  • Mudah dijangkau untuk memudahkan pengangkutan pakan, air, dan kambing.
  • Dekat dengan sumber pakan, seperti kebun rumput atau pasar pakan ternak.
  • Dekat dengan sumber air bersih untuk minum dan membersihkan kandang.
  • Dekat dengan tempat tinggal peternak untuk memudahkan pengawasan.

2. Topografi

  • Datar atau sedikit miring untuk memudahkan drainase air hujan.
  • Terhindar dari risiko banjir.
  • Memiliki ventilasi yang baik untuk pertukaran udara.
  • Terlindung dari angin kencang dan hujan deras.

3. Tanah

  • Kering dan tidak becek.
  • Memiliki daya serap air yang baik.
  • Mudah dibersihkan.

4. Jarak dengan pemukiman

  • Jauh dari pemukiman untuk menghindari bau dan kebisingan dari kandang.
  • Sesuai dengan peraturan daerah setempat tentang jarak kandang dengan pemukiman.

5. Keamanan

  • Terlindung dari predator, seperti anjing, ular, dan burung pemangsa.
  • Memiliki pagar yang kokoh dan aman.

6. Arah kandang

  • Idealnya kandang menghadap ke timur untuk mendapatkan sinar matahari pagi.
  • Terhindar dari angin kencang dan hujan deras.

Skala Usaha

Skala usaha adalah indikator yang menunjukkan besar kecilnya sebuah usaha, perusahaan, atau industri. Ini berfungsi sebagai pembanding untuk memahami kemampuan dan karakteristik sebuah usaha. 

Beberapa parameter yang digunakan untuk menentukan skala usaha meliputi:

  • Jumlah Tenaga Kerja: Semakin banyak karyawan yang dipekerjakan, umumnya menunjukkan skala usaha yang lebih besar.
  • Aset Perusahaan: Nilai total aset yang dimiliki perusahaan, seperti peralatan, properti, dan persediaan, bisa menjadi indikator skala usaha.
  • Kapasitas Produksi: Jumlah barang atau jasa yang dapat diproduksi dalam suatu periode tertentu mencerminkan skala usaha.
  • Pendapatan: Semakin besar pendapatan yang dihasilkan, biasanya menunjukkan skala usaha yang lebih besar.

Klasifikasi Skala Usaha 

Berdasarkan kriteria di atas, skala usaha umumnya dikategorikan menjadi:

  • Mikro: Usaha dengan jumlah karyawan sedikit (biasanya di bawah 5 orang), aset terbatas, kapasitas produksi rendah, dan pendapatan yang relatif kecil.
  • Kecil: Usaha dengan jumlah karyawan lebih banyak dari skala mikro, namun masih tergolong terbatas (biasanya belasan hingga puluhan orang), aset dan kapasitas produksi meningkat, serta pendapatan yang lebih besar dari skala mikro.
  • Menengah: Usaha dengan jumlah karyawan yang lebih signifikan (puluhan hingga ratusan orang), aset dan kapasitas produksi yang lebih besar, dan pendapatan yang juga lebih tinggi.
  • Besar: Usaha dengan jumlah karyawan yang banyak (ratusan hingga ribuan orang), aset dan kapasitas produksi yang sangat besar, serta pendapatan yang signifikan.

Tujuan Usaha

Tujuan usaha adalah alasan atau motif di balik pendirian dan pengelolaan suatu usaha. Tujuan ini menjadi landasan dalam menentukan strategi, arah, dan pengambilan keputusan dalam menjalankan usaha. 

Beberapa tujuan umum usaha:

  • Keuntungan finansial: Menghasilkan profit atau laba untuk pemilik atau investor.
  • Memenuhi kebutuhan pasar: Menyediakan produk atau layanan yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen.
  • Membuat perubahan sosial: Memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
  • Mewujudkan visi dan misi: Mencapai tujuan jangka panjang yang telah ditetapkan oleh pendiri atau pemimpin usaha.
  • Mengembangkan potensi diri: Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam bidang tertentu.

Tujuan usaha yang spesifik dan terukur:

  • Meningkatkan pendapatan sebesar 20% dalam waktu satu tahun.
  • Memperluas pangsa pasar hingga 50% dalam dua tahun.
  • Menciptakan lapangan kerja bagi 100 orang dalam lima tahun.
  • Mengembangkan produk baru yang ramah lingkungan.
  • Menjadi pemimpin pasar dalam industri tertentu.

Manfaat memiliki tujuan usaha yang jelas: 

  • Memberikan arahan dan fokus yang jelas dalam menjalankan usaha.
  • Membantu dalam membuat keputusan yang tepat dan strategis.
  • Meningkatkan motivasi dan semangat kerja karyawan.
  • Memudahkan dalam mengukur dan mengevaluasi kinerja usaha.
  • Menarik investor dan mitra bisnis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun