Masa kampanye. Masa di mana kebohongan diangkat menjadi seni tingkat tinggi. Para calon berlomba-lomba menciptakan narasi paling meyakinkan, paling mengharukan, dan tentu saja, paling tidak masuk akal.
Mereka akan berjanji memberantas korupsi (sambil diam-diam menyiapkan rekening di Swiss). Mereka akan berjanji mensejahterakan rakyat (dengan menaikkan gaji mereka sendiri). Mereka akan berjanji membawa perubahan (padahal yang berubah cuma gaya rambut mereka).
Dan kita, dengan polosnya, percaya. Karena dalam demokrasi, percaya pada kebohongan adalah bentuk partisipasi politik.
Media Massa. Pengawal Demokrasi atau Badut Istana?
Media massa sering disebut sebagai pilar keempat demokrasi. Mereka seharusnya menjadi watchdog, mengawasi pemerintah dan memberi informasi objektif kepada masyarakat.
Kenyataannya? Mereka lebih sering menjadi anjing peliharaan penguasa. Atau lebih parah lagi, menjadi corong propaganda pemilik modal.
Berita tidak lagi berdasarkan fakta, tapi berdasarkan rating. Kebenaran tidak lagi penting, yang penting sensasional. Dan kita, sebagai konsumen berita, dengan senang hati menelan semua sampah informasi itu. Karena dalam demokrasi, kita punya hak untuk bodoh dan tetap merasa pintar.
Oposisi: Profesional dalam Hal Menentang
Dalam demokrasi, oposisi punya peran penting. Mereka ada untuk mengkritisi dan mengawasi pemerintah. Ide yang bagus... dalam teori.
Praktiknya? Oposisi lebih sering menjadi tukang protes profesional. Apapun yang dilakukan pemerintah, pasti salah. Matahari terbit dari timur? Salah pemerintah. Hujan turun? Pemerintah tidak becus mengatur cuaca.
Dan lucunya, kita menyebut ini "check and balance". Padahal yang terjadi lebih mirip "check and bark".
Demokrasi, Ketika Kita Semua Berhak Salah
Jadi, apakah demokrasi benar-benar seburuk itu? Well, mungkin tidak. Seperti kata Winston Churchill, "Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang terburuk, kecuali semua bentuk lain yang pernah dicoba."
Mungkin memang benar bahwa dalam demokrasi, kita semua punya hak untuk bodoh. Tapi setidaknya, kita punya hak untuk memilih bagaimana cara kita bodoh. Dan itu, teman-teman, adalah sebuah... kemajuan?