Mohon tunggu...
Devan Alhoni
Devan Alhoni Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas Dan Konsultan Independen

Seorang penikmat karya-karya abstrak dan filosofis, Saya memiliki hasrat yang mendalam untuk menjelajahi makna-makna tersembunyi dalam setiap untaian kata. Pena dan buku menjadi kawan setianya dalam mengarungi samudra gagasan yang tak berbatas. Bagi saya, menulis bukan sekadar mengekspresikan pemikiran, melainkan juga upaya untuk menggali kebenaran di antara celah-celah realitas. Membaca pun tak hanya sekadar aktivitas menelan baris demi baris kata, tetapi juga menjadi petualangan intelektual yang tak pernah usai. Dengan kecermatannya dalam mengurai konsep-konsep kompleks, saya senantiasa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan fundamental tentang eksistensi manusia dan alam semesta. Baginya, dunia adalah panggung metafisika yang tak pernah mengering dari teka-teki untuk dipecahkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Kepala BIN dan Imbasnya pada Politik Indonesia

28 Februari 2024   08:15 Diperbarui: 28 Februari 2024   08:18 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Namun demikian, kita perlu pahami terlebih dahulu pola hubungan antara Presiden Jokowi dengan PDIP selama ini. Publik mengetahui bila keduanya tak jarang berseberangan dalam menyikapi sejumlah isu politik Tanah Air.

Kontestasi Jokowi dan PDIP - utamanya Bu Mega - sudah dimulai sejak periode pertama pemerintahan Jokowi pada 2014 silam. Misalnya terkait posisi Rini Soemarno sebagai menteri BUMN yang sempat menimbulkan ketegangan.

Kemudian dilanjutkan pada 2019 saat PDIP mengusung pasangan sendiri yakni Ganjar Pranowo-Puan Maharani yang berhadapan dengan pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.

Fakta ini seolah menunjukkan bahwa hubungan Jokowi dan PDIP jauh dari harmonis, melainkan cenderung dinamis dan penuh ketegangan.

Oleh sebab itu, bila melihat posisi Budi Gunawan sebagai orang kepercayaan Jokowi di BIN, tentu ia akan cenderung bertindak demi kepentingan dan kelangsungan kekuasaan Sang Presiden.

Dengan kata lain, keberadaan BG di BIN belum tentu serta merta juga menguntungkan posisi politik PDIP sebagai partai pengusungnya dahulu.

AKAN TETAPI...

Meski demikian, kita tentu tak bisa memungkiri segala kemungkinan dan skenario yang bisa terjadi di ranah politik Indonesia ke depannya.

Terlepas dari pola hubungan Jokowi dan PDIP saat ini yang kerap dinamis, sangat mungkin pula suatu saat kedua belah pihak bisa kembali bersekutu atau berkoalisi dalam menghadapi tantangan politik di masa mendatang.

Dan jika hal itu terjadi, sudah pasti peran strategis BG sebagai pimpinan BIN akan sangat menentukan, baik bagi PDIP maupun Jokowi secara pribadi.

Selain itu, meski tak terlibat secara frontal, tetap saja BIN yang dipimpin BG bisa berkontribusi positif pada perolehan suara PDIP lewat "akses khusus" intelijennya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun