Mohon tunggu...
Muhammad Rafif
Muhammad Rafif Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa

Selama belum masuk ke liang lahat, selama itu pula kewajiban menulis harus ditunaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kasih Sayang sebagai Budaya Populer di Indonesia, Mungkinkah?

9 September 2022   17:28 Diperbarui: 9 September 2022   17:34 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara mengenai kasih sayang antar sesama manusia dan menyayangi segala hal yang ada nampaknya sifat itu masih asing di Indonesia. Malah ketika melihat realita yang ada, kebencian dan saling bermusuhan lah yang paling banyak ada di dalam diri seseorang, sehingga di Indonesia, budaya saling mencaci dan menghina sangat populer sekali.

Apalagi di tengah semarak pesta demokrasi yang tak lama lagi akan diselenggerakan, 'hidangan' kebencian dan saling menggunjing juga menjadi santapan para masyarakat yang memilih mengunyah dan menelan dua hal itu daripada memilih 'hidangan' kasih dan sayang.

Padahal kalau dipikirkan, apa susahnya mengasihi dan menyayangi terhadap sesama manusia. Mungkin, dalam lanskap yang kecil, kita menyayangi keluarga, saudara, dan sahabat-sahabat kita. Akan tetapi, yang paling sering ditemukan adalah seringkali kita tidak menyayangi musuh-musuh yang pada dasarnya tidak satu golongan atau satu grup. Kita menganggap mereka sebagai orang asing yang tak perlu untuk disayangi.

Ketika mau meninjau pada saat dilahirkannya manusia, pertanyaan yang perlu dilontarkan adalah, bagaimana bisa kita hadir di dunia ini tanpa perantara orangtua kita yang pada dasarnya saling menyayangi antara ibu dan ayah kita. Jelasnya, kita bisa hadir di bumi ini karena kasih sayang. Bahkan, utamanya kita pun diciptakan oleh Allah yang mempunyai sifat Rahman (pengasih) dan Rahim (penyayang).

Mungkin kita sering mendengar ucapan dari orang-orang, bahwa seseorang yang penyayang juga pasti akan di sayang. Bahkan di sayang nya itu bukan lagi di sayang oleh manusia, tapi yang Maha Penyayang langsung yang menyayangi kita. Sebab, Rasulullah sendiri yang berkata demikian.

Dalam Riwayat Imam At-Tirmidzi, Rasulullah bersabda: Arrahimuna yarhamuhumurrahman irhamu man fil ardli yarhamkum man fissamai' -- "Orang-orang yang penyayang akan disayang oleh Dzat yang Maha Penyayang. Maka Sayangilah siapa saja yang ada di bumi, niscaya akan disayang oleh yang ada di langit."

Hadits ini tentunya harus kita ketahui dan kita terapkan di dalam kehidupan. Sebab, tanpa kasih sayang, apapun yang kita jalani, tidak ada keberkahannya disana. Contohnya saja, tentang menuntut ilmu. Ketika kita menuntut ilmu dari SD, SMP, SMA, hingga Sarjana; mungkin juga kita adalah seorang ahli dalam bidang tertentu, namun ketika ilmu yang di dapatkan itu tidak membuat kita menyayangi makhluk hidup yang lain, maka ilmu itu akan sia-sia belaka.

Berangkat dari itulah, seharusnya kita lebih memikirkan Kembali untuk apa kita menuntut ilmu, apakah dengan ilmu yang kita punya, kita bisa berlemah lembut dan menyayangi orang lain ataukah kita malah berlaku keras dan membenci orang lain? cobalah untuk merenungi hal ini

Karena hal ini benar-benar penting. Ketika kita menguasai ilmu namun tidak memiliki rasa kasih dan sayang, tentunya ilmu kita digunakan untuk menindas seseorang. Bahkan, tanpa landasan kasih sayang, seseorang yang sudah bertitel Sarjana dan mempunyai kedudukan yang tinggi dengan ketidakmaluannya merampas uang rakyat untuk kepentingan dirinya sendiri. Padahal mereka adalah orang yang berpendidikan.

Dalam kasus yang lain, sering kali kita mendengar tentang hutan yang berhektar-hektar luasnya dibabat dan ditebang secara liar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Tentunya manusia model begini tidak mempunyai rasa kasih sayang di dalam dirinya. Sungguh ironi dan tak tahu rasa bersyukur kepada tuhan ketika manusia model begitu merusak hutan yang sejatinya sangat berguna untuk menyangga kehidupan manusia.

Maka dari itu, memang belum sepenuhnya terjadi bila Indonesia mengharapkan kasih sayang sebagai budaya populer. Karena, ketika kasih sayang itu ada di negeri ini, antar sesama kita tidak saling membenci; korupsi tidak akan terjadi; kita tak akan menyiksa dan membunuh hewan yang ada di sekitar kita; juga kita tak akan merusak alam yang seharusnya kita rawat Bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun