Mohon tunggu...
Muhammad Rafif
Muhammad Rafif Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa

Selama belum masuk ke liang lahat, selama itu pula kewajiban menulis harus ditunaikan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tertawalah dan Berhumorlah Apabila Engkau Manusia

5 Agustus 2022   19:56 Diperbarui: 5 Agustus 2022   20:26 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, di dalam kehidupannya, nabi tidak selalu serius terus, adakalanya Nabi sempatkan untuk berguyon Bersama sahabat-sahabatnya. Misalnya saja, dalam suatu Riwayat, Nabi SAW sedang duduk dan bercengkrama Bersama sahabat-sahabatnya. 

Tak luput disana, ada menantunya yakni Sayyidina Ali bin Abi thalib. Sebagaimana kita ketika nongkrong bersama kawan, pastinya ada cemilan yha kan. Nah kebetulan cemilan pada saat itu berupa kacang kulit. Ketika Nabi sedang menikmati cemilan kacang, tiba- tiba saja Imam Ali iseng memindahkan kulit kacangnya ke tempatnya Nabi SAW sambil nyeletuk.

"Wah, saya gak mengira loh, kalau Nabi itu doyan makan kacang, sampe-sampe kacang sebanyak itu abis dimakan sendirian"

Nah selanjutnya, melihat beliau dikerjai, lantas Nabi pun lantas tak tersinggung melihat hal itu. Malah ia balik mengerjai dan tak keabisan akal untuk membalas keisengan menantunya tersebut. Beliau lantas tiba-ttiba bilang,

 "Lah aku masih mending, makan kacang, tapi kulitnya ditinggal. Daripada kamu, makan kacang, tapi tidak ada tuh aku lihat kulit kacang di depanmu, kamu makan juga, ya berarti?"

 Kita bisa melihat bahwa Setingkat Nabi dan Rasul pun juga berguyon dan tertawa. Karena yha begitulah fitrahnya manusia. Nabi pun juga manusia sama seperti kita. Nabi SAW pun juga punya yang namanya Sense of humor. Beliau dalam kesehariannya, tidak melulu serius dan berdakwah saja aktivitasnya, akan tetapi beliau melakukan kegiatan yang lain seperti bercanda dan tertawa bersama sahabat-sahabat nya. 

Walaupun kita disarankan untuk tertawa dalam menjalani kehidupan sehari-hari, tapi tetap ingat satu hal, "jangan berlebihan". Karena segala sesuatu bila kadarnya berlebihan, hal itu malah bisa berubah menjadi racun dan tidak baik.

Ketika kita tertawa terus menerus tanpa ada sebab berarti tandanya gila. Ketika kita tertawa terus menerus karena menertawakan orang lain hingga sampai merendahkan orang tersebut, selama 24 jam kita tertawa terus, berarti humor itu sudah berubah perannya. Bukan menjadi obat, bukan merupakan tindakan yang baik bagi diri kita, tapi membuat kita menjadi self ignorance - hati jadi keras.

Maka dari itu, humor boleh, Tertawa Boleh, akan tetapi jangan kebanyakan. Jangan overdosis. Taruhlah porsi yang pas ketika kita tertawa. Ibarat ketika kita memberikan garam pada suatu masakan. Dengan begitu, humor dan tawa kita bisa menjadi semacam katarsis bagi jiwa kita.

Eksislah sebagai manusia dengan tertawa secukup nya :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun