Kau bukan hanya membohongi diriku saja, tapi dusta pada dirimu sendiri juga.
Apa yang sebenarnya kau rasa tak seperti apa yang kau ucapkan.
Bisa juga tulisanmu yang kau peruntukkan untukku dulu tak lebih dari bualan belaka.
Ah, memang sulit untuk dijelaskan secara tulisan.
Ditambah kemampuanku menulis semakin memudar.
Aku tak lagi bisa menulis panjang, apalagi puitis.
Tak lagi bisa menggoreskan catatan tinta panjang di atas buku dengan banyak halaman seperti dulu.
Aku dulu mampu menulis panjang lebar di sebuah buku.
Buku itu sempat aku berikan padamu.
Mungkin telah kau buang barang itu.
Terlepas dari itu semua, aku akui sulit sekali membedakan antara perkataan jujur dan dusta yang keluar dari mulutmu.