Sudah ratusan hari semenjak saat itu dia tak lagi berjumpa denganmu.
Jangankan untuk menjumpaimu, mengintip di sosial media pun kau anggap tabu.
Kini dia mendapat kabar dari temanmu, sekaligus mengirimkan foto manismu.
Dia teramat bahagia melihatmu di foto itu yang mengisyaratkan kebahagiaan hidupmu.
Senyum merekah dari bibir yang dibalut gincu merah membuat penampilanmu berubah.
Maklum saja, dia sudah ratusan hari tidak melihatmu.
Beberapa ratus hari yang ketika dia bersamamu, kau belum mengenal gincu atau pun pensil alis itu.
Kabar darimu, meskipun tidak langsung, telah sedikit mengobati kerinduan di benaknya.
Ya, rindu yang tak akan pernah bertemu.
Begitulah takdir menuliskan kisah di antara kalian.
Takdir pahit yang harus dia terima.
Waktu tak akan mungkin kembali, hanya menyisahkan kenangan-kenangan yang tak mungkin diulangi.
Semoga kau bahagia selalu, biar dia yang akan selalu mengingatmu.
Sukabumi, 18 Juli 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H