Mohon tunggu...
M. Agus Salim
M. Agus Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Netpreneur

Mengungkapkan rasa lewat kata.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bisa Karena Biasa!

24 Juli 2020   08:00 Diperbarui: 24 Juli 2020   08:00 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ungkapan judul di atas adalah kalimat mainstream yang kerap terucap dan kerap kita dengarakan. Betul tidak? Namun jangan dianggap sepele teman, banyak yang mengabaikan dan meremehkan. Padahal ketika memahami lebih dalam makna tersirat kalimat tersebut, tentu kita berupaya mengaktualisasikan kedalam kehidupan. Di mana karakter kita adalah hasil daripada kebiasaan-kebiasaan yang kita bentuk setiap hari. Maka dari itu, sudahkan kita membuat kebiasaan-kebiasaan baik dalam setiap harinya?

Kebiasaan atau lebih familiarnya kita ucap dengan habbit (Inggris) merupakan keniscayaan sifat yang melekat pada diri setiap orang yaitu selalu menemani aktifitas kesehariannya, membentuk karakter hidupnya dan penentu nasibnya di masa mendatang. Banyak tokoh yang bisa kita jadikan teladan terkait habbits yang dibentuk sehingga menciptakan karya-karya besar sepanjang zaman.

Pernahkah kita dengar orang yang ultra-jenius seperti Imam Syafii  yang menghafalkan Al-Quran saat usinya baru 7 tahun, Sudah dipastikan bahwa al-quran merupakan bahan bacaan dan hafalan tiap harinya Imam Syafii. Sedangkan ada juga mereka yang hingga akhir hayat pun surat al-fatihah belum hafal. Kemudian kita kenal penemu bola lampu pijar? Yap, Thomas Alfa Edison. Apa yang beliau lakukan untuk menggapai kesuksesannya? Yaitu dengan melakukan eksperimen sebanyak 999 kali, dan akhirnya percobaan yang ke 1000 kali merupakan titik kesuksesannya.

Lantas apa yang bisa kita petik buah pelajarannya? Pastiya  hal diatas mencerminkan dua aktivitas yang membutuhkan pengulangan yang berkelajutan untuk mencapai titik tujuannya, hingga menuai sebuah karya. Karena pada dasarya segala kompetensi seseorang adalah hasil dari habits dalam hari-harinya.

Faktor yang menentukan apakah kita memiliki habits adalah hanya dengan 2 hal, yaitu practice (latihan) dan repetition (pengulangan). Practice atau latihan berfungsi untuk menentukan apakah aktivitas yang dilakukan sesorang sudah benar atau belum, tepat sasaran atau tidak. Sedangkan pengulangan akan menyempurnakannya; practice makes right and repetition makes perfect.

Sekarang saatnya membuat rencana yang kemudian kita lakukan take action. Karena yang terpenting dalam membentuk habits adalah action; amal nyata. Ada kata-kata bagus "Talk is cheap, but action is priceless" (berbicara itu murah, namun amal perbuatan itu tidak ternnilai harganya). Action adalah pertanda kesungguhan, ia pembeda antara impian dan khayalan.

Jadi tunggu apalagi, jangan ada kata menunda dalam hidup kita. Jika kamu tetapa beriskeras untuk menunda, maka ada satu penundaan yang baik, yaitu menunda diri anda melakukan penundaan. Sulit, berat, sakit itu pasti dengan sedikit pemaksaan insyaAllah akan mewujudkan karakter dan impian kita. Ingat latih dan ulangilah !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun