Mohon tunggu...
Muhammad HumamIlham
Muhammad HumamIlham Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Telkom University

Saya adalah seorang individu yang bersemangat dan kreatif, dengan minat yang mendalam di dunia industri kreatif. Hobi utama Saya melibatkan berbagai aspek dalam industri ini, mungkin dari desain grafis, seni visual, atau bahkan produksi konten multimedia. Selain itu, Saya juga memiliki hasrat dalam dunia menulis, di mana Saya mengekspresikan ide-ide dan cerita melalui kata-kata. Dedikasi Saya terhadap industri kreatif dan kemampuan menulis membuat Anda menjadi seseorang yang mampu menggabungkan imajinasi dan ekspresi diri dengan keahlian praktis dalam menciptakan karya-karya yang memukau.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Permainan Tradisional Sunda Congklak: Nilai Budaya dan Komunikasi

13 November 2023   00:50 Diperbarui: 13 November 2023   01:07 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Permainan Tradisional Sunda Congklak: Nilai Budaya dan Komunikasi

Salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan dan dikembangkan adalah permainan tradisional. Permainan tradisional tidak hanya digunakan sebagai hiburan; mereka juga digunakan untuk mengajar dan mengembangkan karakter. Congklak adalah salah satu permainan tradisional yang populer di Indonesia, terutama di Jawa Barat. Permainan ini memiliki nilai sosial, budaya, dan sejarah yang signifikan, dan juga relevan dengan konteks komunikasi antarbudaya di era globalisasi.

Tema yang dipilih untuk permainan sunda congklak tradisional adalah karena permainan ini memiliki banyak manfaat baik untuk anak-anak maupun dewasa. Permainan congklak dapat membantu Anda berpikir, berhitung, berstrategi, dan berhubungan satu sama lain. Selain itu, permainan congklak dapat mengajarkan nilai-nilai seperti kerja sama, kreatifitas, sportivitas, dan penghargaan terhadap keberagaman. Namun, permainan sunda congklak tradisional juga menghadapi masalah. Ini termasuk minat yang rendah dari generasi muda, persaingan dari permainan digital, dan kurangnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Akibatnya, perlu dilakukan upaya untuk melestarikan dan mengembangkan permainan sunda congklak sebagai warisan budaya Indonesia.

Apa arti permainan sunda congklak tradisional? Ini adalah pertanyaan yang dapat dijawab dalam artikel ini. Apa nilai sejarah permainan ini? Apa peran permainan ini dalam komunikasi ritual, sosial, dan budaya? Bagaimana nilai budaya permainan ini terkait dengan nilai kontemporer? Bagaimana permainan ini menawarkan pelajaran tentang komunikasi antarbudaya? Kajian artikel ini bermanfaat karena memberikan informasi dan apresiasi tentang permainan congklak tradisional sunda dan menginspirasi pembaca untuk melestarikan dan mengembangkan permainan ini sebagai bagian dari identitas budaya Indonesia.

  • Definisi dari Permainan Tradisional Sunda Congklak

Congklak sunda adalah permainan papan tradisional yang dimainkan oleh dua orang dengan menggunakan kelereng atau biji-bijian sebagai alat permainan. Permainan ini menggunakan papan kayu, plastik, atau tanah yang dilubangi. Pada papan terdapat empat belas lubang kecil yang berdekatan satu sama lain dan dua lubang besar di kedua ujungnya. Setiap pemain memiliki rumah atau lumbung dengan tujuh lubang kecil di sisinya dan satu lubang besar. Pada awal permainan, setiap lubang kecil diisi dengan tujuh biji, kecuali lubang besar yang dibiarkan kosong.

Cara bermain sunda congklak tradisional adalah seperti berikut: Ketika mereka memiliki giliran pertama, pemain pertama memilih salah satu lubang kecil di sisinya dan mengambil semua biji yang ada di dalamnya. Setelah itu, pemain memasukkan satu biji ke setiap lubang jarum jam, termasuk lubang yang paling besar. Jika biji terakhir jatuh di lubang besar atau kecil yang masih berisi biji, maka ia akan mendapatkan giliran lagi. Jika biji terakhir jatuh di lubang kecil yang masih berisi biji, maka ia harus mengambil semua biji di lubang kecil tersebut dan memasukkannya ke lubang besar. Jika biji terakhir jatuh di lubang kecil yang kosong, maka ia harus mengambil semua biji di lubang kecil di sisi lawan lubang tersebut dan memasukkannya ke lubang besar. Giliran berakhir jika biji terakhir jatuh ke lubang kecil milik lawan, apakah itu penuh atau kosong. Pemain lain akan mengambil alih. Permainan berakhir ketika semua lubang kecil di salah satu sisi terisi. Pemenang ditentukan berdasarkan jumlah biji yang ditemukan di lubang besar.

  • Nilai-nilai Sejarah dari Permainan Tradisional Sunda Congklak

Permainan sunda congklak, yang telah ada sejak lama dan tersebar di seluruh Indonesia dan di luar negeri, memiliki sejarah yang kaya. Sebagian besar orang percaya bahwa permainan ini berasal dari Afrika atau Timur Tengah, dan dibawa ke Indonesia oleh pedagang Arab yang datang ke Indonesia untuk berdagang dan berdakwah. Setelah berkembang dan disesuaikan dengan budaya lokal, permainan ini memiliki nama dan variasi yang berbeda-beda. Di Jawa, permainan ini disebut congklak atau dakon. Permainan ini disebut congkak di Malaysia, cunkayan di Filipina, canka di Sri Lanka, mancala di Inggris, dan makaotan di Sumatera. Di Sulawesi, permainan ini juga disebut dengan beberapa nama, seperti makaotan, maggaleceng, anggalacang, dan nogarata.

Selain itu, permainan sunda congklak tradisional memiliki nilai historis dan terkait dengan kehidupan masyarakat di masa lalu. Pertanian adalah mata pencaharian utama masyarakat, dan permainan ini menunjukkan hal itu. Biji-bijian yang digunakan dalam permainan berfungsi sebagai representasi hasil panen yang harus diatur dan disimpan dengan baik. Pada papan permainan, lubang-lubang besar yang disebut rumah atau lumbung melambangkan lahan pertanian yang harus diolah dan dipanen. Hasil panen juga harus disimpan di tempat yang aman dan dibagi secara adil. Permainan ini juga menunjukkan nilai-nilai sosial seperti persahabatan, kerja sama, kejujuran, dan keadilan. Bisa dimainkan bersama teman atau keluarga, dan mengajarkan pemain untuk menghormati, menghargai, dan membantu satu sama lain. Permainan ini juga mengajarkan pemain untuk bermain jujur, tidak menipu, dan dengan lapang dada menerima hasil permainan.

  • Fungsi Komunikasi Ritual, Sosial, dan Budaya dari Permainan Tradisional Sunda Congklak

Fungsi permainan congklak sunda tradisional beragam, termasuk sebagai sarana komunikasi ritual, sosial, dan budaya. Salah satu contohnya adalah bagaimana permainan congklak dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi ritual, karena tujuan permainan adalah untuk memberikan kepuasan, kegembiraan, dan kepuasan kepada pemain selain untuk menunjukkan rasa hormat dan penghargaan kepada leluhur mereka.

Permainan congklak dapat berfungsi sebagai bentuk komunikasi sosial karena memungkinkan pemain berinteraksi dan berbicara satu sama lain. Permainan ini dapat meningkatkan keterampilan sosial pemain seperti berbicara, mendengarkan, mengungkapkan pendapat, menyelesaikan konflik, dan bekerja sama, serta meningkatkan rasa ikatan, keakraban, dan kepedulian.

Untuk mempelajari dan menghargai budaya orang lain, permainan congklak dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi budaya. Ini karena permainan ini memberikan pengetahuan tentang permainan congklak dari berbagai sudut pandang. Permainan ini dapat memberi Anda pengalaman dan pemahaman tentang budaya Indonesia, khususnya budaya Sunda. Ini juga dapat memberi Anda kesempatan untuk berkomunikasi dengan orang-orang dari budaya lain yang juga bermain permainan serupa, seperti Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan Inggris. Permainan ini juga dapat mengajarkan Anda untuk menerima dan menghargai keberagaman budaya di seluruh dunia.

  • Relevansi Nilai Budaya Permainan Tradisional Sunda Congklak dengan Nilai Masa Kini

Permainan congklak, yang merupakan permainan tradisional sunda, memiliki nilai budaya yang relevan dengan nilai saat ini. Permainan ini memiliki nilai edukatif karena memungkinkan pemain untuk meningkatkan keterampilan afektif, kognitif, dan psikomotorik mereka. Permainan ini dapat melatih kemampuan berpikir, berhitung, berstrategi, dan memecahkan masalah. Selain itu, permainan ini dapat melatih kemampuan fisik, seperti koordinasi tangan dan mata, ketepatan, dan kecepatan.

Selain itu, permainan ini memiliki nilai estetis karena memiliki bentuk, warna, dan suara yang menarik dan indah. Permainan ini menggunakan papan yang terbuat dari berbagai bahan, seperti kayu, plastik, atau tanah. Papan dapat berbentuk bulat, oval, atau persegi panjang. Permainan ini juga menggunakan kelereng atau biji-bijian yang berwarna-warni untuk membuat efek visual yang menawan. Selain itu, permainan ini menghasilkan suara unik, seperti bunyi biji yang jatuh ke dalam lubang atau tepukan tangan saat giliran selesai.

Permainan ini mengajarkan nilai moral dan karakter yang baik, sehingga memiliki nilai etis. Permainan ini mengajarkan hal-hal seperti kerja sama, sportivitas, kreatifitas, dan penghargaan terhadap keberagaman. Permainan ini mengajarkan pemain untuk bekerja sama dengan lawan atau mitra dalam bermain tanpa menghalangi satu sama lain atau merugikan satu sama lain. Permainan ini juga mengajarkan pemain untuk bermain dengan sportif tanpa menipu atau curang, dan menerima hasil permainan dengan lapang dada. Permainan ini juga mengajarkan pemain untuk mencoba hal-hal baru yang menantang tanpa bergantung pada aturan atau cara yang baku. Permainan ini mengajarkan pemain untuk menghargai keberagaman dengan cara yang tidak membedakan atau mendiskriminasi, serta menghormati budaya lain yang memainkan permainan serupa.

  • Nilai Komunikasi Antarbudaya Permainan Tradisional Sunda Congklak sebagai Pelajaran

Permainan congklak tradisional sunda memiliki nilai komunikasi antarbudaya dan dapat digunakan sebagai pelajaran bagi generasi muda. Mereka dapat menggunakan permainan ini sebagai alat untuk mempelajari dan menghargai budaya mereka sendiri serta budaya lain. Mereka dapat belajar tentang sejarah, nilai, dan peran congklak sebagai warisan budaya Indonesia, khususnya budaya Sunda. Mereka juga dapat menjadi alat untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.

Untuk generasi muda, permainan sunda congklak tradisional dapat menjadi pelajaran yang bermanfaat karena mereka dapat memberikan pengalaman dan pemahaman yang berbeda dari permainan digital yang lebih diminati saat ini. Meskipun permainan digital memiliki kelebihan dalam hal teknologi, grafis, dan variasi, mereka cenderung membuat pemain menjadi individualis, pasif, dan terasing dari lingkungan sosial dan budaya. Permainan congklak tradisional Sunda dapat menjadi alternatif atau pelengkap dari permainan digital, karena mereka memungkinkan pemain berpartisipasi dalam kelompok, aktif, dan terhubung dengan komunitas mereka. Permainan congklak sunda tradisional dapat menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda karena menunjukkan bahwa permainan tidak selalu bergantung pada teknologi, tetapi juga dapat berasal dari imajinasi, kearifan lokal, dan kreativitas.

  • Simpulan

Congklak sunda adalah permainan papan tradisional yang dimainkan oleh dua orang dengan menggunakan kelereng atau biji-bijian sebagai alat permainan. Permainan ini memiliki nilai sosial, budaya, dan sejarah yang signifikan, dan juga relevan dengan konteks komunikasi antarbudaya di era globalisasi. Permainan ini tidak hanya dapat berfungsi sebagai media komunikasi ritual, sosial, dan budaya, tetapi juga dapat berfungsi sebagai pelajaran bagi generasi muda untuk belajar dan menghargai budaya mereka sendiri dan orang lain, serta untuk memperoleh sikap dan keterampilan yang diperlukan untuk berkomunikasi antarbudaya.

Daftar Pustaka

Amin, M. (2017). Permainan Tradisional Congklak Sebagai Media Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika, 11(1), 1-10.

Fauzi, A., & Nurhayati, N. (2018). Permainan Tradisional Congklak Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 18(2), 207-216.

Hidayat, R. (2019). Permainan Tradisional Congklak Sebagai Media Komunikasi Antarbudaya. Jurnal Komunikasi, 14(1), 1-12.

Kusumawati, E., & Suryani, N. (2016). Permainan Tradisional Congklak Sebagai Media Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Karakter, 6(2), 125-134.

Sari, D. P., & Widiastuti, N. (2017). Permainan Tradisional Congklak Sebagai Media Pendidikan Seni. Jurnal Pendidikan Seni, 7(1), 1-10.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun