Salah satu kemajuan dari teknologi di era globalisasi ini yaitu mulai berkembangnya permainan secara online yang biasa disebut dengan sebutan online game. Online game adalah suatu fasilitas agar untuk anda agar tidak mudah bosan, dan menjadi permainan digital multiplayer dan dapat terhubung dengan pemain lain yang memainkan permainan yang sama. Para pemain online game akan menciptakan patokannya agar dapat meraih apa yang sudah direncanakan sebelum bermain game. Game online ini memunculkan cabang olahraga baru yaitu esport.
Kata esport yang merupakan singkatan dari kata “electronic sport” bisa diartikan sebagai permainan atau olahraga elektronik yang dimainkan secara daring. Kata esport merujuk pada permainan kompetitif yang melibatkan para pemain untuk berkompetisi di berbagai game online populer seperti Mobile Legends, Valorant, DOTA 2, dan sebagainya. Untuk memasuki industri esport, para pemain yang memiliki bakat dan keterampilan akan membentuk sebuah tim atau bermain individu agar dapat bersaing dalam kompetisi yang bergulir di game online yang ia mainkan.
Esport telah merevolusi dunia permainan kompetitif. Dalam dekade terakhir, industri ini tumbuh pesat, menarik jutaan penggemar dan menghasilkan pendapatan yang mengesankan. Kompetisi esport menghadirkan aksi yang menegangkan dan melahirkan bintang-bintang baru. Komunitasnya semakin besar dan inklusif, memberikan peluang karier dan dampak sosial yang signifikan. Esport adalah fenomena global yang tak dapat diabaikan.
Secara keseluruhan, esport telah menjadi industri global yang menggabungkan antara bakat, kompetisi, dan hiburan. Dalam beberapa tahun terakhir, pengakuan dan popularitasnya terus tumbuh, menjadikannya sebagai bagian yang penting dari budaya populer dan industri hiburan modern. Berkembangnya esport di Indonesia bahkan industri ini tidak lepas dari adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat yang memberikan kemudahan akses bagi seluruh masyarakat di industri.
Peluang di Industri Esport Indonesia :
1. Liga dan Kompetisi Profesional
Sama halnya dengan olahraga tradisional, dalam esport juga terdapat liga dan kompetisi berhadiah dengan nominal yang fantastis. Beberapa game online yang ramai di Indonesia seperti Mobile Legends, Valorant, PUBG Mobile, dan sebagainya telah seringkali melaksanakan kompetisi di Indonesia.
Berkembangnya esport dan semakin banyaknya turnamen akhirnya memunculkan organisasi baru sebagai pemangku kepentingan industri esport yaitu PBESI atau Pengurus Besar Esports Indonesia yang diketuai oleh Budi Gunawan dan resmi dilantik pada 18 Januari 2020. PBESI ini mengatur seluruh turnamen esport yang diselenggarakan di Indonesia dari tingkat regional maupun nasional dibawah naungan KONI.
Salah satu game dengan peminat terbanyak di Indonesia dan sudah sering mengadakan kompetisi yang bersifat major maupun minor adalah Mobile Legends. Mobile Legends mengadakan liga yang disebut MPL atau Mobile Legends Professional League setiap 6 bulan sekali. Hingga kini, turnamen dengan hadiah mencapai $4000 USD tersebut telah dilaksanakan sebanyak 11 kali yang dimulai dari tahun 2018. Liga ini menjadi impian bagi semua gamers Mobile Legends karena merupakan salah satu jalan mencapai pencapaian tertinggi di industri esport Mobile Legends.
Industri kompetisi esport juga semakin berkembang dengan masuknya cabang esport Asia Tenggara juga semakin berkembang di Asia Tenggara dengan masuknya cabang esport di Seagames yang merupakan pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara. Indonesia sudah beberapa kali mendapat sumbangan medali dari cabang esport. Pada Seagames 2023 Indonesia sukses menjadi juara umum cabang esport dengan mendapat 3 medali emas dan 2 medali perunggu.
2. Live Streamer
Industri livestream juga menjadi salah satu peluang besar di industri esport. Menurut Laporan Pasar Esport Global Newzoo, industri esport diperkirakan memiliki penonton global debanyak 532juta pada tahun 2022 dan dapat menghasilkan pendapatan lebih dari $1,38 M pada tahun 2022.
Selain hadiah yang fantastis, orang-orang yang menjadi pemain professional di industri esport juga mendapatkan popularitas yang sangat tinggi. Beberapa pemain esport yang telah pensiun masih memiliki fans yang sangat banyak. Salah satunya adalah Jonathan Liandi atau lebih dikenal dengan nama “Emperor”. Jonathan Liandi saat ini mengembangkan kanal YouTube berbasis video dan livestream yang memiliki 5.5 Juta Subscriber ( 10 Juni 2023 ) dan memiliki kisaran penghasilan 5000 dollar atau lebih dari 700 juta perbulan hanya dari YouTubenya saja. Angka fantastis yang semakin membuat kalangan remaja berminat masuk di industri Esport.
Menjadi seorang Streamer di industri esport tidak hanya terbatas di media YouTube melainkan masih banyak media lain yang dapat menjadi sumber penghasilan dari industri hiburan esport. Bahkan media seperti TikTok yang mulanya hanya sebagai hiburan semata dapat menjadi sumber penghasilan bagi orang-orang yang bergerak di industri esport. Dengan melakukan siaran langsung di akun TikTok mereka, para pemain dapat menghasilkan uang dari pemberian penonton mereka.
3. Jasa Joki
Semakin banyaknya pemain sebuah game online, mendatangkan peluang bagi mereka yang memiliki kemampuan bermain diatas rata-rata. Salah satunya adalah peluang membuka jasa joki atau jasa untuk memainkan akun pelanggan dan dibayar untuk hasil kemenangan. Peluang ini sudah dimanfaatkan oleh banyak pemain. Salah satu orang yang sukses dengan memanfaatkan peluang tersebut adalah Zeva Christian menjadi salah satu gamer sukses yang bisa menghasilkan ratusan juta sebagai joki game online. Padahal dulu ia sama sekali tak tertarik dengan segala jenis game online. Sudah lima tahun terakir Zepa mengembangkan bisnis joki dan topup game online dengan brand Neverdie MLBB. Zeva juga membuka lapangan pekerjaan bagi ratusan orang dengan membuka brand joki tersebut.
Tantangan di Industri Esport Indonesia :
1. Stigma Negatif Masyarakat terhadap Industri Esport
Masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang industri esport memunculkan beragam pandangan negatif terhadap industri tersebut. Dilansir dari beberapa media yang mewawancari pemain esport, banyak dari mereka yang awalnya dilarang oleh orangtua mereka untuk masuk ke industri esport. Tak bisa dipungkiri, memang pada awal berkembangnya industri ini penghasilan dan peluang sukses di industri ini sangat diragukan oleh sebagian besar masyarakat. Salah satu mantan pemain profesional Evos Legends yaitu Muhammad Ridwan atau Wann misalnya, dalam film dokumenternya dia menceritakan bahwa pada awal dirinya masuk ke industri esport ia sangat dilarang oleh ayahnya.
2. Konflik dengan PBESI
Beberapa minggu ini, dunia esport Mobile Legends Indonesia dikejutkan dengan munculnya pernyataan dari Sekjen PBESI yaitu Frenky Ong. Frengky Ong sempat memberikan statement terkait penyelenggaraan Mobile Legends Professional League Indonesia (MPL ID) Season 12 yang kemungkinan bakal ditiadakan karena dinilai tak sesuai dengan perundang-undangan yang ada. Pernyataan tersebut akhirnya menimbulkan konflik antara PBESI dan beberapa orang yang telah lama terlibat dalam liga tersebut. Frenky Ong juga menyebutkan bahwa liga tersebut merupakan “Liga Idol” karena hanya dapat dimasuki oleh tim yang memiliki kemampuan uang tinggi saja.
3. Isu Kesehatan Para Pemain Esport
Waktu latihan yang sangat lama dapat membuat para pemain mengalami penurunan kesehatan. Beberapa kali sudah terjadi adanya kasus pemain profesional di beberapa tim yang akhirnya mengalami cedera serius di bagian tangan mereka karena bagian tersebut adalah yang paling sering digunakan para pemain. Rivaldi Fatah atau lebih dikenal dengan R7 misalnya, sakit tangan R7 diakui kepada Oura berfokus di bagian ibu jari, hingga ke bagian sikut dan lengan atas. Hal ini merupakan salah satu isu yang seharusnya menjadi fokus bagi para manajer tim-tim esport untuk menjaga pola latihan tanpa harus mengorbankan kesehatan para pemain.
Industri esport yang merupakan sebuah langkah awal industri 4.0 sangat diharapkan untuk memberikan peluang besar bagi para remaja. Dengan adanya industri ini, muncul banyak pekerjaan baru yang dapat menjadi alternatif. Di Indonesia, industri Esports sedang mengalami perkembangan pesat yang menguntungkan. Namun, industri ini juga menghadapi berbagai tantangan yang harus diselesaikan. Dengan memastikan adanya perlakuan yang adil, menjaga kesehatan dan keselamatan, serta mendorong keberagaman dan inklusi bagi semua pemain, Esports memiliki potensi untuk menjadi olahraga yang lebih berkelanjutan dan dihormati oleh semua orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H