Banyak dari kita ketika yang tidak asing bila mendengarkan nama Abu Ubaidah bin Jarrah. Seorang sahabat ke-10 yang dijamin masuk surga. Sahabat inilah yang disebut dalam firman Allah Surah At-Taubah ayat 100;
Artinya: Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
Menurut Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram). Orang-orang yang lebih dahulu beriman, baik dari kalangan kaum Muhajirin yang berhijrah meninggalkan rumah dan kampung halaman mereka menuju kepada Allah, maupun dari kalangan kaum Ansar yang menolong nabi-Nya -allallhu 'alaihi wa sallam-, dan orang-orang yang mengikuti jejak kaum Muhajirin dan Ansar yang beriman dengan baik dalam hal keyakinan, ucapan dan perbuatan, mereka telah Allah ridai dan Allah terima ketaatan mereka. Dan mereka pun rida kepada-Nya tatkala Dia memberi mereka ganjaran yang sangat besar dan menyiapkan surga-surga yang di bawah istana-istananya mengalir sungai-sungai untuk mereka tempati selama-lamanya. Balasan itu adalah keberuntungan yang sangat besar.
Nama yang sering digunakan untuk nama pesantren Medan, kamar 8D di SMP Daarut Tauhid, sahabat yang dijuluki Aminul Ummat artinya orang kepercayaan umat. Pakar sosial dan budaya mengatakan ''seseorang itu akan dapat dinilai perannya pada saat dia sudah meninggal''. Abu BakarAsh-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Ali Thalib. Lalu Thalhah bin Ubadillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqash, Sa'id bin Zaid bin Amru bin Nufail dan Ubu Ubaidah bin Jarrah.
Ad-Durusu wal ibar dimana pelajaran-pelajaran besar yang harus diambil dari sahabat Abu Ubaidah bin Jaarah. Bernama lengkap Amin bin Abdullah bin Jarrah Al-Quraisyi al fihri al makki, beliau memeluk islam dan berbaiat kepada rasulullah membaktika hidupnya dijalan Allah. Abu Ubaidah sebagai satu contoh sahabat yang tidak mementingkan dirinya pribadi, tidak haus jabatan apalagi harta. Inilah yang rasulullah kagumkan dari Abu Ubaidah bin Jarrah prilaku hati nurani demi membela agama Allah.
Ada salah satu utusan dari Najran Yaman menyatakan keislamannya, dan meminta rasulullah agar mengirimkan seorang guru untuk mengajarkan al-Qur'an kepadanya. Maka Abu Ubaidah bin Jarrah sebagai seorang beruntung yang di tunjuk rasulullah.
Pada setiap perang dia mendampingi rasulullah, pernah suatu ketika perang Badar 2 H/624 M karena piawai dalam perang hingga menyusup ke barisan musuh tanpa takut mati dan dihadang. Seketika ada tentara berkuda yakni ayahnya sendiri Abdullah bin Jarrah mengejarnya hingga terjadi pertempuran namun kekalahan didapat sang ayah. Abu ubaidah bin Jarrah tidak membunuhnya namun menghilangkan kemusyrikan yang bersarang pada tubuh ayahnya. Ketika penakhlukan Syam masa pemerintahan Abu Bakar, beliau mengutus Abu Ubaidah bin Jarrah, perang terjadi di daerah dekat Ramalah (palestina) sehingga kemenangan diraihnya.
Begitupun perang Uhud 3 H, ketika kaum kafir Quraisy tidak mencari kemenangan namun membunuh rasulullah. Abu ubaidah bin Jarrah mengerti akan hal itu, sehingga ia dekatkan tubuhnya ke rasulullah untuk melindunginya. Namun perang berkata untuk memisahkannya jauh dari rasulullah untuk memerangi kaum zalim tentara paganis. namun musuh mengepung rasullulah dan salah satu panah mengenai nabi Muhammad SAW. Sehingga Abu ubaidah bin Jarrah melompat pedangnya menghantam musuh-musuhnya dan mencerai-beraikan mereka.
Bahkan Nampak dua mata rantai pengikat topi besi rasulullah menancap di kedua belah pipinya. Abu Ubaidah bin Jarrah segera mencabut dengan gigi serinya hingga tercabut keluar bersama dengan copotnya gigi Abu Ubaidah. Begitupun yang satunya dua gigi serinya copot. Pernah tatkalah Abu Ubaidah dikirim perang hanya berbekal sebakul kurma, ia menerimanya dengan gembira. Bersama prajurit pergi ketempat yang dituju, setiap prajurit segengam kurma. Ketika habis mereka mencari daun kayu yakni Khabath. Kemudian menumbuk daun itu dengan menggunakan senjata hingga alus untuk dimakan dan dibuat minum.
Saat pemerintahan khalifah Umar bin Khattab terjadi perang Yarmuk 15H/636 M berlokasi tidak jauh dari lembah Yordania yakni sungai Yarmouk. Umar menunjuk Abu Ubaidah bin Jarrah dibawah pimpinan Khalid bin Walid melawan Kekaisaran Romawi Timur dibawah pimpinan Gregorius Theodore. Perang ini berlangsung 6 hari, ada 1 surat dari umar isinya kurang lebih mengenai turunya khalid sebagai panglima perang. Sehingga duel terjadi antara Abu Ubaidah bin Jarrah dengan gregorius pimpinan pasukan romawi. Hingga kemenangan didapatkan abu ubaidah.
Begitupun banyak peperangan karena kontribusinya ia menangkan, hal ini juga karena kehendak Allah. Pernah satu ketika Umar mengunjungi rumahnya, tidak ada satupun peralatan rumah tangga dilihatnya. Umar yang terkenal kuat suatu ketika menangis, ada seorang menyampaikan berita berkabung bahwa Abu Ubaidah bin Jarrah wafat. Umarpun terpejam dan berlinang air mata kemudian mendoakannya. Beberapa riwayat mengatakan dimakamkan di bumi Persia (Yordania).
