Mohon tunggu...
Muhammad SyaifulArief
Muhammad SyaifulArief Mohon Tunggu... Guru - Roosibun writer

رب سكوت ابلغومن كلام

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meneladani Nilai-Nilai Pendidikan Islam Umar bin Khattab

6 Mei 2023   11:01 Diperbarui: 6 Mei 2023   11:08 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

''Ajaklah seseorang kepada Islam meski tanpa melalui kata-kata. Mereka bertanya: bagaimana caranya?, dia menjawab: dengan akhlakmu.''

Bila berbicara mengenai Islam, kaum muslimin memiliki kekaguman tersendiri karena Islam yang begitu kuat saat itu. Dialah orang yang berani menghunus siapapun jika ada yang berani menyakiti rasulullah. Nama yang penuh kekaguman dan rasa hormat bila mengetahui sifat-sifat begitu liar namun terdidik oleh Islam. 

Tiada yang mampu menandingi kezuhudannya, apabila berbicara keadilan murni tanpa cacat, orang teringat padanya dialah Umar bin Khattab.

Seorang khalifah kedua dari Bani Adi di masa periode klasik. Bahkan rasulullah menjulukinya dengan Al-Faruq, dialah Umar Bin Khattab pemisah kebenaran dan kebatilan. 

Lahir 583 M di Mekkah wafat 644 M di makamkan tepat sebelah kiri makam baginda nabi Muhammad SAW di Madinah. Pemuda yang kuat, pegulat yang tangguh, ditakuti dan disegani maka tak main-main gelar ''singa padang pasir'' disematkan padanya.

Umar terkenal dengan watak yang keras namun keras dan gelapnya hati dapat lunak dengan lembutnya kata-kata. Begitupun hakekatnya pendidikan mengubah kegelapan menjadi sebuah cahaya. Seperti apa yang dikatakan Al-Ghazali, pendidikan Islam itu mengenai perubahan progresif. ''usaha untuk menghilangkan akhlak yang buruk dan menanamkan akhlak yang baik.''kepercayaan yang tertanam akan berbuah kejujuran seperti umar ajarkan, tidak membedakan keluarga dekat atau bukan. Diantara nilai-nilai pendidikan Umar bin Khattab;

Pertama nilai akidah. Keyakinan yang diperoleh dari indahnya surat At-TaHa ditambah do'a yang rasulullah panjatkan agar Islam dikuatkan dengan Umar bin Khattab. Umar sangat bangga ketika mendampingi rasulullah, ia mengumumkan keislamanya secara jahr kepada kaum Quraisy. Begitupun kita harus bangga menjadi muslim karena kaum muslimin adalah orang-orang yang tinggi dan mulia.

Rasa ketauhidan umar yang membuat kaum muslimin tertenggan. Ia berani memimpin sendiri pasukan muslimin menghadapi pasukan Persia. Karena sifatnya membuat Saad bin Abi Waqas maju menggantikanya dalam perang Qadisiyah mendapatkan kemenengan besar. Begitupun Khalid bin Khalid mendapat kemenangan di Syam yang mampu memukul mundur pasukan raja Heraklius penguasa Romawi.           

Kedua nilai Ibadah. Jiwa yang dipadu antara akidah dan ibadah membuat kaum muslimin mampu menakhlukan dua raksasa besar yakni Persia dan Romawi. Tatkalah kaum muslimin mengepung benteng dua raksasa tersebut ternyata hanya sebongkah dinding yang rapuh dan mudah roboh. Umar mengajarkan agar kaum muslimin tetap melaksanakan sholat berjama'ah karena akan membentuk ikatan batin antara mereka. sikap tawajuh berkosentrasi kepada Allah untuk mengahapus rasa permusuhan yang terselip di hati mereka.

Dalam Ash-shala wa Hukmu Tarikhiaa Umar bin Khattab menuliskan surat  kepada para pejebat gubernur yang berkuasa."Sesungguhnya perkara paling penting menurut penilaianku adalah sholat. Siapa saja yang menjaga sholat, maka ia telah menjaga agamanya. Siapa saja yang melalaikan sholat, maka untuk perkara lainnya ia lebih mengabaikan. Tidak ada bagian dalam Islam bagi orang yang meninggalkan sholat." Umar menenkankan aspek sholat kepada kaum muslimin agar menjaga kerukunan umat.

Ketiga nilai akhlak. Kalau benar pujian orang atas kebesar Iskandar Agung, Jengis Khan, Napoleon yang membangun imperium besar. Maka kebesaran umar jauh lebih besar dengan segala peninggalanya sangat berharga yang jauh lebih pantas mendapat pujian. Perbuatan Umar bin Khattab yang begitu patuh terhadap nabi Muhammad SAW. Umar mengganggap bahwa sejatinya rohani rasulullah tidak pernah wafat.

Sayyidina Umar ra tidak segan bila meminta masukan secara jujur kepada sahabat sebagai muhasabah diri. Ia menanyakan dimana letak kekurangan dirinya baik yang bersifat pribadi maupun publik bahkan ia mendoakannya. Sahabat yang dijamin masuk surga namun tidak pernah menunjukan sifat angkuhnya selalu merasa kurang dan melakukan perbaikan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun