Mohon tunggu...
Muhammad affan
Muhammad affan Mohon Tunggu... Lainnya - Sering di pojok kiri kampus sambil makan gorengan

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Allen Ginsberg, Penyair Amerika, Anti-militerisme, Anti-kapitalisme, dan Menggugat Kejahatan Perang: Dalam Syair

26 April 2021   15:10 Diperbarui: 13 Februari 2022   23:03 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau bisa memiliki gajah atau bank atau kekuasaan namun, karenanya, bila kau tak paham buah dada milik pribadi untuk menyusui, yang membahagiakan semua milik mu, maka yang ada hanya lah banyaknya kematian akibat bom atom dan kematian gagasan. Kebahagiaan itu ada, aku merasakannya. Aku berseru pada jiwaku, aku berseru pada jiwa dunia. Dunia punya jiwa yang indah.Kita, Rakyat Amerika--membunuhi para pejuang Vietnam Utara.

Makna kita di Amerika adalah mengendalikan uang yang mengunyah-ngunyah mesin perang, industri yang bercahaya terang benderang.

Kekacauan mesin di bumi, Terlalu banyak badan, mulut yang berdarah-darah di setiap benua.

Ibu-ibu sesenggukan menangis dan Putra-putranya membodohi saudara-saudara dan anak-anak agar membunuhi raga kuning yang indah di Indochina dalam mimpi-mimpi yang dicekokkan TV tepat di depan mata mu.

Pikiran sedang membentuk, maka seni pun sedang membentuk.

Bila aku memiliki saat-saat kejernihan, mampu memahami perasaan hati segala sesuatu, aku akan melangkah ke taman untuk menangis.

Lupakan lah kesenangan dan Ambisi.

Bahkan imajinasi manusia tak mampu menuntaskan berakhirnya kekosongan jiwa.

Jadi, berucap lah dia, "Apa yang sungguh akan kau lakukan? Sungguh, apa yang menggairahkanmu ?" Aku bilang, "Dokter, aku pikir kau tak akan memahami bahwa hal ini sehat dan jernih, namun aku benar-benar ingin sekali berhenti bekerja selamanya--tak akan bekerja lagi, samasekali, tak akan mengerjakan pekerjaan apapun seperti yang kukerjakan sekarang--dan aku hanya mau menggubah sajak dan bersenang-senang sepanjang hari di luar rumah serta mengunjungi museum dan menjenguki kawan-kawan.

Siapa itu yang sanggup menyaksikan surga di kaki gunung batu, duduk berpikir hingga sadar bahwa tanah yang diberkahi ada dalam imajinasinya.

Malaikat lah yang menyadarkanku tentang cermin masa laluku.

Tak cukup buat mu sekadar patah hati karena hati semua orang juga sedang patah.

Aku menyaksikan pikiran-pikiran terbaik generasiku dirusak oleh kegilaan.

Amerika, kenapa perpustakaan mu penuh dengan air mata?

Untuk mendapatkan faedah dari suara mu, lupakan lah mendapatkan pendengar. Jadi lah santo di lingkungan mu dan bagi kesadaran mu.

Ke arah mana kah bunga matahari harus menengok agar dikelilingi jutaan matahari?

Amerika, aku telah memberikan segalanya buat mu dan sekarang aku bukan apa-apa... Aku tak bisa meneguhi pikiranku sendiri.

Amerika, kapan kita menghentikan perang antar-manusia ini? Bangsat lah dengan bom atom mu.

Baik lah, saat aku di sini akan kuselesaikan pekerjaanku--pekerjaan apa? Menyembuhkan kepedihan hidup.

Siapa yang sanggup hidup dengan kesadaran ini dan tak ketakutan saat bangun ketika matahari terbit.

Aku saling-belajar tentang dunia dari setiap orang atau setiap orang yang kusayang.

Siapa yang sanggup melubangi tangannya dengan sundutan rokok untuk menggugat candu tembakau yang mengaburkan kapitalisme.

Aku seorang tua renta, sekarang, dan lelaki yang kesepian di kota Kansas. Tapi aku tak takut. Untuk berbicara tentang kesepianku di dalam mobil, karena bukan sekadar kesepianku. Kesepian kita, di seluruh Amerika, rekan-rekan ku tersayang. Dan berbincang tentang kesepian adalah layaknya kenabian. Pada 100 tahun yang lalu. Atau sekarang di tengah kota Kansas.

Perang adalah usaha-ekonomi yang bagus untuk menanamkan modal berupa anak mu.

Kemarahan jatuh tertidur di dalam hati mu .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun