Mohon tunggu...
Muhammad Hanafi
Muhammad Hanafi Mohon Tunggu... Guru - Penulis Di Sekolah

Senang membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Waspada Penipuan Terbaru, Trik dan Rahasia Penangkal Kejahatan di Dunia Digital

28 Juni 2024   20:59 Diperbarui: 28 Juni 2024   21:21 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Medsos (Dok Pri)

Modus Penipuan Terbaru, Trik Dan Rahasia Penangkal Kejahatan Digital

Trik Dan Rahasia Penangkal Kejahatan Digital. Saya nyaris menjadi korban penipuan transaksi melalui dunia digital. Pelaku menggunakan no telp Hp. 082338902623 dengan nama Perwira Rahmat Alamsyah menggunakan seragam aparat. Namun, di dunia digital semua bisa berubah. Karena foto di WA dan Nama yang ada di WA, itu bisa saja berbeda dengan sang pelaku. Si Pelaku menggunakan nama samara dan menggunakan foto orang lain. Tak di pungkiri lagi, bahwa dunia digital sudah merambah semua lini sektor. Semua sudah menggunakan digital, mulai dari uang digital, pembayaran secara digital, pengiriman barang secara digital dan semua dilakukan secara digitalisasi.

Pada hari Jumat, 28 Juni 2024 tepat pukul 10:09 Wita, ada berita melalui media sosial WathsApp atau WA di Hp saya. Orang tersebut menanyakan kabar dan mengatakan, "Apa benar disini dengan Pusat Madu Alam Kalimanta nomor telp. 081258....Jln. Strat 2 Girimukti Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur."

Lalu saya menjawab, "Ya Pak Siap,...!" Penajam, Jl. Penajam-Kuaro N0. 230, Nenamg, Penajam, Kanupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur 76142."

Beliau melanjutkan lagi pembicaraan melalui menulis di WA, "Saya diberi amanah sama pimpinan kami buat pemesanan madu untuk kebutuhan pengobatan mitra kami."

Beliau mengembangkan pembicaraan lagi dengan tulis pesan di WA, "Untuk harga saat ini perbotol berapa,?" Hitungan perliternya Pak?, pelaku menganalisis pertanyaan kepada saya.

"Siap Pak...,!"

"Harga 350 mililiter Rp. 75.000, contoh volume botolnya seperti kemasan tee pucuk." Setelah itu si pelaku me share lokasi kerja pelaku di Kodim 0931 Penajam. Tetapi, saya tidak langsung percaya, karena saya sudah main bisnis di dunia digital tanpa ada bukti apapun, baik orangnya yang nyata maupun transaksi, perjanjian yang nyata.

Saya berprinsip bahwa, selagi masih ingat dan tidak buru-buru mengambil keputusan transaksi tanpa bukti nyata saya tidak akan goyah di kelabuhi.

Setelah harga disepakati, bahwa si pelaku meminta Up harga dari Rp. 75.000 ke harga Rp.100.000 perbotolnya, dan supaya dibuatkan Nota pembelian untuk diajukan ke bendahara kantor. Maksud dari Up harga perbotol menjadi Rp.100.000, supaya si pelaku mengambil keuntungan di harga Rp.25.000. Selain itu, si pelaku memerintahkan saya untuk mengirim no rekening bank atas nama saya untuk mengirimkan uang tarnsaksi pembelian. Pembelian dilakukan untuk 50 botol madu, sehingga si pelaku metransfer uang senilai Rp.5.000.000. Tetapi apa yang terjadi, uang yang di transfer ke rekening saya tidak masuk, dan si pelaku mengirimkan bukti transfer pengiriman uang Rp.5.000.000.

Disinilah kita harus jeli, dan mengecek keberadaan uang transfer tersebut. Jangan terlalu senang dulu, sebab si pelaku meminta kita mentransfer kelebihan uang tersebut akibat selisih harga yang di Up tersebut dengan nilai Rp.1.250.000. Untuk alamat transfer uang pasti berbeda nama dengan pelaku, teman pelaku yang berperan lagi. 

Perlu di ketahui, bahwa saya menggunakan SMS banking sehingga ketika uang masuk, ada pemberitahuannya dari mana dan besaran uangnya. Dari sinilah saya tau bahwa saya mau di tipu. Saat ini modus terbaru penipuan melalui dunia digital seperti ini, ini juga pernah terjadi pada Masjid Al Fattah tempat kami 3 minggu yang lalu (saya juga pengurus masjid) pelaku mengatas nama Donatur membantu uang  transfer sebesar Rp. 22.000.000. Dengan pembagian uang yang Rp. 15.000.000 untuk masjid kami, dan Rp.7.000.000 untuk di transfer ke yayasan yatim piatu. 

Atas nama yayasan ini lah teman pelaku, kita tidak mendapatkan uang transfer 15.000.000, malah kita transfer uang Rp 7.000.000 ke teman pelaku. Tetapi kami tetap belum percaya, karena harus kami cek dulu ke bank apakah ada dana transfer yang masuk? Ternyata teller bank mengatakan tidak ada dana masuk ke rekening masjid. Hati-hati modus penipuan melalui dunia digital menggunakan media sosial masih marak dengan berbagai cara. Si pelaku hanya mengirim pesan lewat WA dan menelpon lewat WA. Dan tidak berani bertemu langsung di dunia nyata (penajam, 28 Juni 2024)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun