Mohon tunggu...
Muhammad Hanafi
Muhammad Hanafi Mohon Tunggu... Guru - Penulis Di Sekolah

Senang membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Waspada Sebelum Terjadi! Kejadian Ibadah Haji di Muzdalifah Tahun 2023 Bisa Terulang Kembali, Bagaimana Cara Mengatasinya?

17 Mei 2024   21:18 Diperbarui: 20 Mei 2024   15:50 1141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awas Kejadian Ibadah Haji Di Muzdalifah Tahun 2023 Bisa Terulang Kembali, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Saya masih teringat kejadian di Muzdalifa saat tahun 2023 waktu melaksanakan ibadah haji. Ibadah Haji adalah rukun ke 5 dari rukun Islam bagi orang yang beragama islam.

Banyak orang menyebutkan bahwa ibadah haji dilaksanakan bagi orang yang mampu, kalimat mampu ternyata baru saya mengetahui saat menjalankannya. Yang dimaksud mampu, yaitu bukan saja mampu dalam biaya, tetapi juga fisik serta keihklasan kita terhadap sang pencipta Allah SWT. 

Banyak sekali di sekitar kita banyak uang, tetapi tidak mampu untuk berangkat haji. Tapi sebaliknya, banyak orang dengan harta secukupnya dapat melakukan ibadah haji. Serta banyak pula, kalau belum berangkat haji dengan alasan belum dipanggil.

Hal ini dapat disimpulkan, bahwa untuk berangkat ibadah haji harus mendaftar dulu. Bagaimana mau dipanggil untuk berangkat ibadah haji kalau nggak daftar...

Berdasarkan pengalaman saya beserta istri, serta rombongan kloter 21 dari Balikpapan Kalimantan Timur tahun 2023. Saya waktu itu sebagai ketua regu 10 dari 11 anggota regu.

Jadi satu kloter berjumlah 289 orang dalam satu pesawat keberangkatan, terbagi lagi menjadi beberapa rombongan. Satu Rombongan terdiri dari 42 sampai 45 orang, dalam satu kloter terdapat 1 ketua kloter dan 2 dokter. 

Untuk satu regu terdapat 2 orang yang Risti (risiko tinggi), maksudnya saya harus memantau 2 orang ini yang memiliki riwayat penyakit, pernah oprasi agar rukun/ritual ibadah hajinya sesuai dengan rukun yang dianjurkan tanpa kendala dengan penyakitnya.

Perlu anda ketahui, bahwa saya memantau, mendampingi 2 orang risti yaitu 1) bapak Umar yang memiliki riwayat 2 minggu sebelum berangkat haji beliau keluar dari rumah sakit oprasi prostat. 2) Seorang Ibu, yang baru setahun mengalami patah tulang kaki, sehingga kalau berjalan menggunakan dua tongkat di tangan.

DokPri (Muzdalifah Siang Hari) menunggu jemputan bis
DokPri (Muzdalifah Siang Hari) menunggu jemputan bis

Di Muzdalifah

Gambaran tempat di Muzdalifah adalah merupakan tempat, daerah terbuka seperti lapangan bola dengan luas 12,25 km persegi. Dan jangan berpikir lapangan bola seperti yang ada di Indonesia, terhampar rumput nan hijau dan menyegarkan.

Di Muzdalifah itu berupa hamparan luas terdiri dari pasir, dan batu kerikil. Jadi bisa anda bayangkan suhu lapangan yang ada rumputnya dengan suhu lapangan yang terhampar pasir dan batu kerikil.

Perlu diingat, ini beberapa bekal yang harus di bawa di Muzdalifah. Pelembab kulit (fazlin), air minum, payung, shall penutup kepala (ada juga larangan tidak boleh menutup kepala) karena kita lagi memakai baju ikhram hingga selesainya rukun haji yang kita laksanakan. Muzdalifah berada di tempat terbuka antara Makkah dan Mina di Arab Saudi.

Jamaah Haji di perintahkan untuk singgah dan bermalam di Muzdalifah setelah bertolak dari Arafah. Setelah wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijah, jamaah haji bergerak menuju Muzdalifah saat terbenamnya matahari.

Waktu itu saya berserta rombongan kloter 21 menunggu bis jemputan untuk berangkat ke Muzdalifah. Kami semua rombongan bersiap siap setelah matahari terbenam, maka sholat magrib dan isya dilakukan di Muzdalifah. 

Perlu Anda ketahui, bahwa menunggu jempuatan bis dari terbenamnya matahari sampai jam 21:00 malam waktu setempat baru masuk bis. Selanjutnya rombongan bis menuju ke Muzdalifah, sampai di Muzdalifah sekitar pukul 23:00 waktu setempat.

Perlu anda tahu jarak antara Arafah dengan Muzdalifah tidak begitu jauh, yang menjadi pertanyaan mengapa memerlukan 2 sampai 4 jam perjalanan.

Inilah inti permasalahan yang terjadi pada tahun 2023, permasalahannya adalah: angkutan bis banyak, mengangkut jemaah haji dari seluruh dunia, terjadilah kemacetan angkutan bis tersebut.

Setelah turun dari bis, kita berada di Muzdalifah. Maka kita semua, diharuskan mengambil krikil sebanyak 70 butir untuk melempar jumrah di waktu berada di Mina hari berikutnya.

Berdasarkan informasi dari ketua kloter, kita perlu waktu di Muzdalifah 15 menit saja untuk mengambil batu kerikil yaitu turun lalu ambil dan naik lagi ke bis. 

Ternyata, apa yang terencana tadi tidak sesuai di lapangan, rombongan haji turun masuk pintu Muzdalifah dan keluar dari pintu yang lain di ujung berseberangan dengan pintu masuknya.

Inilah yang terjadi di Muzdalifah, kami rombongan menunggu bis jemputan dan mulai antri di pintu keluar mulai matahari terbit. Tadinya hanya 15 menit, ternyata sampai siang.

Waktu sholat subuh, kami semua mengerjakannya di Muzdalifah, dan sampai menjelang sholat Dhuha masih saja menunggu antrian penjemputan, maka disinilah kita harus mulai berfikir bagaimana solusinya.

Sampai pada pukul 08:00 waktu setempat belum juga ada giliran untuk menaiki bis, semua rombongan kita mulai gelisah karena bekal dari minuman dan makanan kecil di tas yang kita bawa sudah mulai menipis, terutama air.

Suhu udara mulai naik, perlu anda ketahui bahwa suhu udara di Muzdalifah kalau pagi 32 sampai 34 derajat. Tambah siang, suhu udara di Muzdalifah tambah semakin naik, air minum mulai menipis, kita gunakan hanya untuk membasahi tenggorokan.

Tapi Allah SWT itu maha pengasih, di saat pukul 10:00 ini suhu sudah tak tertahankan, saya sudah memakai payung, juga berteduh di sela-sela bangunan, tetapi matahari terus bergerak sehingga matahari tepat berada di atas bangunan sehingga tidak terjadi bayangan bangunan tempat kita semua berteduh. 

Hingga pada saat itu kita bergerak menuju pintu keluar penjemputan bis, berebut untuk naik bis. Di situlah terjadi suatu perjuangan beribadah.

Saya membayangkan dan sempat berpikir, kita sudah merdeka bisa melaksanakan ibadah dengan tenang saja begini kok sengsara, bagaimana dengan zamannya Nabi-Nabi Allah SWT dahulu ya? Kepanasan, kehausan, ada banyak yang pingsan, pegawai kesehatan dokter kewalahan saking banyaknya yang harus diatasi di bawah panas terik matahari.

DokPri (di Mina malam dini hari 10 Dzulhijah)
DokPri (di Mina malam dini hari 10 Dzulhijah)
DokPri Gunakan Google Maps Untuk Petunjuk Jalan
DokPri Gunakan Google Maps Untuk Petunjuk Jalan
DokPri (gunakan Google Maps Untuk Petunjuk Jalan
DokPri (gunakan Google Maps Untuk Petunjuk Jalan
Bagaimana Cara Mengatasinya Dan Solusinya?

Setelah mengalami peristiwa di Muzdalifah, saya menyikapinya di Mina dan itu sangat berhasil. Tetapi tidak harus ditiru, tapi kalau bisa dilakukan harus dengan tepat sasaran (jangan sampai tersesat di jalan). Apa yang kita lakukan harus mantap dalam hati:

1) Bergerak bersama, maksudnya tim kecil atau tim besar menuju ke Mina

2) Pastikan gunakan Google Maps menuju ke Mina

3) Pastikan Maktab berapa yang kita tuju, misalnya mau ke maktab 56 Indonesia

4) Jarak antara Muzdalifah kurang lebih 3 kilometer sampai 4 kilometer (ini terlihat di Google Maps) 

5) Jaga kondisi tubuh, karena jarak yang ditempuh 1 jam lebih

6) Jika kita bergerak duluan tidak menunggu bis, maka setelah Jam 01:00 dini hari tanggal 10 Dzulhijah setelah mengambil batu kerikil 70 butir langsung bergerak jalan kaki menuju Maktab yang berada di Mina.

7) Jika kita menunggu bis, berdasarkan pengalaman ibadah haji tahun 2023 siang jam 11:00 baru naik bis. Samapai di Mina Sore jam 14:00 ini karena macet dijalan dan banyaknya bis untuk mengangkut jamaah haji di seluruh Dunia.

8) Jika kita jalan kaki jam 01:00 dari Musdalifah, diperkirakan sampai di Mina jam 02:30 waktu setempat.

9) Jalan kaki sebaiknya malam, karena malam suhu udara antara 30-32 derajat.

10) Lakukan laporan ke ketua rombongan atau ketua kloter bahwa atas nama-nama ini telah sampai di Maktab di Mina, agar tidak saling mencari dan menunggu.

Semoga bermanfaat. Penajam 17 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun