Populasi Indonesia berkembang dengan pesat, diiringi dengan kemajuan teknologi yang signifikan. Oleh karena itu, kebutuhan energi juga meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan ini, berbagai pendekatan telah dilakukan, terutama mengandalkan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara.Â
Metode ini melibatkan eksplorasi, penambangan, dan bahkan impor bahan bakar dalam jumlah besar. Namun, terlepas dari upaya-upaya tersebut, Indonesia masih kesulitan memenuhi kebutuhan energi primernya. Selain itu, pemanfaatan bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama menyebabkan lonjakan polusi akibat emisi gas buang. Hal ini pada gilirannya memperburuk dampak  dan berkontribusi terhadap terjadinya perubahan iklim ekstrem.
Problematika yang di hadapi masyarakat Indonesia saat ini dan cara mengatasinya
Kekurangan dan pemadaman listrik merupakan kekhawatiran tambahan terkait keamanan energi. Akibatnya, berbagai kegiatan perekonomian dan industri akan mengalami kesulitan ketika kekurangan listrik.Â
Hal ini disebabkan oleh tingginya ketergantungan terhadap listrik untuk menggerakkan mesin di pabrik, menerangi ruangan, mengoperasikan komputer kantor, memfasilitasi produksi barang, dan fungsi lainnya.Â
Banyak daerah di Indonesia yang masih belum mendapatkan pasokan listrik yang cukup setiap harinya, bahkan ada daerah yang belum sepenuhnya mendapatkan manfaat listrik.
Permasalahan ketersediaan energi yang rumit seharusnya sudah bisa diatasi dengan adanya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi.Â
Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa sumber daya energi adalah kekayaan alam yang dikuasai negara sesuai dengan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan harus digunakan sebaik-baiknya untuk kemakmuran rakyat.
kelangkaan energi dan emisi berbahaya menjadi problem yang sangat membutuhkan perhatian khusus , pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah proaktif untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber energi alternatif dan berkelanjutan
Untuk mengatasi permintaan energi yang semakin tinggi di masa depan dan menjaga kelestarian lingkungan, diperlukan pengembangan dan pemanfaatan sumber energi yang ramah lingkungan.Â
Beberapa sumber energi ramah lingkungan yang sudah digunakan saat ini adalah energi matahari, angin, pasang surut, ombak, geothermal, tenaga air, biomassa, dan kayu bakar. Setiap sumber energi alternatif tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Â
upaya ini adalah komitmen pemerintah untuk mencapai rasio elektrifikasi (KEN) 100% dan transisi dari bahan bakar fosil ke energi ramah lingkungan, khususnya dengan memanfaatkan tenaga biomassa untuk menghasilkan biogas. Selain itu, biodiesel juga digunakan sebagai sumber pembangkit listrik yang ramah lingkungan dan bahan bakar untuk transportasi yang ramah lingkungan
Dalam hal ketersediaan energi yang berkelanjutan, ada dua sumber energi terbarukan yang tersedia selama 24 jam, yaitu tenaga air dan ombak.Â
Pembangkit listrik tenaga air membutuhkan investasi besar dan hanya tersedia di pulau besar yang memiliki sungai. Namun, untuk pulau-pulau kecil yang dikelilingi pantai, energi dari ombak memiliki potensi untuk dimanfaatkan.
Konverter tenaga ombak harus mampu bertahan dalam kondisi ombak yang sangat ekstrem.Untuk memperkirakan kondisi tersebut, digunakanlah konverter terapung.Â
Untuk memprediksi jumlah energi yang dapat ditangkap oleh konverter, dilakukan simulasi numerik berdasarkan persamaan model matematika dalam domain waktu, baik untuk gelombang reguler maupun gelombang tidak teratur.Â
Untuk mengidentifikasi efisiensi energi yang dihasilkan oleh wave energi converter tertentu, dapat diprediksi berdasarkan model topologi transmisi hidrostatik dengan menggunakan komponen generik. Model ini digunakan untuk mengoptimalkan dimensi komponen guna mencapai efisiensi energi yang diinginkan.
Kesimpulan
Dapat kita simpulkan secara singkat dari pembahsan di atas bahwa kenaikan kebutuhan energi di masa depan tidak dapat dihindari karena pertumbuhan jumlah penduduk dan industri. Meskipun demikian, potensi energi ombak sebagai sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan belum mendapat perhatian serius.Â
Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia, namun potensi energi ombak yang ada belum dimanfaatkan secara optimal. Meskipun teknologi konverter energi ombak telah banyak dikembangkan, namun masih dalam tahap penelitian dan prototipe karena efisiensinya yang masih rendah dan pengaruh sifat non linieritas ombak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI