Mohon tunggu...
Muhammad IqbalWian
Muhammad IqbalWian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Muhammad Iqbal Wi'an Ekaputra

Memaknai hidup

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memaknai Khusyuk

12 Desember 2021   05:45 Diperbarui: 12 Desember 2021   06:34 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5.Haya (malu dan hina diri)
Malu bermakna menahan diri dari segal perbuatan keji. Rasa malu timbul karena kesadaran akan kelemahan dan kelalain dalam menjalankan kewajiban sebagai makhluq Allah SWT. Rasa Malu ini baiknya dibarengin dengan rasa cinta terhadap ibadah yang kita lakukan dan terhadap apa yang sedang kita sembah.
 
6.Haibah (takut dan kagum
Pemahaman yang mendalam terhadap kebesaran Allah SWT. akan semakin menyadarkan kita bahwa kita adalah makhluk kecil yang tidak berdaya. Dengan melihat sekitar, kita akan semakin takjub terhadap kebesaran Allah SWT.

Dalam al-Qur‟an dijelaskan beberapa pemaknaan mengenai
khusyuk, diantaranya:
a.Khusyuk diartikan dengan merendahkan suara, "diam"

يَوْمَىِٕذٍ يَّتَّبِعُوْنَ الدَّاعِيَ لَا عِوَجَ لَهٗ ۚوَخَشَعَتِ الْاَصْوَاتُ لِلرَّحْمٰنِ فَلَا تَسْمَعُ اِلَّا هَمْسًا -

Pada hari itu mereka mengikuti (panggilan) penyeru (malaikat) tanpa berbelok-belok (membantah); dan semua suara tunduk merendah kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, sehingga yang kamu dengar hanyalah bisik-bisik.

b.Khusyuk diartikan sebagai tunduk, rata

لَوْ اَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْاٰنَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَاَيْتَهٗ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗوَتِلْكَ الْاَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ -

Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir.

c.Khusyuk diartikan tunduk penyesalan di hari akhir.

وَتَرٰىهُمْ يُعْرَضُوْنَ عَلَيْهَا خٰشِعِيْنَ مِنَ الذُّلِّ يَنْظُرُوْنَ مِنْ طَرْفٍ خَفِيٍّۗ وَقَالَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ الْخٰسِرِيْنَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ وَاَهْلِيْهِمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ اَلَآ اِنَّ الظّٰلِمِيْنَ فِيْ عَذَابٍ مُّقِيْمٍ - ٤٥

Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tertunduk karena (merasa) hina, mereka melihat dengan pandangan yang lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata, “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat.” Ingatlah, sesungguhnya orang-orang zalim itu berada dalam azab yang kekal.

Sikap Khusyuk dapat diimplikasikan dalam ibadah mahdah dan ghairu mahdah. Sikap khusyuk juga dapat terwujud dengan mengkolaborasikan tiga aspek penting tadi, yaitu islam, iman, dan ihsan. Dengan kolaborasi ketiga, seseorang akan semakin yakin dalam beribadah. Keyakinan tersebut akan dibarengi oleh ketenangan yang berujung pada hadirnya khusyuk dalam ibadah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun