Bertujuan membantu konseli untuk memperoleh kesadaran atas pengalaman dari saat ke saat-nya. Menantang konseli agar menerima tanggungjawab atas pengambilan dukungan internal alih-alih dukungan eksternal.
5. Pendekatan Analisis Transaksional.
 Manusia dipandang memiliki kemampuan memilih, sehingga tujuan konseling ini adalah membantu konseli agar bebas dari scenario, permainan pikiran dan menjadi pribadi yang otonom yang sanggup memilih posisi dan menentukan kehendak ingin menjadi apa dirinya.
6. Pendekatan Tingkah Laku.
Manusia dibentuk dan dikondisikan oleh pengondinisian sosial budaya. Pandangannya deterministik, dalam arti, tingkah laku dipandang sebagai hasil belajar dan pengondisian.
7. Pendekatan Rasional Emotif.
Manusia dilahirkan dengan potensi untuk berpikir rasional, tetapi juga dengan kecendrungan-kecendrungan ke arah berpikir curang. Konseling rasional emotif bertujuan untuk menghapus pandangan hidup konseli yang mengalahkan dirinya dan membantu konseli dalam memperolah pandangan hidup yang lebih toleran dan rasional.
8. Pendekatan Realitas.
Bimbingan individual dilakukan dengan pendekatan perseorangan. Tiap orang dicoba didekati, dipahami dan ditolong secara perseorangan. Bimbingan kelompok diberikan oleh pembimbing perkelompok. Beberapa orang yang bermasalah sama, atau yang dapat memperoleh manfaat dari pembimbingan kelompok, berkumpul untuk membahas persoalannya dalam kelompok di bawah pimpinan seorang pembimbing atau terapis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H