2. Kondisi Ekonomi yang Tidak Stabil
Gen Z dan Milenial tumbuh di era ketidakpastian ekonomi yang lebih besar dibandingkan generasi sebelumnya. Dari krisis ekonomi global hingga pandemi COVID-19, banyak dari mereka yang melihat tabungan orang tua terkuras, kesempatan kerja berkurang, dan harga properti yang melambung tinggi, membuat kepemilikan rumah terasa jauh dari jangkauan. Akibatnya, mereka lebih memilih untuk menikmati uang mereka saat ini daripada menyimpannya untuk masa depan yang terasa tidak pasti.
3. Kurangnya Pendidikan Keuangan
Kurangnya pengetahuan mengenai manajemen keuangan juga menjadi penyebab utama. Banyak generasi muda yang tidak pernah diajarkan mengenai pentingnya menabung, investasi, atau bagaimana cara mengelola pendapatan dengan bijak. Akibatnya, mereka cenderung membuat keputusan keuangan yang kurang tepat, seperti mengandalkan kartu kredit atau pinjaman online tanpa mempertimbangkan kemampuan bayar.
Dampak Jangka Panjang dan Potensi Kemiskinan
Doom spending, jika tidak diatasi, bisa berujung pada masalah keuangan yang serius di masa depan. Dengan hutang yang menumpuk, tabungan yang minim, dan ketidakmampuan mengatur pengeluaran, generasi ini akan sulit mencapai stabilitas keuangan. Lebih buruk lagi, mereka bisa terperosok ke dalam siklus kemiskinan yang membuat mereka tidak mampu memiliki aset berharga seperti rumah atau investasi untuk hari tua.
Laporan dari OECD bahkan memperkirakan bahwa generasi Milenial dan Gen Z berpotensi menjadi generasi pertama yang lebih miskin dibandingkan orang tua mereka. Fenomena ini bukan hanya masalah personal, melainkan juga berdampak pada stabilitas sosial dan ekonomi secara keseluruhan.
Cara Menghindari Doom Spending
Agar tidak terjebak dalam fenomena doom spending, berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan:
1. Tingkatkan Literasi Keuangan
Pelajari cara mengelola pendapatan, menabung, berinvestasi, dan mengelola hutang. Semakin tinggi literasi keuangan, semakin bijak keputusan yang diambil.
2. Buat Anggaran Keuangan
Tentukan batas pengeluaran bulanan untuk kebutuhan, hiburan, dan tabungan. Dengan anggaran yang jelas, perilaku belanja impulsif dapat dikendalikan.
3. Berlatih Menahan Diri dari Godaan Konsumtif
Sebelum membeli sesuatu, tanyakan pada diri sendiri apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau hanya sekadar keinginan sementara.
4. Jangan Mudah Terpengaruh oleh Media Sosia
Ingat bahwa apa yang terlihat di media sosial tidak selalu mencerminkan realitas. Fokus pada tujuan finansial jangka panjang daripada sekadar mengikuti tren yang berubah-ubah.
Dengan pemahaman dan kendali diri yang lebih baik, generasi Milenial dan Gen Z bisa keluar dari perangkap doom spending dan membangun masa depan keuangan yang lebih stabil serta sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H