Mohon tunggu...
muhammad fadlullah
muhammad fadlullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya bermain bola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Mahasiswa Asistensi Mengajar 3 dalam Menerapkan Media Pembelajaran Numerasi di SDN 18 Ampenan

27 Juni 2024   09:47 Diperbarui: 27 Juni 2024   09:54 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam penerapan media pembelajaran kantong bilangan, guru mengungkapkan bahwa peserta didik menunjukkan antusiasme yang tinggi ketika diperkenalkan dengan alat peraga ini. Kantong bilangan yang terbuat dari kain flanel berwarna-warni dengan saku-saku yang mewakili nilai tempat ratusan, puluhan, dan satuan, menarik perhatian peserta didik dan memudahkan mereka dalam memahami konsep nilai tempat. Guru menjelaskan bahwa sebelum menggunakan media ini, banyak peserta didik yang kesulitan memahami konsep abstrak nilai tempat. Namun, dengan adanya representasi visual dan taktil dari kantong bilangan, peserta didik dapat dengan mudah melihat dan merasakan perbedaan antara ratusan, puluhan, dan satuan.

Lebih lanjut, guru memaparkan bahwa penggunaan kantong bilangan membantu peserta didik dalam melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan dengan lebih efektif. Peserta didik dapat memanipulasi stik atau kancing berwarna yang dimasukkan ke dalam saku-saku kantong, sehingga mereka dapat melihat secara konkret proses penambahan atau pengurangan bilangan. Hal ini membantu peserta didik memahami konsep "meminjam" dan "menyimpan" dalam operasi matematika dengan lebih baik.

Salah satu peserta didik yang diwawancarai mengungkapkan bahwa ia merasa lebih percaya diri dalam mengerjakan soal-soal matematika setelah belajar menggunakan kantong bilangan. Ia mengatakan, "Sekarang aku jadi bisa tahu angka-angka itu seperti stik di dalam kantong, jadi lebih mudah untuk dihitung." Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran kantong bilangan tidak hanya membantu pemahaman konsep, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri peserta didik dalam menghadapi persoalan matematika.

AM SDN 18 Ampenan
AM SDN 18 Ampenan

Beralih ke media pembelajaran kantong perkalian, guru menyampaikan bahwa alat peraga ini sangat membantu dalam mengenalkan konsep perkalian kepada peserta didik kelas II. Kantong perkalian yang terdiri dari serangkaian kantong yang mewakili angka 1 hingga 10, memungkinkan peserta didik untuk memvisualisasikan proses perkalian sebagai penjumlahan berulang. Guru menjelaskan bahwa sebelum menggunakan media ini, banyak peserta didik yang menganggap perkalian sebagai konsep yang abstrak dan sulit dipahami.

Dengan menggunakan kantong perkalian, guru dapat mendemonstrasikan bahwa 3 x 4 sama dengan memasukkan 4 biji atau kancing ke dalam 3 kantong yang berbeda, kemudian menghitung jumlah total biji tersebut. Metode ini membantu peserta didik memahami bahwa perkalian pada dasarnya adalah penjumlahan berulang. Guru mengamati bahwa peserta didik menjadi lebih antusias dalam mempelajari perkalian dan lebih cepat dalam menghafal tabel perkalian dasar. Seorang peserta didik yang diwawancarai menyatakan, "Aku lebih senang belajar ini soalnya kayak mainan jadi cepat hafal deh” Pernyataan ini menegaskan bahwa penggunaan media pembelajaran kantong perkalian tidak hanya efektif dalam menyampaikan konsep, tetapi juga membuat proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan mudah diingat.

Guru juga mengungkapkan bahwa penggunaan kantong perkalian membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berpikir logis dan pemecahan masalah. Mereka tidak hanya menghafal hasil perkalian, tetapi juga memahami proses di baliknya. Hal ini membuat peserta didik lebih siap dalam menghadapi soal-soal cerita yang melibatkan operasi perkalian. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Rismaini & Devita (2023), yang menyatakan bahwa setelah penerapan media kantong gambar terdapat perbedaan signifikan dari hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

AM SDN 18 Ampenan
AM SDN 18 Ampenan

Selanjutnya, penerapan alat peraga penunjuk jam dalam pembelajaran juga menunjukkan hasil yang positif dalam meningkatkan kemampuan numerasi peserta didik kelas II SDN 18 Ampenan. Guru menjelaskan bahwa konsep waktu dan pembacaan jam seringkali menjadi tantangan bagi peserta didik di tingkat dasar. Namun, dengan menggunakan alat peraga penunjuk jam yang dapat dimanipulasi, peserta didik menjadi lebih mudah memahami konsep waktu.

Alat peraga penunjuk jam yang digunakan terdiri dari replika jam dinding dengan jarum yang dapat digerakkan. Guru mendemonstrasikan cara membaca waktu dengan menggerakkan jarum jam dan menjelaskan posisi jarum pendek dan jarum panjang. Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk memanipulasi alat peraga tersebut, mencoba berbagai kombinasi waktu, dan berlatih membaca jam.

Guru mengamati bahwa penggunaan alat peraga ini meningkatkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran. Mereka tidak hanya mendengarkan penjelasan, tetapi juga terlibat langsung dalam proses pembelajaran dengan menggerakkan jarum jam dan membaca waktu. Hal ini membantu peserta didik memahami konsep waktu dengan lebih baik dan meningkatkan kemampuan mereka dalam membaca jam analog. Salah satu peserta didik yang diwawancarai mengatakan, "Sekarang aku jadi bisa membedakan jarum pendek dan jarum panjang lo. Aku juga tahu kalau jarum pendek ada di angka 3 dan jarum panjang di angka 12, itu berarti jam 3 tepat kan" Pernyataan ini menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga penunjuk jam membantu peserta didik dalam memahami konsep dasar pembacaan waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun