Salah satu garda terdepan penanganan Covid-19 yang bertugas sebagai perawat di RS Royal yaitu Ari Puspita Sari SKep Ns, gugur dalam perjuangan setelah sepekan dirawat karena terpapar Covid-19. Almarhumah meninggal pada Minggu, 18 Mei 2020 pukul 10.50 WIB dalam kondisi hamil muda berusia 4 bulan.
Kabar meninggalnya Almarhumah membuat shock pihak rumah sakit dan rekan-rekannya. Seperti terlihat dalam video yang banyak beredar sedang viral, Ari keluar dari ruangan dengan tergeletak tak berdaya diatas kasur dorong dengan terpasang ventilator di tubuhnya didorong oleh tenaga medis yang lain berpakaian APD lengkap menuju lift. Petugas media lain yang menyaksikan hanya bisa melihat dari jauh dengan haru dan sampai ada yang tergeletak lemas.
Menurut penuturan juru bicara COVID-19 RS Royal Surabaya, dr Dewa Nyoman Sutanaya SH MHKes MARS, almarhumah sakit sejak satu minggu lalu. Saat itu sang perawat merasakan salah satu gejala COVID-19 dan diisolasi di RS Royal.
Namun semakin hari karena kondisinya memburuk dan  akhirnya setelah dirawat 3-4 hari di RS Royal dirujuk ke RSAL Dr Ramelan, akhirnya pahlawan terdepan penanganan Covid-19 itu gugur beserta janin yang ia kandung berusia 4 bulan.
Sebelum kabar meninggalnya Almarhumah beredar di masyarakat, terlebih dahulu  dihebohkan video viral yang beredar di masyarakat yang memperhatikan kondisi akhir almarhumah sebelum dikabarkan meninggal dunia.
Hal ini menambah daftar panjang tenaga medis yang gugur dalam penanganan Covid-19 di Indonesia. Terdapat puluhan lainnya yang harus takluk dengan keganasan virus corona ini.
Itu semua berbanding terbalik dengan keadaan diluar rumah sakit. Saat ini masyarakat berbondong -- bondong memenuhi pusat perbelanjaan, pasar, bandara dan pusat keramaian lainnya dengan tidak memperhatikan seruan untuk sosial distancing, mereka tidak khawatir berdesak-desakan tanpa memperhatikan jarak aman, walaupun sebagian besar sudah menggunakan masker.
Kejadian itu membuat tenaga medis sempat putus asa dengan viralnya tagar #IndonesiaTerserah di media sosial belakangan ini.
Karena banyak masyarakat yang tidak memperhatikan aturan dan anjuran yang telah diberikan untuk tetap dirumah saja. Sebagai warga negara yang baik, seharusnya tetaplah memenuhi aturan yang telah ada dan pandemi ini belum berakhir, jumlah korban semakin hari semakin bertambah banyak, tenaga medis bekerja keras di garda terdepan harus mempertanyakan nyawanya dan meninggalkan keluarga dan kepentingan lainnya untuk bertugas membasmi wabah virus corona ini yang hasilnya akan dinikmati untuk semuanya.
Sungguh sangat disayangkan jika tenaga medis harus berjibaku dan bersusah payah untuk membasmi wabah virus corona agar tidak ada lagi korban jiwa namun masyarakat tidak mengindahkan perintah yang ada. Hal itu akan menambah tugas tenaga medis yang harus bekerja semakin berat karena penyebaran virus corona akan semakin mudah. Jika masyarakat tetap tidak memperhatikan perintah yang ada untuk memutus mata rantai virus corona ini akan semakin lama berakhir masa pandemi dan lah itu akan semakin lama kita akan hidup normal kembali seperti semula.
Untuk menghormati dan menghargai jasa para tenaga medis yang berjuang penuh  di garda terdepan penanganan Covid-19, sebagai masyarakat harus lah tetap dirumah saja jika tidak mendesak tidak perlu untuk keluar dan jika terpaksa untuk keluar tetaplah mematuhi protokol kesehatan yang ada dengan menggunakan masker dan menjaga jarak aman antara satu sama lain. Stay at home and stay safe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H