Mohon tunggu...
Muhammad AlFajri
Muhammad AlFajri Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Semoga bisa berguna

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Beberapa Tantangan di Era Baru Komunikasi pada Masa Pandemi

9 Juli 2021   09:18 Diperbarui: 9 Juli 2021   09:33 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah pandemi yang terjadi saat ini, kata new normal menyeruak ke permukaan dan beresonansi dalam perbincangan warga. Apakah pandemi sudah berakhir sehingga kita masuk ke era normal baru? Tentu saja tidak. Kita masih harus bekerja keras menangani covid-19. Kita belum bisa memastikan kapan wabah ini sirna. Seluruh negara di dunia sedang mencari cara untuk mengembalikan kehidupan normal umat manusia. Lantas, apa normal baru yang dimaksudkan?

New normal adalah paradigma berpikir dan berperilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal. Namun, ditambah dengan menerapkan protokol kesehatan, guna mencegah terjadinya penularan covid-19. Artinya, ini menjadi cara kita mengadaptasi pandemi dengan membuat diri lebih 'nyaman' di tengah ketidakpastian. Selama pandemi, kita merasakan dunia yang tak seperti biasanya. Selain adanya gerakan kesadaran bersama untuk tinggal di rumah saja, juga memperlihatkan kian nyatanya kebutuhan ekosistem komunikasi berbasis teknologi komunikasi. Dalam era ini, sebagian aktivitas bisa dilakukan secara digital atau virtual, Pemerintah menyebutnya dengan istilah WFH (Work From Home). Sebagai contohnya,  mahasiswa bisa belajar di rumah tanpa harus ke kampus melalui aplikasi yang telah disediakan. Cukup dengan alat kerja berupa laptop atau gedget dan koneksi internet di rumah, mereka bisa dengan mudah mengerjakan semua tugas. Lalu, bagaimana dengan agenda pertemuan penting? Tenang, karena saat ini sudah banyak teknologi aplikasi yang memungkinkan komunikasi secara virtual dengan mudah seperti menggunakan aplikasi  zoom meeting , google meet dan masih ada yang lainnya.

Bukan hanya itu, dalam memasuki era new normal ini  lanskap komunikasi juga turut dihadapi dengan tantangan baru yaitu perkara hoaks, perubahan perilaku audiens, hingga persaingan untuk memperoleh atensi menjadi kian kompleks. Para pegiat komunikasi publik, maupun private sector di bidang Hubungan Masyarakat (humas) pun perlu berbenah diri. Apalagi, ada begitu banyak disrupsi yang saat ini terjadi.

Dewan Pers mencatat, 79% dari 47 ribu media di Indonesia merupakan media abal-abal. Hal ini kian mempersulit kita untuk mensosialisasikan konten positif. Dengan begitu masyarakat harus berhati hati dalam mencerna informasi yang di beritakan oleh media abal abal, jangan langsung percaya terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya. humas harus mengadopsi era normalisasi yang baru ini. Ia harus beradaptasi dengan cara-cara baru, lanskap baru, dan strategi yang baru. Humas harus mahir dan cakap dengan situasi saat ini.

Karena Pandemi Covid-19 masih belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir. Sebagai bentuk kepedulian, sebaiknya kita tetap di rumah saja untuk memutus mata rantai penularan virus corona. Kecuali bagi orang-orang yang memang harus keluar rumah karena memiliki urusan, tentunya tetap wajib mengikuti protokol kesehatan. Selagi di rumah, tentu kita merasakan perbedaan kebiasaan dengan tempat kita melaksanakan aktivitas sebelumnya, misalnya kerja, kuliah, dan sekolah. Alih-alih melakukan kegiatan produktif, kita malah banyak menghabiskan waktu untuk bersantai dan rebahan. Untuk menghindarinya kita harus melakukan kegiatan yang positif, yaitu dengan membuat planning, berkarya dari rumah  dan rutin berolahraga.

Dan di era digital seperti sekarang ini, arus informasi yang nggak terbendung nggak cuma memberi dampak positif tapi juga membawa dampak negatif, salah satunya yakni tersebarnya hoax atau berita bohong baik karena disengaja atau karena kesalahpahaman. Adanya hoax selalu memperkeruh suasana, apalagi di tengah pandemi coronavirus seperti yang terjadi saat ini. Pandemi coronavirus sendiri udah jadi satu masalah serius yang membuat masyarakat khawatir, bayangkan kalau ditambah berita-berita hoax, Mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk bekal kita waspada, itu penting. Tapi kebenarannya juga harus dipastikan agar kita bisa mengambil langkah dengan tenang. Dalam mengolah onformasi kuga kita harus lebih cermat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun