Dewasa kini Indonesia sedang mengalami banyak masalah, baik itu masalah internal dan external. diluar masalah eksternal masalah internal yang dialami Indonesia sangat mengkhawatirkan, dibarengi dengan masalah covid dan ekonomi ada masalah yang lebih rumit dari itu, yaitu masalah krisis identitas.Â
Krisis identitas di Indonesia a sangat memilukan, yang dikenal Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas islam terbesar dunia dan juga jejak historis Indonesia yang dipandang ramah, sopan, santun dan mudah senyum seketika hilang dengan adanya masalah krisis identitas ini.
Survei Microsoft terkait "Civility, Safety, and Interactions Online 2020" menyebutkan netizen alias warganet Indonesia paling tidak sopan di ASEAN. Hasil ini dirilis bersamaan dengan temuan dari Digital Civility Index ( DCI) 2020. Dari survey ini sudah membuktikan bahwa masalah krisis identitas di Indonesia benar benar adanya.
 Indonesia merupakan negara kedua sebagai penyumbang sampah plastik terbesar di dunia setelah Cina. Sampah plastik yang dihasilkan Indonesia sebesar 187,2 juta ton (Jambeck, 2015).Â
Padahal, sampah plastik merupakan sampah yang dapat mencemari lingkungan karena plastik merupakan bahan yang sulit terdegradasi. diikuti dengan masalah plastik yang mencemari lingkungan Indonesia pun di peringkat kedua teratas , sungguh sangat menyedihkan.
Krisis identitas yang dialami Indonesia seperti penistaan islam di mata dunia. Masalah moral yang terjadi di media sosial seakan - akan orang Indonesia adalah orang yang paling munafik di asia tenggara. Murah senyum dan ramah ketika bertemu secara langsung tetapi di dunia maya  netizen Indonesia membuka topengnya dan menjadi tidak sopan serta kasar yang tidak mencerminkan orang yang beragama islam.Â
Masalah sampah plastik sebagai pencemar lingkungan pun sangat miris, dimana yang seharusnya Indonesia sebagai pemegang terbesar identitas umat Islam seperti menodai identitasnya dan menistakan islam secara tidak langsung. Islam yang seharusnya sangat peduli dengan kebersihan dan bahkan sebagian iman berasal dari kebersihan seketika seperti putar balikan dengan adanya masalah ini.
Intelektual profetik adalah dua kata yang benar - benar diperlukan untuk ditanamkan kepada jiwa umat islam di Indonesia saat ini. Intelektual yang memiliki makna cerdas yang berdasarkan ilmu pengetahuan, dan juga profetik  yang berarti sifat - sifat kenabian yang tidak jauh dari  baiknya moral, harus benar - benar dimiliki oleh setiap muslim di Indonesia, untuk melawan  masalah - masalah ini dan menghadapi masalah yang akan terjadi kedepan.Â
Dengan Intelektualitas kita bisa membuat teknologi guna menggantikan  plastik yang lebih ramah lingkungan, dan dengan profetik kita bisa memperbaiki moral dan menggunakannya dimana saja.
Penanaman jiwa intelektual dan profetik secara masal terhadap setiap muslim di Indonesia tentu bukan hal yang mudah, tidak seperti menyalin data secara digital. Penamaman ini perlu dedikasi yang sangat tinggi di mulai dari orang yang mempunyai pengaruh tinggi di negara ini.Â
Peran - peran penanaman dua kata ini harus diterapkan oleh para orang yang mempunyai kekuatan dalam ucapannya yang tentunya sangat didengaroleh khalayak.Â
Pejabat, pemuka agama, dan orang tua perlu terlibat dalam peran menanamkan dua kata ini, sebab mereka semua punya kekuatan ucapan yang sangat berpengaruh. Ketika hal ini sudah dilakukan secara maksimal maka sedikit demi sedikit dengan proses stabil warga Indonesia khususnya umat muslim akan memiliki keunggulan ilmu dan keanggunan moral yang mampu mereformasi krisis indentitas yang dialami Indonesia saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H