Mohon tunggu...
MUHAMMAD AKBARZIDANE
MUHAMMAD AKBARZIDANE Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang aktif dalam bidang copy writing

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Strategi dan Solusi dalam Menghadapi Tantangan Konflik Kerja dan Kesejahteraan Keluarga Sandwich

26 April 2024   23:12 Diperbarui: 26 April 2024   23:17 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dahulu semua orang masih berada dizaman yang mana semua hal masih bisa dikatakan mudah didapatkan, misalnya saja dalam hal makanan ataupun barang yang semuanya masih dapat dijangkau, sekarang kita berada dizaman yang mana semua sandang, pangan dan papan sangat mahal bagi kebanyakan orang yang tidak memiliki gaji yang besar. 

Hal ini dapat menjadi sebuah permasalahan yang cukup serius bagi sebuah keluarga yang memiliki banyak anggota keluarga karena pastinya akan membutuhkan pengeluaran yang lebih banyak. Beda lagi dengan keluarga yang jika sudah memiliki anak yang menghasilkan pendapatan, terkadang orang tua menjadi lupa akan tanggung jawabnya dan lebih mengandalkan seorang anak yang membiayai keperluan rumah.

Generasi sandwich  seringkali dihadapkan akan berbagai tuntutan yang mengharuskan mereka untuk bergabung dalam angkatan kerja. Beban yang dirasakan oleh seseorang yang menjabat dengan nama generasi sandwich bukanlah hal yang mudah bagi mereka, karena terkadang mereka dipaksa untuk lebih mementingkan orang lain dibandingkan kesenangan atau kepentingan dirinya sendiri. Posisi generasi sandwich yang terjepit dan menjadi penopang utama generasi lainnya merupakan sebuah implikasi dari masa bonus demografi yang terjadi.

Generasi sandwich adalah individu yang terhimpit antara dua generasi dengan rentang usia 50-60 tahun, dengan orang tua yang menua, anak, bahkan cucu. Biasanya, fenomena generasi sandwich terjadi dalam keluarga dengan pendapatan yang terbatas.

 Generasi sandwich ini perlu mencari pendapatan yang memadai untuk mendukung keluarga mereka, termasuk kebutuhan dasar seperti pembayaran utang, biaya kesehatan, dan pendidikan anggota keluarga, sambil juga memenuhi kebutuhan pribadi mereka. Peran ganda yang dijalankan oleh generasi sandwich dapat berimplikasi pada penurunan kesehatan peningkatan stres, dan ketidakmampuan untuk menemukan keseimbangan dalam hidupnya.

Generasi sandwich berisiko mengalami dampak negatif dari pertentangan peran yang mereka hadapi. Konsekuensi dari pertentangan ini dalam konteks keluarga mencakup konflik hubungan, tantangan, stres, yang bisa mengarah pada absensi dalam kehidupan keluarga, masalah kesehatan terkait stres, dan kesulitan dalam menyeimbangkan tuntutan pekerjaan dan keluarga. 

Di Indonesia, generasi sandwich menghadapi tantangan unik karena harus memperhatikan kebutuhan dua generasi yang berbeda, yaitu anak-anak/ remaja dan lansia. keberadaan generasi sandwich di Indonesia adalah dalam hasil survei yang dilakukan oleh Jakpat pada tahun 2020, menunjukkan hasil bahwa tercatat 48% masyarakat Indonesia merupakan generasi sandwich (JAKPAT 2020), dengan jumlah 48% dari data tersebut di antaranya berusia 20-29 tahun.

Konflik kerja dan kesejahteraan keluarga sandwich, yang terjadi ketika seseorang merawat baik anak-anaknya maupun orang tua mereka, memerlukan strategi dan solusi yang cermat. Salah satu pendekatan adalah dengan menetapkan batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Ini bisa melibatkan pembagian waktu yang tepat, delegasi tugas, dan komunikasi terbuka dengan atasan dan keluarga. 

Selain itu, mencari dukungan dari komunitas atau jaringan sosial dapat membantu mengurangi tekanan dan memberikan sumber daya tambahan. Di sisi lain, perusahaan juga perlu mempertimbangkan kebijakan yang mendukung keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi, seperti fleksibilitas jadwal dan dukungan untuk program perawatan keluarga. Dengan pendekatan yang holistik dan kerjasama antara individu, keluarga, dan tempat kerja, tantangan konflik kerja dan kesejahteraan keluarga sandwich dapat diatasi secara efektif.

Situasi tekanan yang dihadapi oleh keluarga sandwich dapat menimbulkan berbagai macam konflik. Namun, dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pembagian peran, tugas, dan komunikasi terbuka di dalam keluarga, dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya gesekan antar anggota keluarga. Selain itu, menetapkan batasan yang jelas antara generasi yang berbeda dalam keluarga juga penting untuk mencegah konflik yang disebabkan oleh ketergantungan yang berlebihan.

Dikutip dari Jurnal Yeyeng (2023) dilakukan beberapa wawancara  salah satunya adalah Sarmila, jurusan Ilmu hukum, belum menikah, bekerja sebagai barista part time di salah satu cafe di Jalan Pettarani yang terpaksa menjadi generasi sandwich karena ayahnya yang sudah tidak lagi produktif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun