Mohon tunggu...
Syukron Albusta
Syukron Albusta Mohon Tunggu... Wiraswasta - www.dokterspiritual.blogspot.com

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. _Pramoedya Ananta Toer_

Selanjutnya

Tutup

Money

Larang-Larang Ekspor CPO, Untung atau Rugi?

12 Mei 2022   10:37 Diperbarui: 12 Mei 2022   10:42 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini bagi petani sawit tentu bukan lah sesuatu hal yang mengembirakan, setelah ada kebijakan pemerintah mengenai pelarangan ekspor CPO. Petani sawit kehilangan gairah untuk mengurus kebunnya, ditambah segala perawatan kebun sawit meningkat, harga pupuk dan racun rumput  yang melonjak. Naiknya harga pupuk dan racun rumput tidak berfluktuasi, sedikit lucu.

Petani bukan saja menjadi korban harga, tetapi juga korban kebijakan. Jerih payah dan keringat yang menetes hanya dibalas  dengan kebijakan dan aturan yang membuat jerih payah mereka tidak ada artinya. Para petani tidak mengerti kebijakan tetapi hanya melaksanakan kebijakan. Entah itu menguntungkan atau tidak.

Solusi yang tepat dan jitu dari pemerintah sangat diharapkan. Kebutuhan minyak goreng sudah seharusnya memenuhi dan harganya terjangkau bagi masyarakat. Analisa saya tidak kalah dengan apa yang terjadi dari dampak pelarangan ekspor CPO,  persoalan menurunkan harga minyak goreng belum efektif. 

Saya pernah membayangkan, petani itu jangan sampai mereka sejahtera, nanti kalau mereka sejahtera lebih kaya dari kolomerat, ini adalah dosa. Gimana nantinya kalau para petani kaya raya lalu siapa yang bekerja? Hehe

Itukan hanya selintas pikiran saja,  pemerintah tentu bukan lah demikian. Jangan ngomongin pemerintah saja tanpa memberikan solusi. Kita sekarang sudah diujung tanduk, hati-hati dengan kata. Kalau mau nyindir tidak usah dengan cara halus, cara yang kasar terkadang mallah lebih terhormat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun