Hari ini bagi petani sawit tentu bukan lah sesuatu hal yang mengembirakan, setelah ada kebijakan pemerintah mengenai pelarangan ekspor CPO. Petani sawit kehilangan gairah untuk mengurus kebunnya, ditambah segala perawatan kebun sawit meningkat, harga pupuk dan racun rumput  yang melonjak. Naiknya harga pupuk dan racun rumput tidak berfluktuasi, sedikit lucu.
Petani bukan saja menjadi korban harga, tetapi juga korban kebijakan. Jerih payah dan keringat yang menetes hanya dibalas  dengan kebijakan dan aturan yang membuat jerih payah mereka tidak ada artinya. Para petani tidak mengerti kebijakan tetapi hanya melaksanakan kebijakan. Entah itu menguntungkan atau tidak.
Solusi yang tepat dan jitu dari pemerintah sangat diharapkan. Kebutuhan minyak goreng sudah seharusnya memenuhi dan harganya terjangkau bagi masyarakat. Analisa saya tidak kalah dengan apa yang terjadi dari dampak pelarangan ekspor CPO, Â persoalan menurunkan harga minyak goreng belum efektif.Â
Saya pernah membayangkan, petani itu jangan sampai mereka sejahtera, nanti kalau mereka sejahtera lebih kaya dari kolomerat, ini adalah dosa. Gimana nantinya kalau para petani kaya raya lalu siapa yang bekerja? Hehe
Itukan hanya selintas pikiran saja, Â pemerintah tentu bukan lah demikian. Jangan ngomongin pemerintah saja tanpa memberikan solusi. Kita sekarang sudah diujung tanduk, hati-hati dengan kata. Kalau mau nyindir tidak usah dengan cara halus, cara yang kasar terkadang mallah lebih terhormat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H