Mutualitas, musyawarah dan interaksi lintas budaya sangatlah penting untuk pertukaran pendidikan internasional sebagai instrumen diplomatik. Dalam diplomasi publik, komponen mutualitas mengacu pada gagasan proses komunikasi atau dialog. Komponen musyawarah menunjukkan bahwa pertukaran pendidikan internasional dapat dikelola dan dibentuk untuk melayani kepentingan tertentu, hal ini sangat penting untuk mencapai tujuan diplomatik bagi pemerintah. Akhirnya, pertukaran pendidikan internasional pastinya memerlukan interaksi lintas budaya, yang tidak diragukan lagi merupakan instrumen yang kuat untuk mendapatkan pemahaman yang jelas, netral dan tidak memihak.
- Peran Pertukaran Pendidikan Internasional Dalam Diplomasi Publik
Pertukaran pendidikan internasional diklaim sebagai cara untuk meningkatkan citra suatu negara dan untuk mengarahkan kebijakan luar negerinya ke arah yang menguntungkan. Dalam hal ini, pertukaran siswa dipilih agar mereka mampu memahami negara tuan rumah dan mengembangkan simpati dengan sistem politik, budaya dan nilai-nilainya (de Wit, 2002: 85).Â
Juga dikatakan bahwa pertukaran adalah cara paling nyata bagi pemerintah untuk mengembangkan hubungan yang stabil dan tahan lama dengan publik asing, yang juga akan bekerja untuk keberhasilan implementasi kebijakan luar negeri (Potter, 2002:8; Finn, 2003: 10). Program pertukaran dianggap sebagai cara paling sukses untuk mengembangkan citra tiga dimensi negara tuan rumah, yang berbicara sendiri tentang cita-cita, nilai-nilai inti, dan keyakinannya ketika dialami langsung oleh mahasiswa internasional; hal ini akan menciptakan persepsi yang lebih komprehensif dan tidak berprasangka tentang dinamika ekonomi, politik dan sosial negara tuan rumah.
Dalam konteks diplomasi publik, semakin akurat suatu negara dipahami oleh negara lain, semakin baik pesan yang akan dikomunikasikan dan diinterpretasikan di negara lain. Jika kita kembali ke konsep tiga dimensi diplomasi publik Mark Leonard, itu berarti bahwa dimensi pertama dan kedua, yaitu proses komunikasi jangka pendek dan menengah, akan sangat diuntungkan dari pemahaman yang lebih baik yang dihasilkan oleh pertukaran pendidikan internasional. Pada tingkat implementasi kebijakan luar negeri, pemahaman yang lebih baik menciptakan lingkungan yang mendukung karena gesekan lintas budaya berkurang.
- Contoh Program Pertukaran Pelajar di Indonesia
Program pertukaran pelajar saat ini dapat diikuti dengan mudah. Seiring dengan berkembangnya jaman, kini banyak fondasi yang peduli terhadap pendidikan para pemuda di setiap bangsa yang akhirnya menciptakan berbagai macam program untuk menyalurkan proses pertukaran pelajar demi berkembangnya generasi muda. Berikut adalah program pertukaran pelajar yang dapat diikuti :
- Bina Antarbudaya, The Indonesian Foundation for Intercultural Learning, didirikan di Indonesia pada tanggal 2 Mei 1985 oleh Taufiq Ismail, Tanri Abeng, Irid Agoes, Kartono Mohamad dan Sophie Gunawan Satarie (Alm). Bina Antarbudaya adalah partner dari AFS Intercultural Program di Indonesia dan berkantor pusat di New York City, Amerika Serikat serta memiliki partner di 60 negara di dunia. Program AFS adalah program pertukaran pelajar dengan pilihan negara tujuan dan durasi yang beragam. Program Bina Antarbudaya memberikan kesempatan kepada para pelajar Indonesia untuk mendapatkan pengalaman pembelajaran antarbudaya dan pendidikan global melalui berbagai program pertukaran internasional yang terlaksana melalui kerjasama dengan mitra-mitra internasional.
- Indonesia – Malaysia Youth Exchange Program (IMYEP). Program ini diperuntukkan untuk pemuda-pemudi Indonesia yang siap secara fisik dan mental yang berusia 23-28 tahun. Program ini diadakan sebagai bentuk penguatan kerja sama antara Indonesia dan Malaysia. Program IMYEP berdurasi selama 14 hari, yang mana terdiri dari fase Malaysia dan fase Indonesia. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi homestay, workpalcement, courtesy call dan cultural performance.
- YFU Indonesia Intercultural Exchange Programs. YFU merupakan singkatan dari Youth For Understanding. Organisasi YFU telah berdiri sejak tahun 1951. Program yang ditawarkan oleh organisasi ini ada tiga macam. Pertama, yaitu Program Year (PY) yang dikhususkan untuk remaja berusia 15-17 tahun atau siswa menengah atas. Durasi dari PY adalah satu tahun. Kedua, Community College Program (CCP). Program ini adalah program untuk siswa yang baru saja lulus SMA dan ingin merasakan kuliah di luar negeri. Sistemnya, peserta program exchange ini akan berkuliah di sebuah Community College di Amerika Serikat selama dua tahun. Terakhir, Summer Program, berlangsung selama empat minggu. Program hanya berlangsung selama 4 minggu atau musim panas.
- Dampak Bagi Negara Asal Mahasiswa
Program pertukaran pelajar memiliki dampak yang baik bagi negara asal mahasiswa yang mengikuti program. Salah satu dampaknya adalah meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Para Mahasiswa yang belajar diluar negeri melalui program pertukaran nantinya Ketika lulus diharapkan Kembali ke Indonesia dan mengajarkan ilmu yang mereka miliki kepada generasi muda.Â
Fenomena umum bagi mahasiswa yang lulus dari program pertukaran pelajar adalah menjadi pebisnis, pengusaha, pendiri perusahaan dan star up, serta mendirikan UKM-UKM sehingga meningkatkan pendapatan dan taraf ekonomi bangsa Indonesia. Kemudian para alumni program pertukaran pelajar juga menjadi tenaga ahli diberbagai bidang seperti teknologi dan informasi, kesehatan, pemberdayaan masayarakat, hingga pertahanan dan keamanan.
Kemudian selama belajar, para mahasiswa yang mengikuti program pertukaran pelajar juga mengenalkan budaya daerah asalnya baik kepada rekan-rekanya yang berasal dari penjuru dunia, maupun kepada negara tempat dia belajar. Sehingga memunculkan stigma positif untuk berwisata dan membeli produk dalam negeri negara Indonesia.Â
Hal ini tentunya berdampak baik bagi pendapatan daerah dan pendapatan nasional. Selain itu para alumni program pertukaran pelajar juga dapat mengenalkan sistem pembelajaran di negara tempatnya belajar sehingga dapat memodernisasi pendidikan bangsa Indonesia sampai kepelosok paling ujung wilayah di perbatasan. Hasilnya usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi semakin dekat untuk tercapai.
Diplomasi publik yang merupakan bagian dari soft power merupakan salah satu upaya diplomasi yang pada saat ini banyak digunakan oleh negara-negara di dunia untuk menyebarkan pengaruh, citra, nilai, budaya dan pemikiranya. Diplomasi public dijalankan secara terbuka dan menekankan pada hubungan government to people terutama yang diangggap sebagai pemimpin masa depan (future leaders) di negaranya. Yang dimaksud sebagai future leaders disini adalah para mahasiswa yang menjadi bagian dalam program pertukaran pelajar yang dididik untuk menjadi agen budaya dan memimpin diplomasi publik kepada masyarakat umum di negaranya.
Pertukaran pelajar menjadi hal yang sangat efektif untuk menyenarkan nilai, budaya, pengaruh dan citra pada negara yang ditargetkan, sehingga banyak negara yang melakukannya. Hal itu terjadi karena para alumni dari program pertukaran pelajar  tersebut ikut menyebarkan pengaruh, nilai, budaya dan citra positif negara penyelenggara berdasarkan pengalaman, wawasan dan peristiwa yang dialaminya pada saat mengikuti program tersebut.Â